Biasanya nih.. kalo lagi makan di luar entah di rumah makan, restoran atau lesehan pinggir jalan, pada minuman dingin yang kita pesan selain diberi sendok teh juga diberi sedotan plastik. Iya ‘kan? Kalo udah gitu, segerrrr rasanya nyedot minuman tersebut menggunakan sedotan plastik yang tersedia. Di luar sana, kita udah mengurangi penggunaan plastik untuk belanja, tapi ternyata lupa mengurangi sedotan plastik. Yukk.. kampanyekan kurangi sedotan plastik ini.
Sebenarnya minum minuman dingin engga harus pake sedotan sih.. Lha wong diminum langsung dari gelasnya saja bisa. Hanya saja entah kenapa penjual minuman selalu ngasih sedotan. Sepertinya sudah otomatis. Hanya yang sudah benar-benar anti plastik saja saya rasa yang berani menolak 😀
Sesuatu yang ada di sekitar kita biasanya tidak lepas dari manfaat dan kerugiannya, demikian juga dengan penggunaan sedotan.
Dari sisi manfaat, ternyata menggunakan sedotan itu ada alasannya lho, yaitu antara lain kepraktisan, tak ingin merusak lipstick, tak ingin ada noda minuman menempel di area mulut dan gigi, atau sekadar iseng menggigitnya.
Namun perlu diwaspadai bahwa minum menggunakan sedotan pun sebenarnya tak lepas dari efek buruk bagi tubuh kita. Salah satunya adalah membuat keriput di sekitar mulut. Kebiasaan mengerutkan bibir saat minum dari sedotan lambat laun akan membuat lipatan di kulit area mulut. Efek lainnya adalah masalah pencernaan seperti kembung dan rasa tak nyaman di perut akibat gas yang ikut tertelan dan mengumpul di usus.
Nahhh.. sekitar dua bulan yang lalu ketika menemani Satria makan di gerai fast food McDonald Jalan Kaliurang saya melihat poster di dinding gerai yang inti isinya adalah tidak menyediakan lagi sedotan plastik. Dan memang semua minuman yang kami pesan tidak dikasih sedotan sama sekali. Ya mau tidak mau harus nyeruput langsung dari gelasnya. Betewe di McDonald sih sebenarnya bukan gelas yaa.. ahhh.. sebut aja tempat minum hehehe..
Lantas saya tiba-tiba teringat bahwa empat bulan yang lalu #IDInklusif dari Program Peduli memberi souvenir berisi sedotan ini beserta sikatnya. Alhamdulillah rejeki blogger. Karena ini diberikan setelah kami bareng-bareng tim Program Peduli meliput acara Temu Inklusi 2018 di Plembutan Playen Gunungkidul. Sedotan yang diberikan tersebut terbuat dari bambu.
Perlu diketahui bahwa bambu adalah sumber daya alam yang mudah diperbaharui dan punya banyak manfaat alami, termasuk menjadi alternatif sedotan. Ringan namun kuat. Sedotan bambu dapat dipakai kembali, dapat terurai alami tanpa merusak lingkungan, dan tidak mengandung bahan kimia atau pewarna apapun. Sedotan bambu bisa dipakai untuk minuman hangat maupun dingin tanpa mengubah rasa minuman.
Kala itu saya belum ‘ngeh’ tentang #NoStrawMovement. Setelah tahu ada gerakan ini saya bersyukur punya andil turut mengurangi penggunaan sedotan plastik. Yaitu dengan menggunakan sedotan bambu ini jika saya memang butuh sedotan untuk minuman saya. Selanjutnya sedotan bambu ini bakalan selalu ada di tas saya, bisa saya bawa kemana-mana, dan siap sedia ketika saya butuhkan.
Sebenarnya sedotan bambu ini hanya salah satu alternatif pengganti sedotan plastik. Karena sebenarnya ada banyak alternatif lain. Anda bisa pilih beberapa alternatif sebagai berikut:
1. Sedotan bambu
2. Sedotan jerami
3. Sedotan kertas
4. Sedotan akrilik
5. Sedotan kaca
6. Sedotan silikon
7. Sedotan besi/metal/stainless steel
8. Botol minum isi ulang yang sudah ada sedotannya
9. Tanpa sedotan
Kalo Anda apa alasan menggunakan sedotan dan boleh sharing donk apa sedotan alternatif yang Anda pakai sekarang?
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Gerakan tanpa sedotan lagi gencar, ya. Kalau saya sih terbiasa minum langsung dari gelas.
Cuma kek nya, gerakan inu harus juga ke resto, temoat nongkrong biar mereka gak sediain sedotan plastik gitu.
Memang belum semuanya meniadakan sedotan plastik, mba.. Sepertinya masih bertahap.
Sedotan bambuku udh rusak digigit Sara. Haha. Akhirnya ganti yg stainless Steel malah gigi Sara yg sakit kalo gigit sedotannya. Hehe. Maret aku mau bagi2 paket sedotan stainless nih. Ikutan ya
Waahhh, ikutan dong makdi, kali menang dapet sedotan cantik, hihihi… 🙂
Ocheee.. Nunggu Maretttt…
Intinya kurangi pemakaian sedotan plastik ya biar sampahnya nggak makin numpuk. Belajar zero waste juga nggak mudah, pernah saya sudah siapin kantong kain pas belanja di supermarket eh, kasirnya cuek aja langsung masukin barang ke kantong plastik. Kalo udah gitu susah menolak. Mau diganti dan ditinggalin kantong plastiknya pasti akan dibuang sama kasirnya ya udah mending dibawa aja.
Wah keren kamu mba, ikut campaign ini sampe nulis di blog juga. Alhamdulillah, kebiasaanku minum tanpa sedotan… tapi sedih kalo tau ada tempat makan yang masih kasih sedotan..
Saya sudah beralih ke sedotan bambu nih moms, Alhamdulillah jadi bisa ikut mengurangi penggunaan sedotan plastik. Anak-anak pun mulai terbiasa memggunakan sedotan bambu.
Baru tahu nih ada sedotan bambu, bagus juga jadi bisa ngurangi penggunanan plastik, krn kalau minum es nggak pakai sedotan rasanya masih kurang sip apa krn udh kebiasaan ya mbak
Iya mbak, aku pun sudah mulai pakai sedotak stainless stail, jd setiap kita makan diresto manapun kita gak pernah pakai sedotan plasti yg mereka sediakan.
Waktu anak belum bisa minum sendiri dari gelas selalu sedia sedotan. Sekarang sih akhirnya sedotan berkurang karena anak sudah bisa minum sendiri langsung menggunakan gelas.
Saya mau yang stainless ah mba, biar lebih awet.
Kalau saya sebenarnya ga masalah minum langsung dari gelas.
Kadang malah seperti itu, terlebih kalau minum di warung makan, yang pakai sedotan plastik tipis.
Rada parno juga, sedotannya ditaruh bebas gitu malah kotor, mending langsung minum di gelas atau bawa sedotan sendiri ya 🙂
mom wiwin, aku baca blog mom jadi kepengen segara wujudin. padahal aku udah pengen join movement ini awal taun, tapi kelupaan aja belinya.
Wah saya baru tau sedotan bambu ni mom. Kudet hehe… besok lagi saya akan coba pakai yang seperti ini deh. Thnks ya mom!
Isu yang lagi hangat banget nih penggunaan sedotan. Gegara lihat sedotan yang masuk ke hidung kura-kura aku jadi mengurangi penggunaannya dengan langsung meminum dari gelasnya. Belum punya alternatif lain selain sedotan plastik sih.
Sedotan bambunya baguus!! Aku sendiri lagi ngajarin anak-anak untuk seminimal mungkin menggonakan sedotan mbak, dan juga single use plastic bag
Aku masih pilih tanpa sedotan Mbak..karena belum beli sedotan alternative seperti yang dari bamboo ini…
Keren idenya,..coba cari olshop ada kan ya?
Aku blm punya yang bambu, punyanya yang stainless steel. Dibawa2 kalau pas keluar2 😀
Iya ya mulai dari diri sendiri untuk mengurangi sedotan. Kalaupun lagi pas gak bawa ya gak minum pakai sedotan langsung dr gelasnya aja.
Udah berusaha pake sedotan stainless (yang kata anak Twitter sedotan SJW, hehehe…), tapi kadang kalo beli minum tau-tau sedotannya udah ditaruh di gelas. Pas pesan minum emang harus bilang “tanpa sedotan”.
Saya dari dulu emang nggak terlalu suka sedotan sih, lebih suka tenggak langsung atau pake sendok. Apalagi kalau es cendol, lebih nikmat pake sendok buat ngambilik cendolnya dibanding pake sedotan hihi.
Untuk saat ini memang diharuskan untuk mengurangi jenis plastik. Kalau aku dari dulu ga suka minum pake sedotan.
Lebih bagus ini ya menggunakan sedotan yang bisa dibersihkan. Kalau sedotan sekali pakai takut berbahaya ya.
belum kesampaian nih aku punya sedotan kayak gini mbak.. aku juga masih pakai sedotan skali pakai itu kalau lagi makan dirumah huhuhu..
temen saya nih yg selalu bawa sedotan besi kemana2
klu saya karena tidak lagi minuman berwarna jadi cuma minum air putih aja dan selalu bawa tumbler kemana3.
Komentar ditutup.