Dua hal alamiah yang akan dialami oleh seseorang sejak lahir hingga akhir hayat adalah buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Karena itulah sedini mungkin anak-anak mulai diajarkan melakukan dua hal tersebut secara mandiri. Di usia dini biasanya disebut dengan toilet training.
Jadi, toilet training menurut saya adalah mengajarkan kepada anak-anak untuk BAK dan BAB pada tempatnya secara mandiri. Karena namanya “training”, tentu saja butuh proses hingga anak benar-benar bisa mandiri.
Di usianya yang baru 1 tahun, alhamdulillah Dimas sudah menjalani tahap toilet training. Pada umumnya sih anak-anak toilet training pada usia 1,5 – 2 tahun. Entah kenapa Dimas begitu cepat sampai pada tahap ini.
Ketika Dimas mulai bisa duduk, saya memang beberapa kali membawanya ke toilet ketika dia mau pipis atau pup. Bahkan saya sudah mempersiapkan pispot dari bahan plastik yang berbentuk kura-kura. Ketika pipis, Dimas hanya saya pangku sambil ditatur (istilah Jawa), ternyata bisa pipis. Ketika pup, Dimas saya dudukkan di atas pispot kura-kura, ternyata bisa keluar juga pupnya. Tapi karena masih jauh dibawah satu tahun, kegiatan tersebut tidak sering saya lakukan, hanya sesekali saja.
Nah, ketika usianya 1 tahun baru deh mulai kelihatan bahwa Dimas sudah butuh toilet training. Abis mandi Dimas sudah banyak menolak dipakai’in pospak ataupun clodi. Tangannya berusaha melepas melulu. Jadilah kalo pas saya di rumah, Dimas tidak pakai pospak/clodi, cukup pakai celana dalam dan celana luar saja. Sedangkan jika saya pergi kerja, tetap saya pakaikan clodi setelah mandi pagi, karena berikutnya ayahnya yang menjaga. (Namun ternyata kesini-sininya si ayah juga menjalankan toilet training untuk Dimas).
Sejak Dimas mulai tidak nyaman mengenakan pospak/clodi, saya pesan ke Dimas: “OK, adik boleh tidak pakai popok, tapi bilang ibu ya kalo mau pipis atau mau pup.” Hehehe… meskipun masih bayi, sudah bisa diajak komunikasi lhoooo..
Lalu apa tanda-tandanya kalo Dimas pengin pipis atau pup? Tanda-tandanya antara lain:
1. Kalo malam hari biasanya dia gelisah sambil sedikit nangis, mungkin maksudnya manggil-manggil ibunya minta diantar pipis ke toilet. Beneran, memang pipis. Setelah itu balik ke kamar lagi dan melanjutkan boboknya dengan tenang. Dari sini saya bilang ke ayahnya bahwa kalo seperti itu jangan dikasih susu tapi diajak ke toilet.
2. Kalo siang hari ketika tidak sedang bobok, biasanya Dimas dekat-dekat ke saya sambil menunjukkan kegelisahannya, nah itu artinya dia minta pipis. Biasanya kalo dibiarkan, dia akan ngompol sambil berdiri hehehe… Pernah tuuu pas main di tempat tidur, sepertinya minta pipis tapi enggak segera dibawa ke toilet, tahu-tahu dia turun dari tempat tidur dan pipis dehhhh di samping tempat tidur ๐
3. Sedangkan kalo minta diantar pup, biasanya Dimas ngangkat pantat, nungging-nungging gitu deh, sambil menunjukkan kegelisahannya. Kalo udah gitu, langsung saya angkat ke toilet, saya dudukkan di atas pispot kura-kuranya, dannn pup dehhh…
4. Sesekali saya juga ga perlu nunggu tanda-tanda, sekiranya sudah cukup lama bermain atau bobok, Dimas saya ajak atau saya bangunkan untuk pipis. Jadi, emaknya nihhh musti memainkan feeling juga.
Apakah lantas lepas pospak dan clodi sama sekali? Belum juga sihhh.. Apalagi kalo pergi ke luar rumah, Dimas tetap pakai pospak. Kalo saya tinggal kerja, saya kasih pakai clodi, supaya yang njagain Dimas enggak repot.
Tapi kalo tidur malam saya sudah berani tidak kasih pakai pospak maupun clodi sama sekali. Jadi hanya mengenakan celana dalam dan celana luar (celana pendek/panjang atau celana kodok). Toh selama waktu bobok malam biasanya Dimas hanya 1-2 kali saja pipisnya.
Gitu cerita tentang toilet trainingnya Dimas.. Namanya juga masih “training” yaaa, jadi sesekali yaaa masih kecolongan alias ngompol hehehe…
Salam toilet training ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.