Seperti pernah saya bilang di salah satu postingan saya tentang imunisasi bahwa saya masuk dalam tim pro vaksin. Dari pengalaman saya sendiri yang menjadi korban serangan virus polio delapan bulan setelah kelahiran saya, ditambah lagi dengan dari pengalaman adik saya yang menderita batuk 100 hari ketika masih balita, maka saya tidak ingin anak-anak saya menderita penyakit atau cacat karena kelalaian ibunya. Buat saya imunisasi adalah hak anak, maka harus diberikan sesuai dengan waktunya. Karena imunisasi melindungi anak dari penyakit, serta mencegah kecacatan dan kematian.
Jujur saja, karena keterbatasan biaya serta urgensi dari jenis-jenis vaksinasi, maka saya berikan hak imunisasi anak yang wajib-wajib saja. Pelaksanaannya pun saya memilih di praktek Bidan karena waktunya fleksibel untuk saya yang ibu bekerja. Biaya imunisasi di Bidan itu jauh di bawah harga di rumah sakit tetapi tidak gratis seperti di Puskesmas.
Jadi sejak lahir hingga usia 18 bulan anak-anak saya mendapatkan imunisasi sesuai anjuran pemerintah. Jadwal imunisasi dari pemerintah adalah sebagai berikut:
- Usia 0-7 Hari: HB0
- Usia 1 bulan : BCG, Polio 1
- Usia 2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
- Usia 3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
- Usia 4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4
- Usia 9 bulan : Campak
- Usia 18 bulan : DPT-HB-Hib lanjutan dan Campak lanjutan
Mungkin masih banyak yang belum tahu vaksin apa yang dipakai dan apa kegunaannya. Nah ini saya tuliskan rangkumannya:
- Vaksin Hepatitis B, untuk mencegah penularan penyakit Hepatitis B dan kerusakan hati.
- Vaksin BCG, untuk mencegah penularan penyakit TBC (tuberculosis) yang berat.
- Vaksin Polio & IPV, untuk mencegah penularan penyakit polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai dan atau lengan.
- Vaksin DPT-HB-Hib, untuk mencegah penularan penyakit difteri yang menyenangkan penyumbatan jalan napas, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B yang menyenangkan kerusakan hati, dan infeksi HiB yang menyebabkan meningitis (radang selaput otak).
- Vaksin Campak, untuk mencegah penularan campak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru, radang otak dan kebutaan.
Mengapa penting mengikuti jadwal imunisasi? Karena jika jadwalnya tak teratur, maka kadar zat kekebalan yang ditimbulkan jadi lebih sedikit dan tidak optimal. Khusus untuk imunisasi DPT-HB-HiB Lanjutan Dimas agak sedikit terlambat, seharusnya pada usia 18 bulan, tapi baru terlaksana pada saat usianya memasuki 22 bulan. Merujuk pada buku KIA, maka selama masih masuk dalam tentang waktu toleransi berarti masih aman.
Imunisasi seperti kita ketahui akan menimbulkan kekebalan. Memang tak ada imunisasi yang bisa menjamin 100 persen kebal. Bahkan tingkat 96 persen saja sudah bagus sekali.
Walaupun kecil kemungkinannya, kegagalan imunisasi tetap bisa terjadi. Misal, karena penyimpanan vaksin yang tak baik. Suhu tempat penyimpanannya tak sesuai dengan yang seharusnya. Faktor lain, potensi vaksin sudah berkurang, tanggal kadaluarsa terlampaui, dan respon tubuh yang kurang membentuk zat anti. Sebagian besar penyebab tadi bisa dicegah bila semua prosedur dijalankan petugas kesehatan dengan baik.
Harus dipahami bahwa ada 3 faktor yang berperan dalam masalah sakit-tidaknya anak, yaitu:
1. Daya tahan tubuh anak.
2. Lingkungan
3. Kuman
Kalau anak kuat daya tahannya bagus, status gizi baik, lalu terinfeksi kuman yang jumlahnya sedikit dan tak begitu ganas maka kemungkinan dia tak akan jatuh sakit. Nah, kalau anak sudah diimunisasi, kekebalan sebenarnya sudah ada dan daya tahan tubuh jadi lebih baik. Meskipun sakit, akan lebih ringan dibandingkan jika tak pernah imunisasi.
Beberapa kali disuntik vaksin, hanya satu kali Dimas mengalami KIPI yaitu setelah imunisasi DPT-HB-HiB 1 & Polio 2, malamnya Dimas mengalami demam. Setelah itu tidak mengalami KIPI lagi setiap habis imunisasi. Bisa disimpulkan bahwa KIPI tak selalu terjadi dan juga bukan patokan berhasil-tidaknya imunisasi. Eh iyaaa.. apa sih KIPI? KIPI adalah kependekan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Pada saat imunisasi terakhir kemarin Bidan sempat bilang bahwa anaknya dulu mengalami KIPI selama satu minggu yaitu demam serta tidak nyaman di bekas suntikan. Alhamdulillah Dimas tidak mengalami kejadian apapun.
Jadi, untuk anak-anak saya, sudah cukup ibunya saja yang menjadi korban “kejadian luar biasa”, mereka harus mendapatkan haknya untuk senantiasa terjaga kesehatannya kini dan nanti ๐
Referensi: buku KIA dan Nakita
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
semoga si kecil selalu sehat dan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya ya..
Komentar ditutup.