Siapa sih yang tidak mau dapat hadiah dari Go-Jek, apalagi sudah lama menjadi pelanggan setianya? Tapi kalo ujung-ujungnya penipuan, bagaimana? Simak yuk pengalaman anak saya berikut ini. π
Pagi itu tiba-tiba Satria datang di kantor saya dan bilang: “Bu, pinjam ATM.” Kemudian saya tanya,“Untuk apa?” Satria menjawab,“Ada yang mau transfer uang Rp 2 juta.” Hmmm.. saya mulai curiga ada yang tidak beres, kemudian saya jawab,“Gak, ibu ga akan ngasih ATM apapun. Orang kalo mau transfer yang diminta bukan ATM, tapi nomor rekening. Hayoo.. pasti ada yang tidak beres ini.”
Kecurigaan saya menguat karena yang diminta ATM, bukan nomor rekening. Kecurigaan berikutnya adalah Satria datang dalam kondisi baru bangun tidur, belum cuci muka sama sekali, pokoknya masih kucel deh.. Satria juga bilang bahwa yang nelepon nyuruh dia untuk tidak menutup panggilan telpon dari si penelepon tersebut.

Setelah itu Satria cerita bahwa ada yang menelponnya, memberi tahu bahwa Satria dapat hadiah Rp 2 juta rupiah dari Go-Jek. Oiya yang menelepon juga mengaku dari kantor Go-Jek yang berkantor di Jakarta. Satria dituntun untuk menuju ke ATM dan melakukan apa-apa yang diperintahkan oleh si penelepon. Sayangnya Satria sudah melakukan transaksi dari kartu ATMnya. Untunglah hanya ada Rp 250ribuan di ATM Satria.
Selama bercerita ke saya, Satria tidak mematikan telepon karena demikian perintah dari si penelepon. Lalu saya suruh mematikan. Setelah dimatikan, si penelepon berusaha menghubungi lagi. Sampai akhirnya saya yang mengangkat telepon dan sempat berbicara dengan si penelepon tersebut. Tapi saya sudah terbawa emosi karena saya tahu orang tersebut hanya mau uangnya Satria.

Oiya, saya sempat menasehati Satria bahwa ini adalah penipuan. Tapi Satria masih yakin bahwa dia beneran dapat hadiah Rp 2 juta dari Go-Jek, mengingat angka tersebut beneran tertera di dalam aplikasi Go-Jek Satria. Oleh karenanya Satria sempat bilang ke saya begini dengan nada agak tinggi: “Aku tidak percaya sama orang itu dan aku juga tidak percaya sama ibu!” Waduhhh.. gawat nih, pikir saya.
Untuk meyakinkan Satria, kemudian saya mengontak call center Go-Jek dan saya minta Satria untuk mendengarkannya sendiri lewat loudspeaker. Setelah mendapat penjelasan dari CS Go-Jek, baru deh Satria percaya dan mulai rileks. Jujur saja saya dulu juga pernah mengalami penipuan lewat telepon, tapi alhamdulillah saya masih dilindungi Tuhan sehingga tidak ada sepeser pun uang yang saya transfer kepada si penelepon.

Setelah Satria rileks, saya minta Satria cek aplikasi Go-Jek di HPnya. Beneran, ada yang ganjil di saldo Go-Pay-nya. Saya lupa angka tepatnya, tapi terjadi perubahan drastis, misalnya dari saldo Rp 50ribu, tiba-tiba naik menjadi Rp 80ribu, beberapa saat kemudian berubah menjadi Rp 0. Setelahh dicek di history transaksi, ternyata dana yang ada di Go-Pay Satria dipakai untuk membeli pulsa.
Oiya, pada saat menelpon Satria, si penelepon ini minta kode-kode yang muncul di SMS-nya Satria. Nah, itulah yang dipakai oleh orang tersebut untuk login ke aplikasi Go-Jek milik Satria. Maka dari itu, orang tersebut bisa mengendalikan saldo Go-Pay milik Satria.

Karena Satria sudah terlanjur transfer, ya sudahlah, mau gimana lagi. Meminta uangnya kembali juga sudah tidak mungkin. Melaporkan kepada yang berwajib juga hanya buang-buang waktu, tenaga dan biaya. Satu-satunya jalan ya hanya mengikhlaskannya. Selain itu, selanjutnya harus berhati-hati jika ada orang menelepon yang ujung-ujungnya ngomongin “uang” atau “transfer”.
Nah, atas ketidakhati-hatian Satria ini, otomatis uangnya di ATM habis, hanya tersisa sejumlah minimal yang harus ditinggal di ATM saja. Dannnn, endingnya pada tanggal 6 Juli 2019, Satria nge-WA saya melaporkan bahwa: “Gopay abis.”

Setelah peristiwa tersebut, pada tanggal 10 Juli 2019 ada email masuk dari Go-Jek yang isinya adalah mengingatkan customernya agar berhati-hati jika ada penelepon yang mengaku-aku karyawan Go-Jek yang meminta kode verifikasi dan OTP. Karena bisa jadi itu adalah modus penipuan. Nah, email tersebut saya tunjukkan ke Satria dan saya bilang bahwa mungkin sudah banyak orang yang mengalami seperti Satria lalu melapor ke Go-Jek, maka dari itu pihak Go-Jek memberitahu kepada para customernya untuk berhati-hati.
Demikian sharing dari saya, semoga Anda pembaca blog ini tidak ada yang mengalami hal ini π
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Sepertinya penipuan mengatasnamakan GOJEK memang marak ya. Sering dapat telepon dari nomor tidak dikenal juga, jadi lebih baik tidak diangkat sekalian hehe kalau memang urgent pasti orang itu akan SMS duluan π
Betul, sebaiknya sangat berhati-hati ketika menerima telpon dari yang tidak dikenal. Apalagi berhubungan dengan uang.
Gemes sama model-model penipuan macam gini. Malah pernah ada yang dapat telpon puraΒ² habis nolong keluarga kita yg baru kecelakaan trs minta uang karena harus bawa berobat ke dokter.
Intinya harus bijak dan waspada ya, mbak
Karena saya pernah mengalami, jadinya saya gemas bangetttt !!
woh sip, aku barusan ditelpon gitu juga, dimintai kode verifikasi, makanya cari2 info sampe kesini.
untung gopay ku saldo nya 0 :v
makasih ceritanya mbak. =w=)b