Lompat ke konten
Home » Lifestyle » No Blame, No Excuse, No Justify

No Blame, No Excuse, No Justify

  • oleh

Lanjut yuk ngomongin tentang “kegagalan”. Sumbernya masihhh dari Bisnis Muslim :-). Tinggal dikit lagi koq…

Dalam menyikapi kegagalan, janganlah kita bersikap BEJ. Apa itu BEJ ?

1. BLAME, yang berarti menyalahkan lingkungan. Tidak sedikit pengusaha yang gagal membuka atau mengembangkan usahanya bersikap “blame” dengan berkata: “Pantas saya bangkrut, karena semua ini kesalahan karyawan saya” atau “Saya gagal buka usaha begini karena kesalaan keluarga saya yang tidak mendukung.” Sungguh sikap seperti ini kurang bijaksana. Alangkah lebih baiknya kita evaluasi diri dan jangan menyalahkan orang lain semata. Bisa jadi kegagalan dalam bisnis tersebut ternyata memang betul-betul kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita.

2. EXCUSE, yang berarti mencari-cari alasan. Kita sering mendengar orang yang gagal berbisnis berkata: “Saya selalu gagal begini, pasti karena tidak punya bakat berdagang.” Alasan yang sering dijadikan sandaran biasanya: kurang atau tidak adanya modal, usia yang terlalu muda atau sudah terlalu tua, kemiskinan di masa lalu, pendidikan yang rendah, kesehatan yang tidak mendukung, tidak punya darah keturunan wirausaha, tidak ada skill (keahlian) berkomunikasi, kurangnya waktu dan masih banyak lagi. Ini semua adalah mitos yang salah kaprah dalam berwirausaha. Ternyata bukti di lapangan, banyak pengusaha sukses yang berhasil mengatasi mitos-mitos di atas. “Carilah alasan untuk terus maju, bukan alasan untuk berhenti berwirausaha.”

3. JUSTIFY, yang berarti pembenaran bahwa memang tidak mampu berusaha. Orang seperti ini bila datang sedikit kegagalan, maka dia akan berkata: “Pantas saja, saya memang tidak cocok jadi seorang pengusaha, tutup sajalah usaha ini.” Ketahuilah bahwa sikap seperti ini akan membuat dia bisa tidak cocok dengan profesi apapun karena setiap datang kegagalan, dia akan berkata tidak cocok pada profesi tersebut. Akibatnya dia menjadi orang yang mudah berputus asa.

Insyaallah dengan adanya persepsi yang baik terhadap kegagalan, lalu kuatnya mentalitas kita untuk siap menghadapi kegagalan serta tidak adanya sikap BEJ, akan menjadikan kita “tidak takut gagal” dalam mengarungi aktivitas bisnis dan kehidupan lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *