Tabloid Nova No.1560/XXX edisi 15-21 Januari 2018 membahas tentang diet sehat, di dalamnya dibahas juga tentang program diet sehat. Saya tertarik untuk mengarsipkan disini karena saya telah mengikuti salah satu programnya, yang menurut saya memang itu yang cocok untuk saya.
Daftar Isi:
Kenali Tubuh Kita Sendiri Dulu
Sebelum mencoba berbagai macam program diet dan melakukan salah satunya, ternyata kita harus mengenali dulu tubuh kita sendiri lho.. Demikian juga, mau cantik atau sehat, sebaiknya pilih dua-duanya, jangan cuma salah satu. Karena pada dasarnya, diet yang benar akan memberikan manfaat kepada keduanya.
Melakukan diet sebenarnya adalah mengatur pola makan sesuai ukuran dan kandungan gizi. Jadi bukan cuma yang menghasilkan turunnya berat badan semata. Dan jangan sampai salah langkah dalam melakukan diet. Alih-alih pengin memiliki tubuh sehat yang ideal, malah membuat kita jadi mudah terkena penyakit. Jadi, sebelum memutuskan mau ambil program diet yang mana, kenali dulu tubuh kita, karena tubuh kita yang paling tahu riwayat kenapa kita bisa jadi seperti sekarang ini.
Mungkin pola makan kita selama ini berawal dari pola asuh saat kita masih kecil. Hehe… sepertinya sebagian besar demikian ya. Karena setelah saya flashback ke diri saya sendiri, koq sepertinya pola makan waktu dulu menurut saya menjadi salah kaprah. Misalnya saat lagi belajar, ibu memberikan kue sebagai penyemangat, akhirnya terbawa sampai besar dimana ketika merasa tidak nyaman akan terbiasa memakan makanan yang manis. Juga kondisi seseorang yang tak bisa mengendalikan nafsu makan mereka sehingga menyebabkan obesitas. Makanya umum terjadi jika sedang stress, orang-orang larinya ke makanan.
Tubuh kita sudah punya mekanisme tersendiri, dimana dia akan makan ketika lapar dan akan berhenti ketika kenyang. Jadi, sebelum memulai diet, hal penting yang harus diubah terlebih dahulu, yaitu pola pikir (mindset). Kemudian lakukan diet sesuai dengan standar berat indeks manusia, sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Program Diet Sehat
Setelah mengenal tubuh kita, kita akan tahu bahwa tidak semua program diet cocok untuk kita lakukan. Pun jangan sampai terjebak ikut-ikutan dengan program diet yang sedang populer. Juga jangan ikut diet instan dengan harapan turun berat badan dengan cepat. Berikut ini ada 3 macam program diet sehat yang cukup kita kenal, yaitu:
1. Food Combining (sehat tanpa ribet)
Food combining adalah diet sehat yang memungkinkan kita makan enak tanpa perlu pusing. Konsepnya mudah dan hasilnya nyata. Cukup dengan memperhatikan padu padan yang ada di piring kita setiap makan.
Prinsip food combining hanya menerapkan menu dan pola makan yang dinilai sesuai dengan karakteristik dan cara kerja tubuh manusia. Dilihat dari struktur dan sistem pencernaannya manusia cenderung mengarah ke makhluk herbivora, maka dari itu bahan makanan alami seperti sayur-sayuran dinilai lebih bermanfaat bagi manusia ketimbang daging dan sumber protein hewani lainnya.
Dengan metode food combining yang dipopulerkan oleh Dr. William Howard Hay di tahun 1920-an ini, ada dua aturan dasar yang pantang dilanggar pelaku diet food combining, yaitu:
(1) selalu konsumsi sayuran segar, dan
(2) pisahkan karbohidrat dari sumber protein hewani dalam satu kali makan.
Erikar Lebang menjelaskan secara singkat dan sederhana:
– Jika mau makan nasi, pasangkan dengan aneka sayur segar seperti lalapan.
– Jika mau dilengkapi dengan lauk, pilih yang non protein hewani seperti olahan kentang, tahu, dan tempe.
– Sebaliknya jika ingin makan daging atau ayam, jangan dibarengi dengan nasi, tapi gantilah dengan sayur-sayuran.
Jam makan harus diperhatikan karena tubuh punya jam alami untuk makan yaitu antara jam 12:00 – 20:00. Di luar itu, jam 20:00 – 04:00, tubuh bekerja untuk memproses makanan, dan jam 04:00 – 12:00, tubuh mengalami fase pembersihan.
Jika dilanda rasa lapar di pagi hari, cukup konsumsi buah-buahan segar yang kaya serat, vitamin dan zat bermanfaat lainnya. Sehat dan perut tetap merasa kenyang.
Tak ada batasan usia untuk menerapkan pola makan ala food combining. Mulai anak balita hingga orang usia senja, semua bisa mengikuti diet ini karena metodenya serba almia dan tak mengganggu keseimbangan tubuh.
Food combining bisa diterapkan pada anak sejak mulai bisa mengkonsumsi makanan padat. Menunya bisa divariasi, misalnya nasi putih yang ditaburi garam laut, dipasangkan dengan sayur segar seperti mentimun dan buncis. Efeknya, anak jadi lebih aktif dan tak mudah sakit.
Yang penting, sebelum menjalani food combining, kita harus paham betul akan konsep dasarnya dan bertekad kuat menjaga kesehatan dalam jangka waktu yang panjang. Kalau sudah paham dan niat ingin sehat, pasti bisa konsisten dalam menjalaninya.
2. Clean Eating (sehat tanpa makanan olahan)

sumber gambar: Pixabay
Clean eating adalah pola makan sehat dengan cara mengkonsumsi berbagai makanan alami yang belum mengalami proses pengolahan atau pengawetan. Contohnya seperti:
a. Sayur-sayuran segar yang baru dipetik, kemudian dibersihkan untuk direbus langsung. Kalau sayurnya diolah menjadi jus, itu sudah tidak alami lagi.
b. Gandum yang langsung dimasak tanpa harus diolah menjadi roti.
c. Daging segar yang langsung direbus, bukan daging yang sudah dalam kemasan.
Dalam memasaknya, makanan alami ini cukup diberi gula dan garam secukupnya untuk menambah cita rasa. Jangan gunakan penyedap rasa.
Untuk sarapan, makan siang dan makan malam, cukup konsumsi makanan yang dapat memenuhi unsur karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat bisa didapat dari kentang, singkong atau nasi. Lemak bisa didapatkan dari ikan dan kacang-kacangan. Protein bisa didapatkan dari telur atau daging. Yang penting semua makanan itu dimasak langsung, bukan melalui proses pengolahan yang panjang dan pengawetan, sehingga kadar gizi dalam makanan segar tadi tidak ada yang hilang.
Penerapan clean eating tidak mengenal batas waktu. Kalau perlu dilakukan selamanya agar organ tubuh tetap sehat.
Menurut dr. Diana F. Suganda SpGK, metode ini sudah sangat tepat dilakukan jika seseorang sedang berniat menurunkan berat badan. Tinggal diatur saja porsi makannya dan diimbangi dengan olahraga.
Pola makan ini juga tidak mengenal usia, jadi semua umur dan kalangan bisa menerapkannya.
3. Raw Food (sehat dengan makanan mentah)

sumber gambar: Pixabay
Diet raw food ini merupakan diet makanan mentah. Makanan dimakan sama seperti aslinya, tanpa proses pengolahan dan pengawetan. Metode pengolahannya hanya sebatas memotong, dilumatkan dengan blender, atau dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari. Makanan yang dikonsumsi hanyalah makanan yang berbasis tanaman, yang sebagian besar terdiri dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Kebutuhan karbohidrat didapatkan dari sayuran mentah, seperti aneka selada, tomat dan mentimun. Kebutuhan protein didapatkan dari kacang-kacangan, sayuran yang berwarna hijau gelap. Agar asupan gizi lebih seimbang, bisa juga mengkonsumsi nutrisi dari hewan seperti shasimi, susu, atau telur mentah.
Diet raw food tidak menutup kemungkinan untuk mengkonsumsi produk hewan, karena diet raw food ada 4 jenis yaitu raw food vegan, vegetarian, karnivora, dan omnivora.
Gaya diet yang sudah ada sejak tahun 1800-an ini punya banyak manfaat. Selain bisa menurunkan berat badan, juga mampu membuat kulit terasa lebih segar, meningkatkan vitalitas, energi, meningkatkan kualitas kesehatan dan mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dipublikasikan pada the International Journal of Behavioural Nutrition and Physical Activity tahun 2016 yang menyatakan bahwa seseorang yang lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, berisiko lebih rendah mengalami semua penyakit yang menyebabkan kematian.
Program Diet Sehat yang Saya Jalankan
Dari ketiga macam diet di atas, saya pribadi sampai saat ini nyaman dengan program diet Food Combining. Saya cocok karena tidak ribet dalam segala hal. Saya belajar dari bukunya Erikar Lebang, FB Group Food Combining Indonesia, dan juga dari Widyanti Yuliandari seorang blogger, praktisi FC dan penulis buku. Meskipun belum 100% melakukan juklak dan juknisnya, bahkan masih sering cheating-nya, tetapi manfaatnya sudah saya rasakan. Insyaallah sehat dan tetap cantik meskipun sudah mendekati usia senja 🙂
Oiya, sedikit sharing pengalaman saya ketika hamil anak kedua (Dimas). Selama kehamilan Dimas saya berniat untuk menerapkan diet Food Combining. Sama sekali saya enggak mengkonsumsi susu ibu hamil. Kalo lagi pengin susu, saya hanya ambil susu UHT yang plain. Ga ada 10 kali saya minum susu UHT ini selama kehamilan. Saya juga tidak pernah minum suplemen apapun. Bersyukur saya beberapa kali kontrol ke dokter obsgyn menggunakan fasilitas JKN-BPJS, sehingga aman dari paparan suplemen-suplemen yang konon katanya bagus untuk ibu hamil, karena harga suplemen-suplemen tersebut tidak dicover oleh BPJS.
Alhamdulillah Dimas terlahir dengan sempurna, tak ada yang kurang dan tak ada yang lebih. Makin besar makin kelihatan kulitnya putih bersih lembab (jenis kulit normal). Anaknya juga sangat jarang sakit dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Anaknya juga pintar dan cerdas serta aktif banget.
Sejak bisa makan apapun, pelan-pelan dan sedikit demi sedikit saya coba menerapkan program diet Food Combining juga untuk Dimas. Saya enggak takut ngasih sarapan buah ke Dimas. Apalagi Dimas makannya gampang, dikasih makanan apapun langsung dimakan, gak pake diemut. Hanya saja kalo gak suka, dia enggak akan mengulangi lagi makanan tersebut.
Dari pengalaman dua kehamilan yaitu kehamilan anak pertama yang dimanja-manja dengan susu dan suplemen-suplemen dan kehamilan anak kedua yang tanpa bantuan susu dan suplemen apapun, melahirkan anak yang berbeda pula dari sisi kebiasaan makannya. Anak pertama saya cenderung pilih-pilih, susah makan sayur dan buah pula, malah cenderung suka makan junk food. Beda banget dengan anak kedua. Melihat dari kebiasaan makannya sekarang, semoga aja kedepannya dia terbiasa dengan pola makan sehat yang akan memberikan efek positif dalam hidupnya kelak.
Kalo Anda menggunakan program diet sehat apa selama ini? Sharing yukkk… 🙂