Lompat ke konten
Home » Lifestyle » Sistem Ranking Masih Ada

Sistem Ranking Masih Ada

  • oleh

Di sekolahnya Satria masih ada sistem ranking. Dan ternyata dari 4 kelas yang ada itu pun dibuat ranking. Misal kelas 4A adalah tempatnya anak-anak paling pinter, yang rankingnya tinggi-tinggi; sedangkan kelas 4C adalah tempatnya anak rata-rata. Trusss… di dalam kelas masing-masing pun masih dibuat ranking. Bila pas kenaikan kelas ternyata rankingnya di bawah, bisa-bisa turun kelas.

Pas tahu ada seperti itu, duhh.. rasanya gimanaaa gitu. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur sekolah disitu. Jadi, walau kadang-kadang bikin galau, sebisa mungkin kami tidak terlalu memikirkan hal itu. Kami ambil sisi positifnya saja dan kembali ke tujuan awal kami memasukkan Satria sekolah disana. Simpel.

Hari Minggu 14 Oktober 2012 kemarin kami para orang tua diundang ke sekolah. Setelah acara pengajian, seperti biasa kami masuk ke kelas anak masing-masing. Beruntunglah saya, wali kelas Satria bukan tipe guru yang ngejar nilai akademik semata sehingga apa yang beliau sampaikan cukup melegakan hati kami. Dan supaya soal ranking ini tidak mempengaruhi anak, saya sering ajak ngobrol Satria, memberi semangat dan motivasi kepadanya. Jangan sampai teracuni oleh masalah ranking sehingga bikin anak jadi down.

Sebenarnya rankingisasi itu memberi pengaruh negatif lho, tapi entah mengapa koq ya masih ada aja sampai sekarang. Barusan saya googling dan dapat informasi sebagai berikut:

Ranking identik dengan pemberian Label
Pemberian label pada anak merupakan salah satu hal yang perlu dihindari dalam mendidik anak karena pelabelan ini anak yang mendapatkan label ‘juara’ bisa jadi menjadi sombong atau overconvidence dan yang tidak mendapatkan rangking akan menjadi rendah diri atau minder.

Ranking dilakukan hanya untuk menonjolkan prestasi akademik
Nilai-nilai yang tertera pada raport biasanya hanya menunjukkan nilai prestasi akademik dari siswa, tanpa memperhatikan prestasi dan potensi lainnya, misalnya seorang anak yang di kelas biasa-biasa saja tapi menonjol dalam prestasi olahraga akan terlepas dari penilaian dan pemberian ranking ini, lalu biasanya anak ini dianggap tidak berprestasi. Menyedihkan sekali.

Pemberian ranking hanya berdasarkan data kualitatif
Ranking biasanya dibuat hanya berdasar data-data yang tertulis di rapot terlepas apakah data tersebut objectif atau tidak, maksud saya objectif apa tidak adalah apakah guru memberikan nilai secara benar atau berdasarkan subjectifitas tertentu. Apakah angka-angka itu diperoleh dengan benar-benar pemahaman siswa atau hasil menyontek?

Ranking bisa memacu berbuat curang
Dengan adanya ranking ngga jarang orangtua yang memacu anaknya untuk mendapatkan juara di sekolah, sehingga nggak jarang anak berbuat curang dalam mendapatkan nilai, karena harus menuruti orang tua, misalnya menyontek atau minta bantuan teman.

Anak bisa stress dan malas
Target untuk mendapatkan ranking dari orangtua dan guru seringkali membuat anak menjadi stress dan tertekan, kalo sudah demikian maka anak akan malas belajar sehingga bukan hasil yang maksimal yang diperoleh tapi malah semakin memperburuk hasil.

Saya masih ingat banget, jaman SD selalu juara 1, sedangkan di SMP selalu masuk 3 besar kelas paralel. (Kalo jaman SMA jangan tanya ya karena udah kenal dunia remaja jadi udah naik turun rankingnya hehe…). Mungkin waktu itu saya bangga, apalagi orang tua saya, tapi sekarang setelah saya menjadi orang tua dari seorang anak yang bersekolah juga, koq rasanya jadi ga tertarik lagi hehe… Apa jangan-jangan karena anak saya tidak ranking 1 ya??

Cita-cita kami atas Satria adalah tidak untuk menjadikannya pegawai baik PNS maupun swasta. Justru kami ingin Satria menjadi seorang pengusaha / wiraswasta. Supaya otak dan kreatifitasnya terasah. Tidak melulu menjadi manusia suruhan hehehe… Bisa menjadi manusia kaya yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya 🙂

 

2 tanggapan pada “Sistem Ranking Masih Ada”

  1. kl di sekolah anak2 sy gak ada ranking mbak. tp secara pribadi kita bs tanya kira2 anak kita peringkat berapa di kelas tp gak di tulis di raport. cuma tahun ini kayaknya bener2 tertutup, ranking gak di kasih tau sama sekali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *