Skip to content

Tentang Social Media

social media

Tentang Social Media – Saya punya akun Facebook dan Twitter sejak 10 tahun yang lalu. Sebelum itu yang marak adalah Friendster, tapi saya tidak begitu aktif, dulu saya aktifnya di Multiply karena sambil ngeblog. Meskipun sign up Facebook sejak 2008, namun saya aktif menggunakannya baru 3 tahun kemudian yaitu tahun 2011. Sedangkan di Twitter saya memang aktif sejak sign up karena di Twitter lebih bebas berekspresi tanpa ada baper-baperan (itu menurut saya lhooo…) πŸ˜€ .

Beberapa tahun kemudian mulai deh banyak teman pada aktif di Instagram, Google+, LinkedIn, dan lain-lain. Saya pun bikin akun dan mulai aktif di akun-akun social media tersebut.

Social Media untuk Jualan

Awalnya dulu saya menggunakan social media khususnya Facebook adalah untuk berjejaring sambil mencari dan mengumpulkan teman-teman lama. Tapi karena bosan cuma gitu-gitu aja, jadilah 3 tahun hanya berisi sesekali update status, pun belum tentu sekali sehari.

Tahun 2011 akun Facebook saya baru mulai benar-benar aktif karena komunitas bisnis online saya mengajak jaringannya untuk mengoptimasi Facebook sebagai alat untuk marketing (jualan). Sejak itulah saya aktif di Facebook. Mulai rutin update status. Isinya ga melulu jualan, kadang kala ada cerita-cerita tentang keluarga, kadang sekedar share informasi bagus dari akun lain, dan lain sebagainya.

Social media untuk jualan tetapi isinya tidak melulu jualan. Kenapa? Karena tujuan utamanya adalah branding. Intinya memperkenalkan kepada teman atau follower bahwa ini lho saya tuh jualan produk ini, kalo Anda butuh produk ini ingatlah saya. Begitu… Lagipula kalo timeline saya isinya jualan melulu, saya rasa teman-teman saya akan bosan melihatnya. Setiap waktu koq jualan melulu hehehe.. Lagipula kalo isinya jualan melulu, teman-teman akan malas berinteraksi dengan kita. Mau kasih komentar, bingung mau nulis apa karena enggak nyambung. Jadi supaya saya tetap menjadi teman yang asyik bagi teman-teman saya, saya harus menghidupkan social media saya dengan hal-hal lain juga yang menarik dan mengundang terjadinya interaksi.

Alhamdulillah, branding saya di social media berhasil, terbukti teman-teman saya sudah tahu kalo saya pelaku bisnis online dari suatu produk kecantikan.

Social Media untuk Belajar

Di social media, khususnya Facebook, ada begitu banyak grup-grup. Saya pun menjadi member banyak grup, khususnya grup-grup yang ada ilmunya. Kenapa? Karena selain bertambah teman, saya juga bisa belajar banyak hal dari grup-grup tersebut. Misalnya grup tentang menulis, grup tentang bisnis, grup tentang parenting, grup tentang riba, dan masih banyak lagi.

Di Twitter saya juga bisa belajar banyak. Ada banyak akun Twitter milik orang-orang ternama yang suka membuat kultwit, yaitu mereka membahas tentang sesuatu dan dishare di twitter secara bersambung. Maklumlah, postingan di twitter ‘kan dibatasi hanya 280 huruf saja, jadi musti sambung menyambung kalo sedang membuat bahasan yang panjang.

Demikian pula di social media yang lain. Tiap social media punya ciri khas sendiri sehingga kita sebagai usernya harus bisa kreatif kalo mau share sesuatu yang bisa bermanfaat bagi teman atau follower.

Social Media dan Blog

Bagi saya, social media dan blog itu satu paket, tidak bisa dipisahkan. Kenapa? Karena keduanya saling mendukung.

Saya menggunakan social media untuk share tulisan-tulisan dari blog saya. Dengan harapan teman-teman di social media saya tertarik untuk membaca tulisan saya sehingga ketika mengklik link yang saya share maka otomatis dia menjadi visitor blog saya.

Saya juga meletakkan URL link blog saya di profil akun-akun social media saya. Selain untuk branding, tentu saja saya ingin mereka mau mengklik link tersebut sehingga menambah visitor blog saya.

Di dalam blog, saya juga memasang badge-badge atau link-link akun social media saya. Kenapa? Karena biasanya visitor juga pengin mengenal si blogger secara lebih dekat. Antara lain dengan menjadi teman atau saling follow di akun social media.

Social Media dan Blogger

“Akun social media jangan di-private atau dikunci lho ya…”. Demikian pesan dalam sebuah brief job untuk blogger.

Bagi seorang blogger yang memonetize blognya, mempunyai akun di social media itu menjadi keharusan. Itu menurut saya lho… Terbukti bahwa sejak gabung dengan berbagai komunitas blogger saya sering mendapatkan job yang mana pengerjaannya bukan menulis artikel blog tetapi justru menggunakan social media. Dari beberapa job yang saya ambil, biasanya akun social media yang dibutuhkan adalah Twitter dan Instagram. Seru lhoo menjadi blogger sekaligus influencer πŸ˜‰ Tapi ingat yaaa.. akun social medianya jangan dikunci, biarkan public supaya orang-orang tahu apa yang sedang kita sebarluaskan.

Oiya, punya minimal 1000 follower saja sudah bisa menghasilkan uang lhooo.. Artinya dengan minimal follower segitu aja akun social media kita sudah laku. Agar semakin laku dan berkembang, saya terus berusaha menambah follower untuk Instagram dan Twitter saya. Menambahinya secara organik saja, tidak perlu menggunakan tools khusus.Β Cara gampang nambah follower akun social media adalah dengan bergabung di suatu komunitas. Itu yang saya lakukan.

Nah, sebagai blogger, apakah Anda benar-benar merasa tidak butuh akun social media?Β  Gapapa sihhh.. itu hak masing-masing, ga masalah hanya menerima job menulis, ga masalah tidak mau menjadi influencer. Sebagai blogger juga, apakah Anda akan membiarkan akun social media Anda hanya menjadi tempat curhat yang tidak penting? Jangan donkkk… Jaman sekarang justru tulisan para blogger yang pada dipercaya lho daripada tulisan media-media online yang mainstream. Jadi, alangkah bermanfaat sekali jika terjadi sinergi antara social media dan blog yang kita miliki.

Social Media dan Ruang Publik

Akhir-akhir ini saya melihat bahwa di akun social media pun terjadi perpecahan. Terutama di masa menjelang pemilihan presiden ini. Kalo tidak bisa menahan diri, pasti bawaannya emosian atau tiba-tiba unfriend teman hanya karena tidak sependapat.

Sedih sih melihatnya. Tapi saya yakin masih banyak koq orang-orang yang menggunakan social media dengan baik. Saya salah satunya hehehe…

Sebisa mungkin kita berpegangan pada apa sih tujuan menggunakan social media tersebut. Social media adalah ruang publik, yang harus dijaga bersama oleh para penggunanya. Sebagaimana di dunia nyata dimana kita satu sama lain saling menghormati dan menghargai, demikian pulalah di dunia maya yaitu di social media.

Alangkah lebih baiknya apa yang kita tuliskan di social media adalah sesuatu yang menjalin keakraban dengan sesama pengguna. Syukur-syukur bisa menulis sesuatu yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Ingatlah bahwa pilpres hanya sekali dalam 5 tahun, tetapi pertemanan adalah untuk selamanya πŸ™‚

 

1 thought on “Tentang Social Media”

Comments are closed.