Hari Sabtu kemarin saya sempatkan menukarkan voucher tiket kereta api Bima dan Taksaka di Stasiun Tugu Yogyakarta, supaya nanti pas hari H keberangkatan dan kepulangan tidak perlu repot-repot.
Sampai di stasiun Tugu saya langsung menuju ruang reservasi tiket. Oh.. rupanya bukan di sana loket penukarannya. Lalu saya pindah ke pintu masuk selatan, tanya di sana. Diberitahu bahwa menukarkannya di loket utara (loket 4 atau loket 5).
Ternyata pintu yang dulu sudah ditutup. Jadi, sekarang harus melewati terowongan untuk bisa menyeberang ke loket utara. Dannn… ternyata cukup jauh kalo bagi saya. Selain harus naik turun tangga juga. Keringetan dehhhh…
Setelah lolos melewati terowongan yang sepi, harus berjalan menuju loket depan, melewati ruang tunggu penumpang. Pun ternyata tidak boleh menerobos pintu masuk hahaha.. harus lewat pintu samping (pintu keluar). Setelah tiket saya dapatkan, untuk balik masuk pun tidak boleh lewat pintu samping, harus lewat pintu masuk peron.
Oh iya.. awal bulan November tiket kereta saya beli lewat tiket.com. Diberitahu lewat email bahwa voucher tiket bisa ditukarkan menjadi tiket fisik paling lambat 1 jam sebelum keberangkatan. Penukaran bisa dilakukan di stasiun kereta api terdekat. Ketika melakukan reservasi, diminta mengisi nomor KTP, tanggal lahir dan sebagainya. Namun ternyata ketika melakukan penukaran voucher, KTP tidak ditanyakan. Jadi, prosedurnya sangat mudah, tidak serumit yang saya bayangkan.
Fiuhh… asli melelahkan. Walo sebenarnya kalo sudah tahu jalannya ya tidak akan melelahkan. Besok 15 November pas mau berangkat, saya minta diantar masuk lewat pintu Mangkubumi saja, bukan pintu Pasar Kembang. Kalo lewat pintu Mangkubumi ‘kan bisa langsung masuk ke peron, tidak perlu turun naik melewati terowongan.
Setelah diingat-ingat, ternyata saya sudah 2 tahunan tidak masuk ke Stasiun Tugu sehingga tidak tahu bila sudah ada pembangunan terowongan tersebut ๐ Nah.. bagi Anda yang tidak mau ribet jalan jauh-jauh, silakan masuk lewat pintu Mangkubumi. Gunakan pintu Pasar Kembang hanya bila Anda hendak melakukan reservasi tiket secara langsung.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Terowongan ini sudah berumur lebih dari separuh abad … Terowongan bawah tanah di Stasiun Tugu Yogyakarta diresmikan pada tanggal 26 Desember 1959 oleh Menteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, telegraf dan Telepon pada Kabinet Kerja I di Era Demokrasi Terpimpin, yaitu Mayjen. GPH Djatikusumo.
@ Agus Yuniarso :
Oooo… ternyata sudah ada lama banget to, jujur saya baru tahu saat itu. Anyway, terima kasih informasinya ๐