Tidak terasa Pemilu 2019 kali ini adalah pemilu keenam yang saya ikuti, semoga masih diberi umur panjang sehingga masih bisa berperan serta pada Pemilu yang akan datang (2024). Seperti biasa, saya menggunakan hak pilih saya di alamat sesuai KTP. Kebetulan saya menggunakan alamat tempat lahir saya, sehingga setiap kali hari pencoblosan, rasanya seperti mudik (pulang kampung).
Bersyukur saya selama ini saya tidak pernah mengalami masalah dengan data di KTP, sehingga setiap kali ada Pilkada atau Pileg atau Pilpres, nama saya selalu terdaftar dengan benar. Demikian pula suami saya.
Beberapa bulan yang lalu ketika pulang ke rumah orang tua saya, saya melihat ada stiker ditempel di dekat pintu rumah. Rupanya itu adalah stiker dari KPU yang merupakan tanda bukti pencocokan dan penelitian data pemilih Pemilihan Umum Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2019.
Sudah masuk dalam DPT sejak 10 Mei 2018Beberapa waktu kemudian saya cek sendiri nama dan nomor KTP saya di website KPU untuk memastikan kembali bahwa nama saya dan suami saya tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Alhamdulillah aman terkendali, data kami sudah benar terdaftar dan masuk dalam DPT.
Meskipun sudah merasa aman karena sudah masuk dalam DPT, tapi saya belum mantap kalo belum mendapatkan undangan mencoblos. Jadi, seminggu sebelum hari H pencoblosan, saya telpon ke ibu menanyakan apakah sudah ada undangan pencoblosan. Ternyata undangan diberikan pada tanggal 14 April 2019 atau H-3. Legaaaaaa, berarti siap nyoblos!
Sayangnya saya tidak sempat memotret undangan tersebut. Karena keburu ke TPS sihhh.. 🙂
Setelah undangan ada di tangan, saya dan suami segera menuju ke TPS. Seperti 5 tahun yang lalu, tempat pencoblosan masih berada di depan rumahnya Bapak Kepala Dusun. Sampai disana kami menyerahkan surat undangan, kemudian menunggu untuk dipanggil. Sembari menunggu panggilan, kami disuguhi minuman dan makanan.
Oiya, saya dan suami datang sudah siang sih, sekitar jam 10-11 sehingga sudah tidak banyak antrian. Setelah menunggu 2-3 antrian, kemudian nama kami dipanggil. Kami mengambil berkas-berkas yang akan kami coblos dulu sebanyak 5 buah untuk kemudian kami bawa ke bilik pencoblosan.
Jauh-jauh hari sebelum hari H, saya dan suami sudah ngobrol mengenai teknis di TPS. Di benak kami selama ini hanya Pilpres-Pilpres-Pilres, sehingga yang hapal di luar kepala hanya pasangan calon Presiden. Jadi, untuk calon Presiden saya dan suami sudah mantap punya pilihan. Kebetulan pilihan kami sama, dari dulu ga pernah beda 😀 .
Nahhh.. mengenai calon legislatif nih yang kami tidak tahu siapa-siapanya 😀 . Payah yaaa.. Tapiiii, suatu hari sekitar 2-3 bulan yang lalu saya sudah bertanya kepada kakak sepupu saya. Mengingat ada kakak sepupu yang pernah 2X menjadi calon legislatif, maka saya tanyakan apakah periode kali ini nyalon lagi. Jawabannya “iya”, masuk caleg DPRD Propinsi. Yeaaay, dapat deh 1 caleg. Kebetulan kakak sepupu saya masuk dalam partai yang mengusung calon Presiden pilihan saya. Klop dah! Sebenarnya di dalam daftar caleg DPRD Propinsi ada satu nama teman saya SMA juga, tetapi dia dari partai yang tidak mengusung capres pilihan saya, jadi maaf ya teman, saya tidak memilihmu 🙂
Untuk caleg DPRD Kabupaten dan DPR RI, saya tidak begitu kenal siapa-siapa mereka. Untung ada teman yang pernah menjadi petugas KPPS. Dia menyarankan,”Kalau tidak tahu siapa yang akan dipilih, coblos saja partainya, biarkan nanti partainya yang menentukan masuk ke siapa.” Sippp, saya mengikuti saran teman saya tersebut, tapi tentu saja saya coblos pada partai yang juga mengusung calon presiden pilihan saya. Hal yang sama juga dilakukan oleh suami saya 🙂
Alhamdulillah, akhirnya tunai sudah saya menggunakan hak pilih saya sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Pemilu 2019 ini. Ditandai dengan warna ungu pada salah satu jari tangan saya. Oiya, pada penasaran siapa calon Presiden pilihan saya? Ada dehhh…, sebenarnya bisa ditebak koq 🙂
By the way, dari waktu ke waktu yang namanya golput selalu saja ada. Bisa jadi disengaja. Bisa jadi juga karena kurang sosialisasi sehingga seseorang malas untuk mengurus secara administratif. Sebagai contoh nih, beberapa bulan yang lalu saya mengingatkan teman-teman saya untuk cek data mereka di web KPU, ternyata ada yang tidak terdaftar, otomatis tidak masuk dalam DPT. Sepertinya karena NIK-nya belum tersinkronisasi ke dalam datanya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Hal ini diketahui ketika dia gagal membuat NPWP secara online. Setelah diurus ke Dinas Dukcapil, baru deh beres. Tapi yaa tetap saja tidak masuk dalam DPT, karena sudah mepet waktu untuk mengurusnya.
Jadi, untuk Pemilu 5 tahun yang akan datang, saya punya tips untuk bisa menggunakan hak pilih, yaitu:
1. Pastikan nama Anda sudah terdaftar dan masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap), caranya cek aja lewat website KPU.
2. Menjelang hari H pencoblosan, pastikan Anda sudah mendapatkan undangan resmi. Biasanya undangan ini dikirimkan langsung ke alamat sesuai KTP Anda.
3. Pastikan Anda sudah punya capres dan cawapres yang akan dipilih.
4. Pastikan Anda sudah punya caleg atau partai yang akan dipilih.
Untuk nomor 3 dan 4 ini untuk menghindari berlama-lama di dalam bilik pencoblosan.
Demikian cerita sukses saya dalam menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019. Anda punya cerita yang lebih seru? Yuk berbagi cerita…
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Penasaran sebenarnya mba Wiwin dukung paslon yang mana? He, he biar saya tebak, kalo nggak pilih 01 ya pasti 02. Ya, kan?!
Hihihi.. kasih tau gak yaaa..?
Alhamdulillah mbak Wiwin ngga golput hehehe tapi sejujurnya ku ingin segera selesai gegap gempita Pemilu ini hahaha, engap baca timeline socmed
Betul, sebaiknya harus sudah diketahui dl siapa yg dipilih yaa, biar gak lama di dalam bilik. Kasian yg lain juga jadi lama nunggunya.
Nah, sama aja dengan saya Mbak. Saya juga bingung kalau memilih caleg2 yang ada. Dari dulu saya selalu pilih partainya aja. Tapi kali ini nggak, soalnya suami saya ada yang kenal beberapa di antara mereka. Jadi saya ngikut suami dong…
Alhamdulillah ya suara nya sudah tersalurkan. Saya sempat harus urus sana urus sini soalnya suami dapat surat DPT masa saya tidak?
Lah suami juga anggota KPPS jadi tahu nama saya ada di daftarnya.
Selidik punya selidik itu bagian yang ngatur malah simpen surat DPT saya di jok motornya!
Kalau saja kamu gak nyusul, entah gimana itu nasib surat suara saya…
Welehhh.. masalahnya sepele tapi bisa bikin kacau yaaa..
Jadi inget kemarin pas nyoblos sendirian bawa 2 balita riweuh hehehe, kebetulan suami tugas jaga TPS jadi gak bisa barengan nyoblos. Sepertinya saya tau mba nyoblos apa hihihi
Nahhh.. tadinya suami nyuruh saya bawa anak, tapi saya ga mau, anak saya titipkan di neneknya. Kalo ga gitu, di TPS ga ada yg megangin anak saya, entar saya ga bisa konsen nyoblosnya 😀
Alhamdulillah ya pemilu sudah beres, tinggal tunggu hasil penghitungan suara. Siapapun yang terpilih semoga amanah menjaga Indonesia.
Iya, aamiin 🙂
Aku juga waktu pas undangan belum datang udah niat banget pas ke TPS marah-marah wkwkwkwk astagfirullah karena ternyata bukan lambat dari panitianya tapi dari tetangga yang malas kasihin ke aku mba :p *tetangga masa gitu hahaha
Pas kemaren coblos aku keliyengan liat begitu banyak caleg dan gak aku kenal, jadinya malah nyoblos asal asalan. Sungguh harusnya gak boleh kayak gitu ya
Saya takutnya akan kejadian seperti itu mba.. Untung saya sempat curhat ke teman yang pernah jadi PPS, jadi punya gambaran sebaiknya gimana.
Selamat sudah nyoblos Mbak..jadi pilih siapa ? hahaha
Aku kemarin nyesel , karena ke bilik suara bawa kotak snack yang dibagikan saat nunggu…eh ketinggalan di situ. huhuhu
Enggak kebawa pulang karena saking semangatnya mau masukin kertas suara ke kotaknya
Eh, di TPS ku memang dapat snack box lho semua, di tempat Mbak enggak ya?
Kami gotong royong se RT untuk tempat, konsumsi, dll
di tempat saya dapat snack juga mba Dian, tapi enggak pake box, ngambil sendiri-sendiri pake piring kertas gitu. Sama segelas teh hangat 🙂
Selamat telah memilih mba. Siapapun nanti Presiden yg terpilih, dia adalah yg terbaikdan semoga memang menjadi yg terbaik ya utk perkembangan Indonesia 5th ke depan
Akupun Menggunakan dong mba ini moment ditunggu 5 Tahun sekali, mudah2an pilihan Kita gk salah ya.. antusias bngt menyambut moment ini
Yeah, kita semua sudah beres nyoblos. Tinggal nunggu aja keputusan resminya. Semoga siapa pun presidennya, Indonesia akan lebih baik. Dan kita semua patut mendukung. Bismillah..
Alhamdulillah saya pun tanggal 17 april nyoblos dong, jadi warga yang gak golput
Kemarin yg jd kendala adalah kurangnya info ttg caleg menurutku pribadi mba jadinya bingung deh harus milih siapa hehe
saya juga bingung kalo disuruh pilih caleg karena ga kenal. Makanya pilih partainya aja. Tapi kemarin saya pilih caleg perempuan biar suara perempuan terwakili.
Yeay alhamdulillah ya mbak bisa menggunakan hak pilihnya. 5 tahun sekali loh dan ada juga yang belum bisa menggunakan haknya hiks
Hampir kecewa dengan pak RT yg sesuai dgn alamat KTP (kebetulan domisiliku berbeda dgn alamat KTP) pas di hari H katanya hak suaraku ga ada.. nah loh kok bisaa? Aku ancam (masih foto2 bukti) eh langsunggg bisaa..
saya waktu nyoblos dah detik detik terakhir
rame banget
jadi suami daftarkan dulu
saya nunggu di rumah
untung TPS nya dekat
alhamdulillah pilihan saya ada yang menang
suara sayq ternyata ikut menentukan hehe
Alhamdulillah, saya jg menggunakan hak pilih. Dan tentunya, berharap yg menang ataupun yg kalah mempunyai sifat ksatria.