Skip to content

Manajemen Tas

Oleh : Ani Ch, penulis buku & praktisi

💼👜💼👜💼👜💼👜💼👜

Dodit sudah duduk di atas motor, di depan rumah siap berangkat! Dinda istrinya masih mbulet di dalam rumah.
“Dinda…cepetan..aku nanti telat,” kata Dodit.
“Iya sebentar,” jawab Dinda sambil teriak.
“Sorry, nyari dompet nggak ketemu-ketemu tadi, untung akhirnya baru ingat, di atas kulkas,” jawab Dinda ketika akhirnya keluar rumah.

Sampai di kantor, Dinda sudah telat 5 menit, alamat dimarahi pak bos. Beneran, baru naruh tas, interkom sudah bunyi. Tut tut.. “Dinda, ke ruangan saya ya..”. Tiiit. Telpon langsung ditutup.

Dinda masuk ruangan pak bos, langsung dikasih instruksi, “Proposal yang sudah kamu buat kemarin direvisi ya, terutama di bagian penawaran harga, naikkan 5% ya. Saya tunggu revisiannya pagi ini juga. Lalu kamu ikut saya, sudah siap presentasi ke klien kan?” Sip, gak nanya telat, batin Dinda.

Sampai di meja kerjanya Dinda baru ingat, alamaakk, proposalnya ‘kan aku bawa pulang untuk kupelajari supaya siap presentasi dan KETINGGALAN. Oke, tenang Dinda. ‘Kan ada filenya. Kita buka, sekalian revisi, lalu diprint. Dinda mulai booting komputer sambil ngatur napas. Pas buka folder, gak ketemu filenya. Aduuuh, dari kemarin mau kurapikan dalam folder-folder gak sempet, akhirnya ratusan file ini kayak hutan belantara. Judul filenya lupa lagi, jadi nggak bisa di-search. Ini doc1 doc2 kok banyak sekali. Aduuuhh pusing.

💼👜💼👜💼👜💼👜💼👜

Kenapa Dinda pusing? Karena sewaktu kecil kemandirian fisiknya belum terlatih dengan baik, utamanya pada aspek maintainance tools. Waktu kecil, Dinda kurang diberi pembiasaan mengelola benda-benda sehingga ketika besar menjadi orang yang tidak rapi dalam mengelola barang, sering lupa/kehilangan, juga menjadi seorang pekerja yang tidak terstruktur, sehingga pengelolaan aktivitasnya juga kacau.

Teman, inilah satu hal kecil yang perlu secara serius kita latih pada anak-anak, pembiasaan mengelola barang. Kita mulai dari yang sederhana. Pembiasaan Manajeman Tas.

💼👜💼👜💼👜💼👜💼👜

Manajemen Tas artinya mengelola tas. Ada beberapa tahapan latihan manajemen tas pada anak.

1. Kita perlu sosialisasi pada anak tentang pentingnya merapikan tas. Ya kalau anak, kaitkan saja dengan sekolah, biar tidak ada buku ketinggalan, bisa belajar dengan baik di sekolah, dst dst.

2. Kita bisa mulai dengan contoh, ortu mengambil tasnya sendiri dan mulai mensimulasikan prosedur menyiapkan tas di malam hari seblum tidur.
~ Buka tas, keluarkan semua isinya, buang yang termasuk sampah,
~ Masukkan benda-benda wajib setiap hari, alat tulis, tisue, dompet, dan teman-temannya,
~ Lihat jadwal besok, masukkan semua benda untu kebutuhan besok.

3. Kita melakukan proses menyiapkan tas, pada malam hari bersama anak, urutan aktivitas yang rapi akan memudahkan anak untuk melakukan agak mirip dengan tas ortu tadi.
~ Keluarkan semua isi tas, buang sampah.
~ Siapkan keperluan wajib, alat tulis terutama, jika perlu pensil-pensil dirauti.
~ Berikan label untuk semua benda yang dimiliki, nama agar tidak tertukar dengan teman atau jika hilang lebih mudah kembali.
~ Periksa jadwal besok dan masukkan semua keperluan untuk besok.

💼👜💼👜💼👜💼👜💼👜

Teman, ini pekerjaan sangaaaat sepele, tapi sungguh berdampak pada karakter jika kita kerjakan rutin.

Sebuah sekolah telah membuat program semacam ini, parenting berbasis pembiasaan aktivitas sehari-hari dan terasa betul manfaatnya.

Latihan manajemen tas mungkin hal biasa, tapi jika ini RUTIN dilakukan akan menyumbangkan beberapa manfaat.

? Anak terbiasa ‘merencanakan’ sebelum aktivitas, sehingga akan jadi pribadi yang rapi, terstruktur, dan siap menghadapi esok hari karena sudah punya ‘persiapan’, nggak akan jadi anak yang ‘gupuhan’ atau panik’an, atau anak-anak yang ketinggalan barangnya.

? Anak belajar memilah ‘barang yang tidak perlu’ sehingga dilabeli sampah lalu dibuang dan ‘barang yg masih perlu’. Bayangkan jika ini diabstrakkan, anak belajar mana masalah yang perlu dilupakan dan mana yg masih harus diurus utk diselesaikan. Keren kan..

? Anak belajar melakukan klasifikasi benda-benda, benda penting dan tidak, mana yang disimpan dan mana untuk besok. Sekali lagi bayangkan jika diabstrakkan, anak ini akan tahu mana urusan yang ditunda, mana yang harus diselesaikan besok.

….berlanjut…

Posted by Wiwin Pratiwanggini from WordPress for Android

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *