Skip to content

Bukan Beruntung, tapi karena Tekun

Saya tidak mengerti kenapa saya ditakdirkan bekerja dengan Boss saya ini. Dulu saya cuma punya cita-cita pengin bekerja di perusahaan yang computerized dan berbahasa asing (Inggris). Sudah tercapai. Tapi saya tidak pernah bercita-cita punya boss yang begini yang begitu.

Ternyata oh ternyata, boss saya orang Belanda. Kebetulan punya istri orang Jawa. Lambat laun sifatnya memang ada yang “njawani” tapi sifat aslinya juga tetap ada.

Bekerja dengan beliau, entah kenapa chemistry-nya dapat. Sampai-sampai sering terlintas di pikiran saya dan pernah saya obrolkan dengan suami juga bahwa sepertinya seumur hidup beliau, saya akan menjadi tangan kanannya. Bukan karena saya tidak ingin cari pengalaman baru di tempat lain, tapi karena saya tahu bahwa beliau sudah cocok bekerjasama dengan saya. Berapa kali saya ingin cari pengalaman di tempat lain, tetapi selalu tidak jadi. Mungkin, ini mungkin lho ya, akan sulit bagi beliau bekerja dengan pengganti saya yang tentunya musti ditraining sejak awal.

Satu hal yang saya pelajari dari beliau bahwa saya tidak boleh mudah menyerah. Untuk mendapatkan sesuatu, saya harus berusaha sampai semaksimal mungkin. Seringkali saya juga merasa heran, bila ada tugas dari beliau yang tadinya saya rasakan begitu berat, tapi ternyata last minute saya berhasil juga 🙂

Dua tahun terakhir ini beliau memberi saya pekerjaan baru yang dulu-dulunya sangat saya hindari, karena saya memang tidak punya background pendidikan disitu. Yaitu menjadi financial controller, yang mengerjakan laporan keuangan sampai siap diaudit. Oh my God…. Satu tahun pertama adalah “penderitaan” buat saya 🙁 . Fiuhhhh… rasanya mau nangis ketika debit-kredit tidak balance :-))))) . Tapi alhamdulillah, memasuki tahun kedua saya sudah semakin lancar. Insyaallah per closing tahun ajaran 2010-2011 ini saya sudah jauhhhhh lebih lancar 🙂

Nah.. itu, si Boss selalu memberikan tantangan-tantangan kepada saya. Ya, seberat apa pun harus saya jalani dan syukuri. Saya yakin itu menjadi bekal saya juga di masa depan nanti.

Oiya saya selalu ingat beliau pernah bilang begini: “Wiwin, Anda bukan orang yang beruntung, tetapi Anda orang yang tekun”.

2 thoughts on “Bukan Beruntung, tapi karena Tekun”

  1. Kita memang sedikit banyaknya dapat belajar dari orang – orang seperti boss mbak Wiwin, etos kerja mereka yang tinggi membuat segala yang mereka kerjakan sepertinya mudah dan gak bertele – tele. Etos mereka salah satunya adalah Nothing is Impossible, karena mereka tidak mengenal kata – kata tidak mungkin inilah yang perlu kita ambil positifnya dari mereka.

    Saya suka sekali dengan quote dari bossnya mbak wiwin, bahwa anda bukan beruntung tapi karena tekun. Banyak orang Indonesia selalu merasa diri mereka beruntung ketika mendapatkan posisi tertentu dalam pekerjaan, namun mereka tidak sadar berkat ketekunannya lah yang mengantarkan mereka mendapatkan posisi tersebut.

    Semoga sukses dengan nyusun anggarannya mbak win ^_^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *