Lompat ke konten
Home » Lingkungan » #byesedotanplastik Sebuah Langkah Sederhana untuk Menjaga Bumi

#byesedotanplastik Sebuah Langkah Sederhana untuk Menjaga Bumi

  • oleh
#byesedotanplastik

Cara sederhana untuk turut andil dalam menjaga lingkungan dan bumi adalah dengan #byesedotanplastik.

“Pak, pesen es jeruk nggih, tapi mboten sah dipun paringi sedotan,” begitu pesan saya kepada Pak Yadi, angkringan langganan makan siang saya setiap hari kerja. Legaaaa rasanya ketika bisa pesan minuman dingin sambil mengingatkan untuk tidak disertai sedotan plastik. Kenapa lega? Karena biasanya saya lupa, sehingga otomatis ada sedotan di dalam gelas minum saya. Padahal saya sudah mulai mengurangi penggunaan sedotan plastik lho.. Saya pernah menulis tentang #NoStrawMovement atau #byesedotanplastik ini pada 15 Februari 2019 yang lalu.

Feeling so good juga ‘kali yaa.. Ternyata tanggal 15 Februari 2019 itu adalah Hari Tanpa Sedotan Plastik! Apa itu? Sabar…, info lengkapnya nanti baca di bagian bawah yaa… By the way, asli lhooo saya enggak sengaja menulis di blog bertepatan dengan Hari Tanpa Sedotan Plastik 🙂

Sejarah Sedotan

Sudah puluhan tahun saya sering menggunakan sedotan plastik. Terkadang ketika beli air mineral botolan pun saya minta sedotan. Jadi enggak cuma ketika minum minuman dingin di warung makan. Saya yakin, pasti banyak yang melakukan hal demikian. Gak cuma saya, ya ‘kan?

Jadi, ternyata sedotan pertama kali digunakan sekitar 5000 tahun yang lalu oleh bangsa Sumeria. Waktu itu sedotan berupa potongan jerami atau batang rumput yang disebut ryegrass. Kemudian pada tahun 1888 Marvin Stone mulai membuat sedotan yang berasal dari lembaran kertas yang digulung pada pensil, yang ujungnya dilem dan dicelupkan ke parafin agar awet.

Setahun kemudian, dia mematenkan temuannya dan mendirikan pabrik sedotan. Selanjutnya benda ringan ini pun mulai berkembang hingga terbuat dari plastik sebagaimana yang banyak kita gunakan saat ini.

#byesedotanplastik
Minum dengan sedotan plastik (sumber gambar: pixabay.com)

Keberadaan Sedotan Saat Ini

Saat ini sedotan yang sering kita jumpai sehari-hari dibuat atau berbahan utama PP atau Propylene yang didesain tahan seumur hidup. Permasalahan kemudian muncul karena sedotan yang didesain tahan seumur hidup ini membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai di alam. Padahal kita memakai sedotan plastik paling lama rata-rata 30 menit, namun setelah itu butuh waktu ratusan tahun untuk terurai. Hiks.. gak sebanding donk ya..

Data dari Divers Clean Action menunjukkan bahwa penggunaan sedotan plastik di Indonesia sekitar >93 juta batang per hari. Dan menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia yang dibuang ke laut. Dan faktanya sedotan plastik masuk dalam 10 besar kategori sampah plastik yang paling banyak ditemui di laut. 🙁

Bahaya Sedotan Plastik

Jujur, selama ini saya tidak pernah kepikiran bahwa sedotan plastik itu berbahaya. Nah, setelah tahu ada #NoStrawMovement dan gerakan #byesedotanplastik baru deh saya paham bahaya sedotan plastik. Jadi, bahaya sedotan plastik itu antara lain:

1. Sedotan plastik dalam kurun waktu lama akan pecah menjadi potongan kecil dan semakin kecil yang disebut microplastic dan ini berbahaya bagi organisme di laut.

2. Karena bentuknya yang kecil dan tidak memiliki nilai ekonomis sebagaimana botol plastik, maka sedotan plastik akan dibuang begitu saja di tempat sampah dan berakhir di laut. Tentu saya ini akan menimbulkan pencemaran laut.

3. Microplastics di lautan secara langsung akan mencemari rantai makanan. Jika microplastics dimakan oleh ikan dan kemudian dikonsumsi manusia, maka akan beresiko bagi kesehatan manusia. Nah lo…

4. Sedotan plastik selain mencemari lautan juga membahayakan bagi makhluk hidup di laut, seperti tertusuknya hidung penyu di Kosta Rika.

Plastic Reduce Movement 2019

Setelah tahu betapa berbahayanya sampah plastik terhadap bumi, saya pun belajar mengurangi penggunaan kantong-kantong plastik. Saya sudah rajin membawa tas belanja sendiri dari rumah setiap kali belanja di pasar atau di toko-toko. Di dalam tas ransel yang saya bawa kemana-mana setiap hari ini juga ada tas belanja di dalamnya. Iya, tas belanja yang bisa dilipat.

Lalu selangkah lebih maju, adalah mengurangi penggunaan sedotan plastik. Ingat ya, jangan pernah lupa titip pesan ke pak penjual minuman dingin supaya enggak usah naruh sedotan plastik ke dalam gelas. Lebih baik minum langsung dari gelasnya saja. Demikian juga ketika beli air mineral atau soft drink botolan, ga usah minta sedotan.

#byesedotanplastik
Sedotan bambu dari CCFrontier (sumber gambar: twitter @CCFrontier)

Saya semakin paham tentang gerakan mengurangi plastik ini dari Change Climate Frontier (CCFrontier)Sejak pertama dibentuk tahun 2015, CCFrontier telah memiliki kepedulian atas keberadaan sampah plastik. Salah satu program yang dilakukan adalah Tote Bag Campaign, yaitu membagikan tote bag secara gratis kepada masyarakat sebagai pengganti tas plastik. Dan kampanye tersebut masih dilakukan sampai hari ini. Alhamdulillah saya juga sudah punya beberapa tote bag di rumah 🙂

Lalu pada awal tahun 2019, CCFrontier kembali membuat sebuah program yang disebut dengan Plastic Reduce Movement 2019. Ini adalah sebuah gerakan mengurangi sampah plastik yaitu dengan membagikan sedotan bambu sebagai pengganti sedotan plastik kepada masyarakat secara gratis. Nah loooo.. sama lagi deh dengan sedotan saya hehehe.. 

Campaign #byesedotanplastik

Campaign #byesedotanplastik mulai dicanangkan pada tanggal 15 Februari 2019, sekaligus diperingati sebagai Hari Tanpa Sedotan Plastik. Campaign ini ditujukan secara khusus pada para pelaku industri yaitu Hotel, Café dan Resto, yaitu dengan cara mereka mulai tidak menyediakan sedotan plastik kecuali by request. Jadi kalo kalian masih butuhhhh banget sedotan plastik, coba aja minta yaa… 

Campaign yang dilaksanakan sejak 15 Februari 2019 ini sekarang diikuti oleh >40 participants yang terdiri dari hotel, café, resto, perusahaan, sekolah dan juga pemerintah daerah setingkat kelurahan. Para partisipan tersebut berasal dari Surabaya, Malang, Kota Batu, Ponorogo, Bondowoso, Bojonegoro, Kediri dan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Selanjutnya campaign ini akan terus dilakukan dan berpindah dari satu kota ke kota lain di Indonesia. Sabar yaaa.. bentar lagi akan sampai juga di kotamu. 🙂

Lalu apa kewajiban participants dalam Campaign #byesedotanplastik ? Simpel saja, yaitu mereka berkomitmen untuk tidak lagi menyediakan sedotan plastik kecuali by request.

Apa saja keuntungan mengikuti Campaign #byesedotanplastik ? Yaitu antara lain:

1. Environmentally Responsible Image, membangun image sebagai Tempat Yang Peduli Terhadap Lingkungan. 

2. Menekan Cost (biaya), karena sudah tidak lagi menyediakan sedotan plastik. Misalnya tetap menyediakan sedotan plastik tapi tidak sebanyak di awal.

3. Free Publication & Advertisement on Social Media and others, publikasi secara gratis di SOSMED CCFrontier dan media lain (koran/media online). Jadi disediakan promosi gratis khusus untuk para participants.

4. Free Xbanner and Flyer (conditional), CCFrontier akan menyediakan Xbanner secara gratis serta Flyer (conditional).

5. Free Publikasi “Your Green Traveling”, sebagai tempat destinasi yang sudah Peduli Lingkungan untuk para traveler.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Climate Change Frontier (@climate_change_frontier) on

Nahhh.. keren ‘kannnn.. Biasanya konsumen atau traveler juga lebih suka berkunjung ke tempat-tempat yang sudah memiliki image peduli terhadap lingkungan lhooo.. Jadi, dengan menjadi participant campaign #byesedotanplastik maka tempat usaha Anda akan memiliki nilai tambah.

#byesedotanplastik Sebuah Langkah Sederhana untuk Menjaga Bumi bersama Climate Change Frontier

Untuk mendapatkan info yang lebih lengkap, silakan kunjungi:
Website: https://www.ccfrontier.com
Facebook : climate.change.frontier
Instagram : climate_change_frontier
Twitter : @CCFrontier

1 tanggapan pada “#byesedotanplastik Sebuah Langkah Sederhana untuk Menjaga Bumi”

  1. Jujur ya, kak …
    Sebelum aku datang di mari ikut membaca dan menuliskan komentar setelahnya …, aku sudah menerapkan menolak secara halus pemberian sedotan saat beli minuman di warung atau gerai mini market.

    Itu kulakukan karena sadar efek nyampah limbah plastik kedepannya untuk siklus tanah.

    Ngga taunya, disini aku baca post tentang minimalisir penggunaan sedotan plastik.
    Aku jadi makin tergerak untuk ikut mensukseskan program ini.

    Terimakasih buat post kerennya, kak.

Komentar ditutup.