Lompat ke konten
Home » Parenting » Pilih-pilih Sekolah untuk Anak

Pilih-pilih Sekolah untuk Anak

  • oleh

Mencari sekolah untuk anak di jaman sekarang bukan perkara mudah. Apalagi di jaman sekarang banyak sekolah-sekolah baru yang muncul dengan menawarkan berbagai macam program yang menggiurkan. Dan biasanya diimbangi dengan biaya yang tidak sedikit. Tidak sedikit untuk ukuran saya yang sedang-sedang saja hehehe.. Miskin tidak, kaya juga belum. Jadi untuk pilih-pilih sekolah anak memang harus cermat.

Sekarang saya memiliki dua orang anak. Yang kedua baru berusia 4 bulan. Tapi tentu saja harus mulai berpikir untuk mencarikan sekolahnya nanti. Alhamdulillah sih punya pengalaman mencarikan sekolah untuk anak pertama dulu. Tapi saya tidak ingin memutuskan sekarang akan sekolah dimana saja nantinya, mengingat masih beberapa tahun lagi, dan pasti bakalan muncul sekolah-sekolah baru dengan program-program baru pula. So, just let’s see yaa…

Di kesempatan kali ini saya hanya ingin berbagi pengalaman ketika mencarikan sekolah untuk anak pertama saya.

Pilih-pilih Sekolah untuk Anak

Anak pertama saya, namanya Satria, bersekolah pertama kali di daycare (tempat penitipan anak) yaitu di ECCD RC di Jl. DI. Panjaitan No. 70 Yogyakarta. Kalo tidak salah, pertama kali masuk di sana usia 2,5 tahun. Bersekolah di sana karena saya bekerja full-time, sehingga di rumah tidak ada teman.

Setiap hari berangkat pagi bersama saya pergi ke kantor dan sorenya dijemput ayahnya kemudian diajak sekalian menjemput saya. Baru kemudian kami pulang bersama-sama.

Begitu pindah rumah, pindah pula sekolahnya. Dari ECCD RC, pindah ke TPA Islam di dekat rumah (namanya Bim Bim Ca), sampai kemudian masuk TK. Sepulang dari TK, langsung menuju ke daycare yang berada di dekat kantor saya, yang namanya Mata Air.

Apa pertimbangan saya memasukkan Satria ke daycare?

Ada beberapa alasan, yaitu:

  1. Mencarikan teman untuk Satria, mengingat di rumah tidak ada siapa-siapa, sedangkan Satria memiliki kemampuan bersosialisasi yang sangat bagus.
  2. Selain mengoptimalkan kemampuan sosialisasinya, juga agar Satria sekalian mendapatkan pendidikan untuk anak usia dini.
  3. Saya sebagai ibunya tidak bisa menemani dan mengajarinya di sepanjang siang hari selama hari Senin hingga hari Jum’at.

Memasuki usia TK, Satria saya sekolahkan di TK Angkasa Lanud Adisutjipto. Kalau yang ini adalah atas keinginan ayahnya, dikarenakan sejak kecil Satria bergaul dengan teman-teman ayahnya yang notabene adalah para tentara angkatan udara dan penerbang. Satria sendiri juga suka sekali dengan dunia penerbangan dan dunia militer. Jadi, walaupun lumayan jauh dari rumah, yaitu 15 menit naik motor, Satria saya sekolahkan di sana sampai lulus TK B.

Satria yang duduk di tengah ruang kelas, menghadap kamera.

Setelah lulus TK, Satria melanjutkan sekolah di SD Muhammadiyah Condongcatur. Sebenarnya saya tidak ada planning menyekolahkan di sekolah ini. Saya menyekolahkan Satria di sekolah ini berdasarkan feeling dan kemantapan hati saja. Kebetulan ini sekolah swasta Muhammadiyah favorit yang kebetulan juga dekat dari tempat tinggal kami. Alhamdulillah biaya masuk dan biaya bulanannya tidak terlalu mahal.

Kenapa saya mantap menyekolahkan di sekolah tersebut? Karena jelas-jelas ada pelajaran agamanya. Setiap hari juga ada tadarus dan sholat Dhuha serta sholat wajib berjama’ah. Seminggu sekali juga ada sholat Jum’at berjamaah. Meskipun sekolah Muhammadiyah, namun di sekolah tersebut tetap ditanamkan jiwa patriotisme yaitu setiap hari Senin ada upacara bendera serta ada kegiatan Patroli Keamanan Sekolah.

pilih-pilih sekolah anak
Wisuda SD, Satria yang di tengah.

Lulus dari SD Muhammadiyah Condongcatur, saya tidak berani mencarikan SMP negeri yang favorit mengingat nilai ujian akhir Satria yang biasa-biasa saja. Tapi saya juga tidak mau Satria masuk ke SMP negeri yang asal-asalan (asal sekolah). Walhasil Satria saya sekolahkan di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman. Alhamdulillah di sekolah tersebut ada kelas khusus, yaitu kelas IT.

Bersyukur juga saya bahwa ini adalah sekolah yang bermutu, dikenal sebagai sekolah hijau (green school) dan berakreditasi A. Harapan saya adalah potensi Satria bisa terasah di sini dan bekal agama masih tetap terjamin. Alhamdulillah kedua hal tersebut saya dapatkan di sekolah ini. Di sekolah ini guru-guru memang mengedepankan akhlak anak-anak, tetapi karena tuntutan nilai ujian nasional adalah mutlak untuk mendapatkan SMA yang baik, ya mau tidak mau nilai-nilai akademis juga digenjot.

Di SMP tersebut, potensi Satria di bidang seni bela diri dan leadership alhamdulillah terasah. Saya tidak galau meskipun anak saya tidak bisa menduduki peringkat 5 besar seperti ibunya dulu. Karena anak saya memiliki kemampuan yang lain. Yang terpenting bagi saya adalah anak bisa berguna bagi keluarga, masyarakat, negara dan agama, dan tentunya anak siap mental terjun ke masyarakat pada saatnya kelak.

Sekarang Satria sudah duduk di kelas IX, sebentar lagi lulus dan tentunya akan meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rencananya akan melanjutkan ke SMK, bukan SMA. Kenapa? Karena saya ragu dengan nilai ujian akhirnya nanti yang akan menjadi satu-satunya modal masuk ke SMA yang bagus. Sekali lagi saya tidak ingin dia asal dapat sekolah. Lagipula saya lihat Satria hanya mau menyimak jika pelajaran-pelajaran tersebut dia sukai. Padahal di SMA nanti juga kurang lebih sama model pembelajarannya. Jadi saya sudah bisa membayangkan akan seperti apa Satria menjalaninya. Sedangkan di SMK, jelas langsung terarah dan potensi Satria bisa lebih terasah. Semoga saja SMK yang akan dimasuki nanti seperti yang kami harapkan.

Dari pengalaman pilih-pilih sekolah untuk anak pertama, semoga untuk anak kedua nanti juga bisa ketemu yang pas untuk Dimas.

Berikut ini beberapa tips dari saya ketika pilih-pilih sekolah untuk anak:

  1. Observasi dulu anak kita, apakah mudah bersosialisasi, apakah cenderung introvert, apa kelebihannya, apa kekurangannya, apa interestnya, dan sebagainya.
  2. Cari informasi selengkap-lengkapnya dari tiap sekolah yang diinginkan.
  3. Ajak anak melihat calon sekolahnya untuk mendapatkan kesan pertama darinya. Jika dia suka, lanjutkan; jika tidak suka, jangan dipaksakan.
  4. Pastikan anak bisa menikmati setiap proses pembelajaran di sekolah tersebut.

Demikian sharing kali ini tentang pilih-pilih sekolah untuk anak, semoga bermanfaat 🙂

 

2 tanggapan pada “Pilih-pilih Sekolah untuk Anak”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *