Hari Minggu 24 Agustus 2014 jam 14:00 disaat saya sedang mengikuti training d’BCN Yogyakarta, tiba-tiba ada telepon dari Manokwari namun ketika saya angkat tidak ada suaranya. Setelah itu ada SMS dari suami saya tepat jam 14:06 yang isinya: “Pakdhe meninggal.”
Deg! Hampir menangis saya di ruangan training, Kaliurang Room, Hotel Merapi Merbabu. Langsung saya pamit kepada teman-teman karena ada berita duka ini. Meskipun saya tidak akan pergi ke Papua, tapi setidaknya kehadiran saya pasti dibutuhkan oleh suami dan ibu mertua saya dirumah. Keluar dari hotel sambil telpon taxi, rasanya sesak di dada, pengin nangis, tapi tetap saya tahan hingga tiba di rumah.
Di rumah, ternyata suami dan saudara sepupunya belum berani kasih tahu ibu mertua. Jadi sekitar setengah jam tidak ada yang kasih tahu ke ibu mertua. Lalu kami bertiga sedikit berembug bahwa biarlah jenazah akan dikebumikan dimana diserahkan saja pada keputusan istrinya. Setelah kami mantap demikian, sepupu kami memberitahukan berita duka ini kepada ibu mertua. Ibu mertua kaget, itu pasti, tapi alhamdulillah tidak sampai pingsan. Sejak kemarin-kemarinnya, suami saya seperti sudah punya firasat bahwa kakaknya akan tiada sehingga blio sudah mewanti-wanti ibu mertua saya alias ibunya supaya mengikhlaskan apapun yang terjadi dengan mas Wisnu. Alhamdulillah ibu mertua juga tidak mempermasalahkan anak keduanya akan dimakamkan dimana, blio bilang bahwa keputusan ada di tangan istrinya (mba Sasi). Dan keputusannya adalah dimakamkan di Biak.
Ya, mas Wisnu atau Pakdhe Nunu (Satria memanggilnya) meninggalkan kami untuk selama-lamanya dalam usia sekitar 43 tahun. Hanya beberapa hari sempat dirawat di rumah sakit (sekitar lima hari) di kota Manokwari. Dari yang masih bisa diajak komunikasi meskipun tampaknya sudah tidak nyambung, kemudian makin hari makin drop (tidak sadar), dan terakhir di Minggu pagi itu dokter bilang bahwa mas Wisnu sudah koma, hanya tinggal menunggu keajaiban. Dan ternyata keajaiban benar-benar datang di hari Minggu itu pula jam 14:00, yaitu Allah SWT memanggilnya. Blio meninggalkan seorang istri yang baru dinikahinya sekitar 4 tahun yang lalu. Blio juga meninggalkan 2 orang anak yang masih kecil-kecil, yang pertama berusia 3 tahun dan adiknya berusia 7 bulan.
Pernikahan mas Wisnu pada 21 November 2010Selamat jalan, Pakdhe Nunu! Selamat jalan, mas Wisnu! Semoga engkau mendapatkan tempat yang layak sesuai dengan amal ibadahmu selama di dunia. Semoga istri dan anak-anakmu diberi kekuatan kesabaran dan ketabahan.
Kelahiran seseorang masih bisa direncanakan, namun ketika mengenai kematian seseorang, lalu siapakah yang bisa merencanakan?
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.