Bulan Mei 2015 adalah pertama kali saya dan suami membuka usaha kuliner. Ya, karena kebetulan suami saya pandai memasak. Jadi, ceritanya membisniskan hobi. Lalu kami pun memanfaatkan arena depan rumah yang cukup luas untuk melakukan usaha tersebut. Ya, karena modalnya tidak besar, kami tidak berani nekat menyewa ruko. Usaha kuliner kami diawali dengan usaha katering harian untuk keluarga dan anak-anak sekolah.
Promosi kami lakukan secara online dan secara MLM. Hehehe.. bukan multi level marketing lho ya, tetapi mulut lewat mulut. Koq bisa? Iyaaa.. karena banyak teman kami yang sudah tahu kalo masakan suami saya cukup enak. Setelah mencicipi masakan suami saya, biasanya kemudian mereka memberitahukan kepada teman yang lain. Demikian secara berantai.
Sedangkan promosi lewat online, kami menggunakan blog dan social media (Instagram dan Facebook). Secara berkala kami usahakan untuk terus update informasi, baik itu menu-menu maupun promo-promo. Alhamdulillah responnya sangat positif, sehingga kami bisa mendapatkan banyak pelanggan dari luar kota. Mereka menggunakan jasa kami ketika mereka ada acara di Yogyakarta.

Menu utama

Menu spesial
Sekitar bulan Oktober 2016, kami memutuskan untuk menggunakan konsep online resto. Maksudnya adalah kami promosi secara online, menerima pesanan secara online, kemudian kami mengirimkan pesanan tersebut kepada konsumen. Kami sengaja tidak melayani dine in (makan di tempat). Kenapa? Selain ga mau repot, juga karena kebetulan ruangannya kurang memadai, takut gak muat hehehe..
Pengiriman pesanan pun kami lakukan sendiri, memberdayakan kendaraan sendiri, tidak menggunakan jasa ekspedisi apapun. Karena itu kami hanya menerima pesanan yang tujuan pengirimannya cukup terjangkau oleh kami. Sampai radius 5 km kami tidak memungut ongkos kirim, namun lebih dari 5 km kami memberlakukan ongkos kirim.
Hingga akhirnya pada 19 April 2017 kami mengadakan kontrak kerjasama dengan Go-Food. Gapapa kena charge 15% dalam setiap transaksi, toh banyak juga manfaat yang kami dapatkan berkat bekerjasama dengan Go-Food. Menjadi Go-Food Partner, jangkauan pelayanan kami menjadi lebih luas. Selain itu, kami juga jadi terbantu dalam hal promosi. Terbukti sejak muncul di aplikasi Go-Food, pelanggan kami justru orang-orang yang sebelumnya tidak kami kenal. Yang sudah cocok dengan masakan kami, kebanyakan sering melakukan repeat order. Alhamdulillah…
Awal-awal menggunakan Go-Food, pembayaran masih dilakukan secara manual, yaitu driver Go-Jek membayar secara cash kepada kami. Kalo menerima pembayaran cash, otomatis kami juga harus menyediakan uang kecil, karena sewaktu-waktu ada yang uangnya tidak pas sehingga butuh kembalian. Repot dan ribet ya? Iya, memang begitulah.

Driver GO-JEK menunggu pesanan Go Food
Pembayaran secara cash itu kami alami sampai hadirnya aplikasi Go-Resto pada bulan Desember 2017. Jadi, untuk melakukan pesanan ke online resto kami, konsumen tetap menggunakan aplikasi Go-Food. Sedangkan kami sebagai pemilik resto, mengelola orderan melalui aplikasi Go-Resto.
Dengan adanya Go-Resto ini, keluar masuknya uang resto menjadi lebih tertib. Kenapa? Karena dengan adanya Go-Resto, kami tidak menerima uang cash dari driver Go-Jek. Pembayaran dari konsumen masuk ke Go-Jek, melalui driver baik itu pembayaran via Go-Pay maupun cash dari konsumen. Selanjutnya pihak Go-Jek membayarkan kepada kami dengan cara ditransfer ke rekening kami sebagai pemilik resto di keesokan harinya. Jadi, semua transaksi hari Senin, ditransfer ke rekening kami setiap hari Selasa.
Selain kami tidak menerima pembayaran secara cash (cashless), administrasi juga menjadi lebih tertib. Karena pihak Go-Jek setiap hari mengirimkan laporan transaksi kepada kami melalui email. Detil sekali. I love it very much! Dua hal yang saya suka dari kehadiran Go-Resto yaitu:
1. Cashless.
2. Rekap transaksi harian yang sangat detil.
Meskipun sudah lumayan terkenal dan banyak konsumen melalui Go-Food, tapi kami masih belum menggunakan sistem kasir atau point of sale apapun baik berupa cash register ataupun aplikasi di komputer. Semuanya masih manual. Kami hanya menggunakan nota yang ditulis secara manual. Apalagi sejak punya bayi sehingga resto sempat off hingga hari ini, jadi masih belum kepikiran untuk menggunakan sistem point of sale apapun.
Nahhhh.. sebentar lagi bulan puasa. Biasanya nih di bulan puasa resto kami kebanjiran pelanggan, terutama di waktu malam hari dan menjelang waktu saur. Itulah kenapa jika bulan puasa, resto kami dibuka jam 15:00 hingga jam 04:00 pagi hari berikutnya. Karena jam-jam itulah konsumen melakukan order untuk persiapan buka puasa (makan malam) dan makan saur.
Jadi, rencananya bulan puasa nanti kami akan buka full lagi seperti tahun lalu. Insyaallah rejeki datang di bulan puasa bersamaan dengan kegiatan ibadah Ramadhan. Jika tidak ada halangan nih, kami mau mencoba menggunakan aplikasi kasir yang namanya SPOTS. Kenapa SPOTS? Karena SPOTS merupakan grup perusahaan GO-JEK juga. Nah, jadinya satu paket ‘kan.. Dengan menggunakan SPOTS ini insyaallah usaha kuliner kami menjadi semakin lancar dan laris karena didukung oleh administrasi transaksi yang lebih rapi. Uang masuk juga tidak terganggu karena langsung masuk ke rekening (go cashless) 🙂