Skip to content

Bukan Pelit !

Dalam bulan Mei ini rasanya sedang banyak cobaan dalam bidang finansial. Semoga aja langkah terakhir yang kami ambil adalah langkah yang terbaik.

Di pertengahan bulan ada tante yang butuh pinjaman uang Rp 2 juta. Karena memang sedang tidak ada uang, kami terpaksa bilang apa adanya, dalam arti tidak bisa meminjami. Untuk mencarikan pinjaman pun kami tidak berani. Resiko tidak siap mengembalikan dalam waktu dekat. Apalagi jaminan dari tante cuma “nanti kalo dapat arisan aku kembalikan”.

Belum genap seminggu dari request-nya si tante, ada berita baru yaitu ibu mertua masuk rumah sakit dan harus operasi perut karena ada tumor di kandungannya. Oh my God…. cobaan apa lagi. Hari terakhir ibu mertua mau meninggalkan rumah sakit, kakak-kakak ipar disana ngajakin patungan. Ya, otomatis harus mau, apalagi kami tidak bisa datang ke Biak. Jadi hanya itu sementara bentuk bakti kami.

Nah… mungkin seandainya request tante dulu kami penuhi dengan mencarikan donatur, rasa-rasanya bakalan saya pusing ketika membutuhkan dana untuk ibu mertua. Ya.. akhirnya saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga tante mendapatkan jalan lain, sedangkan dana yang kami kirimkan ke ibu mertua bisa menjadi berkah untuk semuanya.

Masalah finansial memang masih saya alami. Karena passive income belum tercapai, hehehe… masih dalam proses menuju kesana πŸ™‚ . Untuk itulah saya dan suami harus bijak bagaimana mengaturnya. Demikian pun kami harus memikirkan masa depan kami.

Selama ini, disaat kami kepepet banget butuh uang, mengajukan pinjaman kesana-kemari tak pernah ada hasil. Saya sampai punya kesimpulan bahwa begitu sulitnya saya pinjam uang kepada orang lain, tapi begitu mudahnya orang mengajukan pinjaman kepada saya. Entah sudah berapa kali hampir tiap bulan ada SMS, “mba win tolong saya dipinjami uang 500ribu – 1 juta nanti dikembalikan tanggal sekian”. Saya kasih atau tidak ? Tergantung kondisi finansial saya saat itu πŸ™‚ .

Gaji dan penghasilan kami di luar gaji, sebagian sudah kami investasikan dalam bentuk unit link, asuransi dan tabungan berencana. Dengan demikian, tidak bisa diutak-atik untuk diambil sewaktu-waktu. Kenapa kami investasikan kesana? Karena antara lain bahwa selama ini kami harus hidup sendiri, dalam arti mencari biaya hidup sendiri, banting tulang sendiri, tidak pernah melibatkan keluarga besar kami. Di masa depan, ketika terjadi apa-apa dengan saya dan suami saya, secara finansial siapa yang akan bertanggung jawab atas anak kami. Sedangkan ke depannya anak kami butuh biaya yang tidak sedikit. Tak cukup hanya mengandalkan menabung yang pada akhirnya diambilin lewat ATM πŸ˜€ .

Jadi, kami hanya ingin dunia tahu bahwa kami tidak pernah pelit. Kami hanya sedang mempersiapkan masa depan kami sekeluarga. Karena kami sadar bahwa kami tak mungkin menggantungkan diri pada orang lain, meskipun itu keluarga sendiri. Doakan kami segera mencapai passive income sehingga bisa berbagi dengan Anda-Anda yang membutuhkan uluran tangan kami πŸ™‚ πŸ™‚ . AMIN.

money_money

5 thoughts on “Bukan Pelit !”

  1. Selamat pagi wiwin, pemikiran yang cerdas ! saya setuju karena Tuhan tidak akan merubah nasib mnausia kalau manusia itu sendiri tidak mengupayakannya, itulah hidup dari berbagai persoalan yang disodorkan kita harus memilih. Sekedar share sayapun sering mengalami seperti yg wiwin alami, dan saya harus memutuskan tentunya yg tidak merugikan keluarga inti dulu, karena kita sebagai kemudi keluarga kecil kita jangan sampai tenggelam dan mempunyai masa depan yg gemilang. Terima kasih share yang menarik, Sukses untuk Wiwin.

    Regards, agnessekar.com

  2. Selamat pagi juga Bu Agnes,
    Sebenarnya bukan pemikiran saya cerdas, tapi karena menyikapi pengalaman hidup aja sih, Bu. Barangkali bnyk makan asam garam kehidupan bisa bikin kita cerdas ya ? Hehe…whatever lah..
    Thanks for visiting ya, Bu πŸ™‚ πŸ™‚

  3. Assalaamualaikum mbak win,
    Alhamdulillah yaa Mbak Win dah punya pemikiran kedepan seperti itu. Seandainya masyarakat Indonesia punya pemikiran n pemahaman seperti itu.., tentu banyak bermanfaat juga bangsa ini. Coba saja renungkan lagi…kalau setiap keluarga2 di Indonesia sudah mempersiapkan masa depan keluarganya, baik dari segi kesehatan keluarga,pendidikan anak, investasinya, dana pensiun, dll nya, seperti mengambil manfaat dari tabungan investasi asuransi, InsyaAlloh masyarakat Indonesia masa depannya lebih terjamin…& semakin sejahtera…., masalah kemiskinan/finansial banyak berkurang…, bener ga mbak ?
    Seandainya setiap insan memikirkan 5 perkaranya sebelum datangnya 5 perkara…..
    Sehat sebelum sakit
    Muda sebelum tua
    Kaya sebelum miskin
    Lapang sebelum sempit
    dan…
    Hidup sebelum mati
    InsyaAlloh dapet kehidupan yg lebih baik, berkualitas, sehat, bahagia & sejahtera. Apalagi bagi kita orang muslim.., wajib memikirkan n mempersiapkannya untuk diri kita sendiri, keluarga kita, maupun ahli waris kita.
    Apa yang bisa kita lakukan yg terbaik selagi Muda, sehat, lapang, kaya dan masih di kasih Hidup sama Alloh SWT ?
    Buat yang belum memikirkannya & mempersiapkannya…, tidak ada kata terlamabat untuk itu…
    Sukses buat perencanaan keuangan & masa depan mbak win.
    Wassalam,
    Amalia

  4. Mba Lia, pengalaman masa kecil krn kondisi keluarga bapak ibuku serta melihat sikon masa kini, itulah yang membuka mataku untuk memikirkan masa depan. Ga mungkin lah aku hanya menerima apa adanya sekarang. Coz aku punya anak, dia adalah anak masa depan yang mana aku tidak akan pernah tahu seperti apa masa depan nanti. Jadi sementara ini ya baru persiapan finansial yang bisa aku berikan. Meski kalo diitung2 belumlah seberapa hehehehe…
    .-= WiwinΒ΄s last blog ..Bukan Pelit ! =-.

  5. Pingback: Tweets that mention Where I share about… Β» Bukan Pelit ! -- Topsy.com

Leave a Reply to Wiwin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *