Membangun rumah tangga berarti membangun sebuah tim. Dari dua manusia yang berbeda sifat, karakter dan sebagainya, melebur menjadi satu. Menurut saya, berumah tangga itu bukan meminta suami atau istri berubah, tetapi adalah untuk saling melengkapi. Suami dan istri tetap menjadi diri pribadi masing-masing. Tetap memiliki me-time sendiri-sendiri. Namun karena niat awalnya adalah untuk saling melengkapi, maka ketika memiliki anak akan terjadi kerjasama ayah bunda dalam mengasuh anak.
Saya dan suami bekerja sama dalam mengasuh anak sejak anak pertama dulu. Anak pertama lahir 15 tahun yang lalu. Memang sih sempat diasuh ibu saya selama satu tahunan, namun sebelum dan sesudahnya kami berdualah yang mengurusnya sendiri. Demikian juga anak kedua ini yang sekarang baru berumur 4 bulan, juga kami asuh sendiri.
Saya bekerja di luar rumah sejak masih gadis. Apakah tidak ingin resign untuk mengurus anak sendiri? Ada sih keinginan itu. Tetapi, saya tipe orang yang butuh sibuk. Ya alhamdulillah saya punya pekerjaan dan karir yang bagus. Suami juga mendukung saya bekerja sejak awal dulu. Beliau bukan tipe idealis yang meminta istri di rumah dan hanya suami yang pontang-panting cari nafkah. Apapun kondisinya kami jalani dan hadapi berdua.
Mungkin dunia akan mengatakan bahwa kehidupan kami terbalik yaitu istri bekerja di luar rumah sedangkan suami di rumah. Saya tidak peduli dengan itu karena memang kondisinya demikian. Suami saya memang di rumah, bekerja dari rumah, menghasilkan uang dari rumah. Saya mensyukuri kondisi ini. Ada salah satu di antara kami yang stay di rumah, itu artinya kami bisa mengawasi anak-anak selama 24 jam. Kami tidak perlu mencari orang lain untuk menjaga anak-anak. Karena berada di tangan kami sendiri selama 24 jam, maka cara mendidik anak pun murni dari kami, tidak ada campur tangan pihak lain.
Bentuk kerjasama kami dalam mengasuh anak bisa bermacam-macam, tidak kami kotak-kotakkan. Jadi dijalani saja secara fleksibel. Misalnya saya sedang sibuk bekerja atau sibuk urusan rumah tangga, maka suami yang pegang anak. Sementara jika saya tidak sibuk, otomatis saya yang pegang anak. Menasehati anak juga kami lakukan bersama-sama. Biasanya kami membahas dulu berdua, baru kemudian menyampaikan ke anak.
Adanya kerjasama antara ayah bunda dalam mengasuh anak memberikan dampak positif di waktu pagi, yaitu tidak pernah ada drama anak menangis karena ditinggal pergi bekerja bundanya. Sejak dini saya sudah memberitahu kedua anak saya bahwa kalau nanti ibu pergi kerja kalian di rumah bersama ayah. Jadi ketika saya tidak ada di rumah dan mereka hanya bersama ayahnya di rumah, ya biasa-biasa saja.
Bersyukur sekali saya dan suami bisa mengasuh anak berdua. Terkadang memang harus bergantian, namun lebih sering kami mengasuh bersama-sama.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
merawat dan menjaga anak bersama2 meski kadang diwarnai drama selisih paham ayah dan ibu dalam hal pengasuhan, tapi menurutku lebih baik ketimbang meng-hire jasa pengasuh anak atau baby sitter.. selain lebih mendekatkan diri secara emosional dengan anak, lebih hemat pengeluaran bulanan juga kan 🙂
Iya.. saya dengan suami tidak jarang selisih paham, kemudian berusaha mencari jalan tengah, atau salah satu mengalah.
Masya Alloh kekompakan mom dan suami dalam mengasuh anak, keren mom,
Anak-anak pun jadi terbiasa mandiri ya.
Iya, karena menurut saya suami istri adalah tim, jadi musti ada kerjasama.
Salut menjaga dan mengasuh anak ditengah aktivitas yang padat.
Inilah yang akan membawa kita memerankan peran masing masing dan anak tidak lehilangan kedua peran ayah dan ibunda
Benar sekali 🙂
Merawat anak tidak hanya tugas seorang istri saja yah, suami pun juga amat berperan, karena kerja sama itu diperlukan untuk tumbuh kembang anak
Iya, jadi anak-anak merasakan bahwa peran ayah dan ibunya sama.
Justru peran keduanya sangat penting dan itu yang membuat mereka bahagia. Suami saya juga lebih banyak dirumah saat saya masih bekerja dulu tetapi nikmati saja mom karena cuma kita yang merasakan bahagia
Ahh.. benar sekali.
Ya, hanya kami yang bisa merasakan bahagia dengan cara kami tersebut 🙂
Karena membngun rumah tangga apalagi mengasuh anak adalah kerja sama, makanya skrg aku nyari partner yang mg bisa di ajak kerja sama hehehe
Nahh.. mumpung masih single, persiapkan sebaik-baiknya yaa… Semoga ketemu jodoh yang bisa menjadi partner dalam mengasuh anak.
Mengasuh anak memang tugas Ayah dan Ibu, kalau Ibu aja gak adil hihi. Hebat ih suami Mba yang mau diajak berkerja sama dalam mengurus anak.
Suamiku enjoy juga sih merawat anak.., ga ada kesulitan bagi dia.
Kalau aku pribady. Pernikahan itu harus kitanya mau sama-sama berubah atau belajar terus ke arah lebih baik. Bahkan berubah ke arah lebih baik itu harus, baik itu untuk pribady apalagi dalam sebuah hubungan penting. Tapi tetap ada karakter pasangan yang ga bisa di rubah, dan bener kata Bunda biarkan saja namanya juga saling melengkapi ya krn ga ada org yg sempurna layaknya kita ga smpurna juga. Dan bener banget bun yang buda bilang dalam mendidik anak itu harus ada kerja sama. Nggak bisa masing2
Terimakasih, Bunda Erysha, sudah menguatkan pendapat saya 🙂
Selalu jadi pengingat untukku adalah quotes dari ayahasi id yang selalu bilang, “anak itu bikinnya berdua, masa ngurusnya sendiri?”. Dari situ kita berdua selalu paham kalau urusan mengurus anak itu adalah kewajiban berdua. Bukan hanya satubelah pihak. Untungnya punya suami pengertian. Jadi gak kerasa berat.
Nahh bener banget quote itu, kenyataannya memang demikian ‘kan 🙂
Mengasuh bersama itu memang lebih asik mbak. Selain itu bonding ortu kpd anak juga dapat. Selalu saya sempatkan kalau weekend bisa berkumpul bersama keluarga soalnya kalo weekday si ayah sibuk cari nafkah
Iya mba, biasanya saya ajak keluar anak-anak itu kalo Sabtu/Minggu atau hari libur.. Hanya saat-saat itulah bisa pergi bareng-bareng.
kompak banget nih pasangan romantis, ibu bekerja atau di rumah, urusan mendidik anak sebenarnya menjadi kewajiban kedua orangtuanya ya mba.
Enggak romantis sih mbaaa.. hanya berusaha kompak saja hehe..
Senang deh kalau ada suami istri yang kompak berbagi saling asuh anak. Karena memang pengasuhan yang lengkap harus dari kedua belah pihak secara balance
Betul, makanya kami berusaha untuk itu 🙂
Bener banget ya mba, pasangan itu harus saling melengkapi dan memahami satu sama lain. Saluut banget sama kerjasama mba dan suami dalam mengurus anak. Cucook mbaa
Yesss.. terimakasihhh 🙂
Aku dan suami termasuk yang sepakat untuk mengasuh anak tanpa kesepakatan. Hahaha. Kami kayak punya insting masing masing aja. Kalo liat istrinya capek, dia kasih saya ngaso. Gitu sebaliknya
Kalo kesibukan masing-masing fleksibel, iya bisa demikian 🙂
Apapun bentuknya deh yaa yang penting suami istri kompak bekerjasama dalam pengasuhan anak.
Wahh hebat, tetap semangat ya mba. Ibu bekerja itu perlu diapresiasi bukan dibanding2an dengan yg lain.