Lompat ke konten
Home » Blogging » Blog, Aset Masa Depan

Blog, Aset Masa Depan

  • oleh
blog aset masa depan

Blog, Aset Masa Depan – Menjadi seorang blogger profesional sehingga mendapatkan penghasilan dari ngeblog, sekarang sudah menjadi hal yang biasa. Ada begitu banyak blogger yang penghasilan utamanya adalah dari blog saja. Blogger adalah profesi. Sehingga tidak salah jika saya katakan bahwa blog aset masa depan.

Padahal dulu, sebelum saya tahu bahwa ngeblog bisa dijadikan profesi, saya pikir ahh yang penting bisa menulis, yang penting punya wadah untuk berbagi cerita dan pengalaman, yang penting bisa mengarsip sejarah kehidupan saya secara digital. Itu dulu…

Begitu mengetahui bahwa banyak orang sukses berkat ngeblog, mindset saya berubah kenapa tidak saya monetize saja blog-blog saya. Toh saya lebih banyak online, mobilitas saya sangat rendah, lebih banyak di depan laptop dan gadget. Nah, kenapa tidak menjadikan blog sebagai aset masa depan 🙂

blog aset masa depan

Sejujurnya, ada blog saya yang sudah mengantarkan saya menjadi seorang leader di bisnis jaringan. Kenapa? Karena memang blog tersebut saya khususkan untuk menjalankan bisnis tersebut. Bisa dibilang sebagai doorway web. Bisa juga dibilang sebagai landing page. Namun yang pasti, di blog tersebut saya bercerita banyak hal mengenai perjalanan bisnis saya, juga review-review produk yang saya jual. Lantas closingnya berupa apa? Antara lain terjadi transaksi jual beli produk dan pembaca bergabung menjadi mitra bisnis saya.

Nah, saya punya blog lain, yaitu blog personal. Cukup lumayan konsisten saya mengisi konten-konten di dalamnya. Sayangnya, hampir 10 tahun saya anggurin. Maksudnya, tidak saya monetize. Sebenarnya pengin sih, tapi saya dulu bingung bagaimana caranya. Mau coba adsense, waduhh.. koq rasanya teknis banget bagi saya, jadi belum saya pelajari. Padahal ada beberapa artikel di dalam blog personal tersebut yang banyak dicari orang lho.. Padahal ranking blog saya cukup tinggi lho.. Padahal blog saya enggak nekoneko lho layoutnya..

Menurut Reffi D dari grup One Day One Article-nya Indscript yang saya ikuti, salah satu kunci dari kesuksesan blogger adalah networking. Ya, saya setuju sekali! Dan cocok dengan tagline blog saya yaitu sharing, learning dan networking, yang maknanya adalah melalui blog saya berbagi hal-hal bermanfaat, melalui blog saya belajar banyak hal, dan melalui blog saya membangun jaringan pertemanan. Karena itu, saya mengedepankan ketiga hal tersebut untuk memaksimalkan blog saya sehingga kedepannya benar-benar menjadi aset saya dimana saya bisa hidup dari ngeblog.

Bergabung di Komunitas Blogger

Sebagai blogger, memiliki akun social media ternyata sangat penting. Kenapa? Dengan memiliki akun social media, khususnya Facebook, saya bisa bergabung dengan banyak komunitas blogger.

Beberapa komunitas yang saya ikuti

Bergabung dengan komunitas-komunitas tersebut membuka mata saya bahwa menjadikan blog sebagai sumber penghasilan itu tidak sesulit yang saya bayangkan. Tidak selalu membutuhkan hal-hal yang teknis banget yang mungkin susah saya pelajari. Ada banyak bentuk job yang bisa diambil agar dengan ngeblog bisa menghasilkan uang.

Selain membuka mata saya, bergabung di komunitas-komunitas tersebut juga membuka jalan saya untuk bisa mendapatkan job. Biasanya administrator dari komunitas tersebut akan langsung berbagi job secara terbuka, tinggal kita sebagai anggota mau ambil atau tidak.

Untuk meningkatkan performa dari blog kita, bergabung dengan komunitas-komunitas blogger juga cukup mendukung lho.. Biasanya nih, dalam suatu komunitas blogger dibuat jadwal dimana para anggotanya bisa share artikel-artikel yang pernah ditulisnya. Dengan men-share artikel-artikel tersebut, para anggota komunitas akan berkunjung ke blog kita. Saya sendiri sering penasaran dengan artikel-artikel yang di-share oleh teman-teman blogger, jadi saya selalu usahakan untuk blogwalking ke blog-blog mereka melalui artikel-artikel yang mereka share tersebut. Tidak lupa, saya meninggalkan jejak di blog mereka, dengan demikian mereka akan ganti berkunjung ke blog saya 🙂

Jadi, bergabung di komunitas-komunitas blogger saya menggunakan prinsip take and give. Jangan sampai bergabung hanya untuk mendapatkan job. Tapi saya juga musti membangun hubungan baik dengan sesama blogger.  Siapa tahu lhooo juga bisa mendapat job dari teman blogger lain 🙂

Aktif dan Saling Follow di Social Media

Setelah serius ngeblog sebagai profesi, saya jadi tahu bahwa penghasilan seorang blogger tidak melulu dari artikel yang dipostingnya, tidak melulu dari tulisan-tulisannya. Ada kalanya seorang blogger harus mau narsis di social media, kemudian dibayar. Ada kalanya seorang blogger cukup ngetwit beberapa kalimat, lalu dibayar.

Profil akun Instagram saya

Karena itu, saya berusaha untuk aktif juga di social media. Ada persyaratan khusus bagi akun Twitter atau Instagram yang bisa mendapatkan job, misalnya akun Twitter harus memiliki minimal 2000 follower atau akun Instagram harus memiliki minimal 1000 follower.

Seringkali seorang blogger juga mendapat job untuk reportase sebuah event lho.. Nah, reportasenya itu di-share melalui Twitter, Instagram dan blog. Saya pribadi sudah sering mendapat job seperti ini. Contohnya ketika ada launching dan nonton bareng film Terbang, saya diundang ke acara tersebut, tugas saya adalah posting di Twitter dan Instagram saja. Contoh lain, ketika ada launching kampanye hidup sehat bersama Sembutopia, tugas saya sama yaitu posting di Twitter, Instagram dan blog. Dan masih banyak lagi job-job reportase yang pernah saya ambil.

Profil akun Twitter saya

Jadi, akun social media kita juga perlu di-maintain, antara lain dengan jalan-jalan ke akun-akun teman-teman blogger lain kemudian follow akun-akun mereka. Nah, biasanya mereka akan dengan senang hati mem-follow back kita. Jangan lupa juga untuk update akun social media secara berkala, yaitu ngetwit hal-hal yang bermanfaat di Twitter dan upload foto-foto yang menarik di Instagram. Dengan demikian, follower-follower kita akan semakin bertambah.

Portofolio

Setahun yang lalu saya pernah belajar tentang seluk beluk job review yang dimentori oleh Widyanti Yuliandari. Disana diajarkan tentang membuat rate card. Rate card, menurut saya bahasa awamnya adalah Portofolio. Menurut Collins (1992), Portofolio didefinisikan sebagai wadah yang berisi sejumlah bukti yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu.

Nah, setelah saya mengambil beberapa job sebagai blogger, saya bisa membuat rate card atau portofolio saya sendiri. Dengan memilikinya saya menjadi berani tawar menawar harga dengan pemberi job. Contohnya, di awal-awal dulu jika menerima job Content Placement dibayar berapapun saya terima, tetapi setelah mengalami beberapa kali saya berani pasang harga. Belum lagi jika mendapatkan job Sponsored Post, biasanya harga ini lebih tinggi dari Content Placement.

Saya berani tawar menawar harga tentunya dengan konsekuensi blog saya memiliki performa yang baik. Namun yang terpenting adalah memperbanyak jam terbang dulu, tidak perlu keburu nafsu 🙂

Kartu Nama

Dulu, saya pikir yang bisa jadi bintang iklan hanya artis-artis. Dulu, saya pikir yang bisa bikin reportase hanya reporter. Dulu, saya pikir yang bisa membuat berita untuk masyarakat hanya wartawan.

Contoh kartu nama saya

Pikiran-pikiran itu sekarang sudah saya buang jauh-jauh. Tidak perlu repot-repot kuliah jurnalis untuk bisa membuat berita bagus yang bermanfaat bagi semua orang. Tidak perlu ikutan casting jadi artis untuk bisa menjadi bintang iklan suatu produk. Tidak perlu kuliah jurnalistik atau sejenisnya untuk bisa menjadi seorang reporter handal.

Semua itu bisa dilakukan oleh seorang blogger.

Jaman sekarang justru para blogger yang banyak diundang ke acara-acara besar. Seperti beberapa kali yang saya alami, sampai di tempat acara kami para blogger mendapat tempat khusus, kemudian diberi press release sebagai referensi untuk membuat artikel sebagai reportase atas kegiatan tersebut, pulangnya dibekali goodie bag yang tidak jarang ada amplop berisi uang di dalamnya.

Jadi, penting bagi seorang blogger memiliki kartu nama. Pekerjaan: Blogger. Keren ‘kan??? Saya saja bangga menyebut diri saya MomBlogger. Iyaaa, karena saya seorang ibu alias mommy yang memiliki profesi sebagai blogger.

Akun LinkedIn

Selain beberapa akun social media yang saya sebutkan diatas, ada satu akun social media yang bisa kita jadikan alat untuk promosi atas profesi Blogger. Yaitu akun LinkedIn. Saya pribadi sudah memiliki akun tersebut sejak lama.

Akun LinkedIn memang ditujukan untuk keperluan profesional. Jadi, jangan lupa mencantumkan profesi kita yaitu Blogger. Jangan lupa pula share setiap artikel yang baru kita tulis ke akun tersebut. Siapa tahu brandbrand tertarik kepada profil dan artikel-artikel kita.

Saya yakin, menjadi blogger yang mau terus berbagi tulisan-tulisan yang bermanfaat, belajar untuk memperbaiki kualitas, dan menjaga attitude dalam berjejaring, maka peluang untuk berpenghasilan hanya dari ngeblog akan semakin terbuka luas. Jika sudah mantap menjadikan ngeblog sebagai profesi, maka blog aset masa depan itu pasti sudah di tangan.

Note:
Artikel ini saya tulis pada akhir Mei 2018 dan lolos menjadi salah satu kontributor untuk sebuah buku antologi. Nantikan saja terbitnya yaa..

53 tanggapan pada “Blog, Aset Masa Depan”

  1. Menjadi blogger profesional, harus dibarengi dengan kualitas dan perbaikan-perbaikan ya mba. Tulisan ini merangkum semuanya. Keren!

  2. Aku sampe sekarang belum bikin portofolio, wkwkwkwk.

    Btw dengan berkomunitas tuh emang bener ya salah satu cara networking yang efektif.

    Betul, jangan cuma ngarep job. Karena Justru saya dapet ilmu banyak seputar blogging karena dari komunitas.

  3. Assalammualaikum, salam kenal, Mbak Wiwin. Saya senang baca tulisan di atas. Rapi dan profesional dalam menjelaskan. Langsung pada pokok tujuan. Itu yang saya butuhkan. Semoga kita bisa berteman baik sebagai narablog.
    Dulu juga saya tak berpikir soal me-monetize blog, cuma kala aktif internetan di rumah sejak awal tahun 2018, saya kepikiran untuk urus blog lebih serius namun belum tahu caranya.
    Blog sempat dianggurin beberapa bulan karena saya tertarik coba platform social blogging, yang pada akhirnya saya tinggalkan juga karena tak nyaman. Kembali pada blog lebih nyaman, lebih personal dan bisa lebih meluaskan ruang lingkup pergaulan.
    Saya belum pernah berbagi ke Linkedin. Malah tak diisi apa, apa. Lain kali saya akan coba bagikan tayangan dari blog. Terima kasih. ini drop list nomor 10 dari saya di KEB. 🙂

  4. Baca ini, terus sadar betapa banyak yang saya belum lakukan. Kalau diskala 1-100 sepertinya saya baru sampai di langkah pertama saja yakni punya blog. XD

  5. Saya akun Linkedin ada tapi nggak keurus, hehe… Iya sih untuk pekerja profesional juga bagus untuk aktif di sana. Bergabung di berbagai komunitas memang menambah teman juga, dan ada aja teman yang tiba2 hubungi untuk offering sebuah job. Moga tahun ini rezeki makin lancar, mba 🙂

  6. Saya salut dengan Mbak Wiwin, meski aktif sebagai Ibu Bekerja tapi juga aktif berkegiatan sampingan sebagai narablog ini diantaranya.
    Kiatnya jitu nih untuk menjadikan blog sebagai aset masa depan.
    Ada beberapa yang belum saya jalankan diantaranya update linkedin juga portofolio.
    Hm..perlu banyak berbenah nih saya:)

  7. Jadi keinget masa masa awal ngeblog dlu…. trus kubaca lg tulisanku curhat bangeddddd kwkwww jd malu tp seneng jg punya kenangan dan skrg baca lagi ketawa letiwi

  8. Salam kenal mba, ngeblog memang menyenangkan, nambah teman, nambah wawasan plus nambah uang jajan (uang belanja) juga. Saya follow akun sosmednya ya jangan luoa follback ya.

  9. Sama nih pemikirannya sama aku. Duku juga ku pikir blog cuma temoat untuk cuap cuap gak jelas, curhat-curhat manja karena diputus pacar atau lagi seneng-senengnya pacaran. Gak pernah sekalipun kepikiran kalau ternyata dari ngeblog bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Baru 4 bulan kebelakang ini aku baru tahu kalau blogging juga menghasilkan dan blogger adalah profesi. Bener-bener aset masa depan.

  10. Iya juga ya pnya kartu nama khusus blogger ide bagus juga. Kadang kalau event malah ksh nama kantor hehhe. Saya juga seneng gabung di komunitas blogger jd ada wadahnya, bisa saling belajar dan berbagi ya mbak.

  11. Sejujurnya, profesi sebagai blogger itu lebih sulit daripada jd wartawan. saya udah ngerasain sih. Kalau jd reporter sih, kita nggak sampai terlalu pusing tuh mikir infografis, gambar pendukung dan sebagainya. Lah kalo blogger kan one man show. Yang liputan dia, nulis juga dia, masih harus nyiapin ilustrasi pendukung, menata layout dan “memasarkan” sendiri..

  12. Ini seperti apa yang aku tulis mba blm lama ini, tp aku kepikiran, klo aku mati nanti gimana nasib blogku yg berdomain, secara disana bnyk tulisan organik yg tentunya bermanfaat buat orang… Mmmmm…mmmmm

  13. Aku awalnya nulis di blog karena memang demen nulis sejak SD. Kalo di FB kan bisa menghilang statusnya kalau kita ga tulis di note FB. Nah ternyata baru tau juga ngeblog bisa memperoleh penghasilan. Tapi ga ngaruh buatku sih, bayar ga dibayar tetap nulis. Apalagi kalau para pembaca senang lalu mengikuti cerita kita dan beneran berbuat yg sama, iiih happy deh. Misal, ada yang betul2 menginap di hotel yang aku tulis tuh, trus dia mengabari dan berterima kasih karena rekomendasi dari aku tuh sesuai bikin dia sekeluarga senang. Ada lagi yang cari kolam renang dll. Berbagi kan beribadah juga 🙂

  14. Salam kenal Mb Pratiwanggini.

    Nice share mbakkuh.
    Terima kasih
    Bermanfaat banget buat saya yg newbie ini.

    Kalau saya baru dapat tawaran Linkedln, tapi bingung mo ngisinya bagaimana.
    Haruskah diisi detail aktivitas kita di dunia nyata, ya mbak?
    Bagaimana jika suatu saat saya mau resign dan hanya jadi mom blogger, berpengaruh kah isian profesi kita itu (dunia nyata saat isi form)?

  15. Penjelasannya komplit banget mbak.
    Saya jadi punya contoh kartu nama terbaik dari mbak nih.

    Salam kenal ya mbak.
    Nice share artikel.
    Bermanfaat banget buat saya yg newbie ini. ??

  16. Setelah resign tahun 2017 silam, saya memutuskan menjadi blogger profesional selain fokus menulis buku kumpulan soal tes masuk berbagai instansi. Alhamdulillah sangat banyak manfaat blogging yang saya dapat. Materi juga networking.

  17. Aku baca ini sebagai blogger newbie banyak banget hal yang masih to do list dan on progress. Bener-bener runut dan sistematis gitu mba, salam kenal ya sekali lagi mba 🙂

  18. Oo jadi gitu ya. Di semua akun sosmed yg dimiliki diberi keterangan sebagai blogger dan bangga akan identitas tersebut. Ini baru blogger sejati

  19. Ah iya, mengaktifkan kembali akun LinkedIn ini lho juga perlu. Thanks diingetin kembali, Mbak. Beberapa kali aku juga dapat job dari sini soalnya, itu dulu, saat saya belum sibukkk bener sama real life. Bahkan share artikel di sana.

  20. Wah ini nih yang penting. Saya belum pernah kepikiran untuk buat kartu nama. Penting juga ini, jadi kalau ketemu face to face dapat membangun brand awareness kita. Terima kasih mba, informatif sekali

  21. Salam kenal, Mak…
    Blog memang sangat bermanfaat. Saya menggunakannya sebagai branding diri sebagai penulis dan mentor menulis.

  22. Mbaaa, keren banget sih.
    Semua tampak sangat profesional 🙂
    Btw sama nih, saya juga konsultan Oriflame, tapi udah gak aktif di bisnisnya sih.
    Gak kuat waktunya hahaha.

    Saya juga dulu, eh bahkan sampai sekarang masih sering closing dari tulisan2 saya terdahulu, biasanya saya arahkan ke team saja.

    Semangat ngeblog mba 🙂
    Makasih sharingnya 🙂

  23. Waw..keren mba, saya juga kedepannya pengen menjadikan blog utk menghasilkan uang. Kl sekarang pelan2 aja dulu nikmati proses hehe..karena nulis emang hobi. Jadi kl hobi yg dibayar itu namanya bonus ?

  24. Aku belum punya kartu nama huhu. Akun linked juga masih agak terabaikan. makasih ya mbak sudah mengingatkan. Aku juga mulai gabung di komunitas-komunitas blogge. makasih sharingnya mbak. salam, muthihauradotcom

Komentar ditutup.