Lho.. memangnya Indonesia sakit? Hihihi.. jangan demo dulu sebelum tahu cerita sebenarnya yaaa.. Saya pakai judul itu karena… ada ceritanya. Jadi, masyarakat Indonesia itu rata-rata sulit diajak hidup sehat untuk mencegah sakit, tetapi mereka akan sangat termotivasi untuk sembuh ketika jatuh sakit. Diajak olahraga, ogah ahhh.. enakan tidur. Diajak menjaga pola makan, gak ahhh.. sayang banyak makanan enak. Jadi, yaaa.. kembali ke kata “sembuh” deh.. mari sembuhkan Indonesia dengan gaya hidup sehat.
Mengingat tidak mudah mengajak orang lain untuk hidup sehat, jadi menurut saya lebih baik dimulai dari diri sendiri saja dulu. Jangan dikira mengajak anak, suami/istri, ibu/bapak, adik/kakak, teman, saudara, dan lain-lain untuk bergaya hidup sehat itu mudah lhooo… Nah, daripada capek ngajakin tapi tidak ada yang respon malah cenderung dinyinyirin, mendingan mulai saja dari diri sendiri dulu. Biasanya nih, setelah usaha kita berhasil, itu akan menjadi contoh dan inspirasi buat mereka melakukan hal yang sama.
Flashback sejenak ya.. Dulu, duluuuu selama beberapa tahun (saya lupa sejak kapan) dan berakhir kira-kira tahun 2008, saya setiap tahun harus opname di rumah sakit. Ada-ada saja penyakitnya, ganti-ganti tiap tahun. Terakhir itu dehidrasi berat dan saya harus opname beberapa hari di RS Panti Rapih Yogyakarta. Jujur saja, saya dulu tidak begitu memperhatikan tentang gaya hidup sehat. Yang penting makan, makan apa saja yang penting 4 sehat 5 sempurna, ditambah tidak pernah olahraga. Dengan dikaruniai sakit, sama seperti orang lain, saya pun termotivasi untuk sembuh. Otomatis saya mengikuti anjuran dokter, menghindari larangan dokter, rajin minum obat, istirahat yang cukup, dan lain-lain.
Yang namanya sakit itu tidak enak. Sungguh tidak enak. Otomatis saya tidak bisa bekerja, tidak bisa produktif. Banyak waktu yang hilang, padahal kalau saya sehat waktu yang hilang itu bisa menghasilkan uang. Hiks.. sedih yaa…
Sampai pada suatu hari, saya bertemu dengan ilmu yang mengarah kepada gaya hidup sehat, khususnya yang berhubungan dengan pola makan (diet). Jika kita cocok dengan pola makan tertentu, pasti badan sehat yang akan didapatkan, sedangkan tubuh ideal itu adalah bonusnya. Jadi, menurut saya enggak perlu sampai mengurangi jatah makan demi mendapatkan tubuh yang langsing. Alih-alih langsing, bisa-bisa malah komplikasi berbagai macam penyakit hehehe…
Sebenarnya kalo kita mau diam sejenak mengamati sekitar kita, ada dua hal sederhana yang sangat mudah membuat seseorang menjadi tidak sehat. Dua hal tersebut adalah:
(1) kebiasaan makan pagi, dan
(2) kebiasaan malas jalan kaki.
Mengutip tulisan Bapak Kafi Kurnia dari Sembutopia, bahwa secara struktur budaya kita mengenal tradisi makan 3 kali sehari. Sehingga makan yang pertama menjadi sangat penting karena menentukan sikap dan emosi kita sepanjang sisa hari yang kita jalani. Andaikata kita makan dengan kalori yang cukup, maka sisa hari akan kita jalani dengan penuh energi. Dan makan pagi yang memuaskan tidak akan membuat kita mengumbar nafsu berlebih di saat makan siang dan makan malam. Malah kita punya kesempatan untuk mengatur kalori yang lebih baik di saat makan siang dan makan malam. Namun bukan berarti kita harus makan berlebih pula di saat makan pagi.
Masalah yang kedua disamping jumlah kalori yang salah adalah masalah keseimbangan kalori dimana tradisi kita makan pagi ala Indonesia cenderung lebih “berat” yaitu dengan karbohidrat. Ada slogan yang mengatakan bahwa kalau belum makan nasi artinya belum makan. Sehingga tradisi makan pagi kita kebanyakan adalah nasi, bubur atau mie. Padahal seharusnya 40% porsi makan pagi kita diisi dengan buah-buahan.
Menurut ilmu tentang gaya hidup sehat yang saya pelajari, bahwa dalam 24 jam tubuh kita memiliki siklus tersendiri yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Ada 3 fase dalam sistem pencernaan kita, yang tentunya akan sangat terbantu jika kita menerapkan pola makan yang sehat. Jika sistem pencernaan kita sehat, insyaallah kita pun akan sehat-sehat senantiasa. Jadi, sakit itu berasal dari dalam perut? Bisa jadi iya!
Tiga fase dalam sistem pencernaan kita adalah:
1. Fase 1: Fase pencernaan (jam 12 siang – 8 malam)
2. Fase 2: Fase penyerapan dan asimilasi (jam 8 malam – 4 pagi)
3. Fase 3: Fase pembuangan (jam 4 pagi – 12 siang)
Dalam setiap fase tersebut diatas, tentunya asupan makanan yang kita berikan ke tubuh pun berbeda-beda. Dengan menerapkan pola makan yang mengikuti siklus tersebut, dijamin dehhh kesehatan akan terjaga. Nahhh.. jadi tahu ‘kan saat makan pagi itu ada di fase yang mana dan sebaiknya makan apa 🙂 . Saya pribadi masih dalam tahap belajar menerapkan pola makan yang mengikuti siklus tersebut. Meskipun masih dalam tahap belajar, alhamdulillah saya sudah merasakan hasilnya, tidak mudah sakit tentunya. Meskipun hanya flu ringan, alhamdulillah sangat jarang saya alami.
Dulu, sebelum menikah saya rajin jalan kaki. Pergi ke sekolah, jalan kaki. Pergi kuliah jalan kaki dari pemberhentian bis menuju ke kampus. Pergi ke kantor juga jalan kaki. Saya tinggal tidak jauh dari kantor, jadi lebih pas pergi pulang dengan jalan kaki saja. Bersyukur saya tidak bisa mengendarai sepeda maupun kendaraan bermotor lainnya.
Tapi sekarang, dimana urusan transportasi sudah sangat mudah dan murah, membuat kebanyakan dari kita menjadi malas jalan kaki. Terutama saya hehehe… Dengan uang Rp 500 ribu saja sudah bisa dapat sepeda motor gres. Terus kemana-mana naik motor. Ke warung belakang rumah, naik motor. Ke ATM yang hanya 300 meteran dari rumah, naik motor. Beli makanan, pesan lewat ojek online. Belanja juga menggunakan jasa ojek online. Hihihi.. jadilah kaki hanya ongkang-ongkang, tidak bergerak kemana-mana 😀 . Akibatnya kalori tidak terbuang, jadilah tubuh menyimpan bibit-bibit penyakit.
Lantas kapan saya jalan kaki? Jujur saja, saya tidak menyediakan waktu khusus untuk jalan kaki. Untuk membakar kalori, di rumah maupun di kantor saya usahakan untuk banyak beraktivitas. Kebetulan di rumah saya punya bayi dan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga masih saya pegang sendiri.
Dengan belajar dari fakta-fakta di atas, maka pemberdayaan kesehatan nasional Indonesia dapat kita lakukan bersama lewat serangkaian upaya pemberdayaan mulai dari menyelenggarakan tradisi dan budaya sehat yang bisa dimulai dari budaya makan hingga budaya olah raga.
Budaya makan bisa dimulai dengan makan buah-buahan untuk sarapan pagi. Enggak kenyang donk? Cepet lapar donk? Waktu pagi adalah fase pembuangan, jadi sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan berat dan padat, sebab akan menurunkan intensitas proses pembuangan, memperlambat proses pencernaan dan memboroskan energi. Makan buah cepat lapar? Iya gapapa, makan buah terus dan terus sampai menjelang pergantian ke fase berikutnya.
Dulu waktu belum paham manfaatnya sarapan buah, saya percaya saja dengan mitos yang mengatakan bahwa makan buah di waktu pagi bikin sakit perut. Sekarang saya tidak percaya lagi dengan mitos itu. Sarapan pagi, ya makan buah 🙂 . Toh di Indonesia berlimpah buah lokal dengan harga terjangkau, mau cari yang import dengan harga mahal juga banyak.
Kalau budaya makan pagi sudah kita benahi, jangan lupakan olahraga. Tak perlu olahraga yang berat-berat. Misalnya bisanya jalan kaki ya jalan kaki dirutinkan. Yang penting tubuh kita bergerak alias beraktivitas. Dengan demikian kita akan terhindar dari obesitas dan kawan-kawannya.
Dan dalam rangka pemberdayaan kesehatan nasional Indonesia, jika belum berhasil mengajak orang lain untuk bergaya hidup sehat, kita mulai saja dulu dari diri sendiri. Kita share apa yang kita lakukan dan bagaimana hasilnya, diharapkan orang-orang di sekitar kita akan mencontoh dan jadi terinspirasi untuk turut pula mengajak orang lain untuk bergaya hidup sehat. Sehat itu tidak mahal koq… Sedangkan sakit itu mahal, saudara-saudara! Jadi, tak perlu banyak bicara lagi, mari sembuhkan Indonesia dengan gaya hidup sehat 🙂
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
hal sederhana yang sering disepelekan, nice info 🙂
Komentar ditutup.