Skip to content

Tips dan Trik Memotret Buku Menggunakan HP

Saya adalah penyuka buku. Biasanya nih, buku yang saya baca tersebut saya potret lalu saya upload di social media atau blog. Jujur aja, selama ini saya memotret buku tanpa menggunakan ilmu. Yaaaa, sekedar jeprat-jepret aja. Jika saya rasa sudah menarik ya saya upload. Padahal menarik menurut saya, belum tentu menarik bagi orang lain. Artinya, saya harus belajar tips dan trik memotret buku menggunakan HP.

Nah, seminggu yang lalu di komunitas IIDN saya menyimak sharing tentang cara mudah memotret buku dengan HP yang disampaikan oleh mba Ety Handayaningsih S. Nah, atas seijin beliau, saya share nih ilmunya. Sebenarnya sharing ini dikhususkan buat para penulis buku agar lebih ciamik dalam mempromosikan buku-bukunya. Tetapi ilmu ini bermanfaat bagi siapapun terutama pecinta buku, terlepas dia penulis atau hanya pembaca. Semoga bermanfaat 🙂

Menurut mba Ety, mempromosikan buku karya sendiri bagi seorang penulis buku adalah sudah menjadi kewajiban. Nah, untuk itu, keberadaan foto dari buku yang dipromosikan tentu saja menjadi penting. Karena foto buku yang menarik tentu akan memberikan kesan pertama yang memikat.

Kabar baiknya, masih menurut mba Ety, dengan kamera HP saja kita bisa menghasilkan potret buku yang menarik. Memang sih hasilnya tak bisa dibandingkan dengan kamera DSLR atau kamera mirrorless karena kamera HP memiliki keterbatasan. Tetapi untuk kebutuhan promosi buku secara online di media sosial, potret buku menggunakan HP tetap bisa dibuat semenarik mungkin.

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Memotret Benda Mati

Dalam memotret benda mati, termasuk buku, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Beberapa hal tersebut adalah:

1. Konsep

Hal pertama kali dilakukan adalah menentukan konsep. Mau seperti apa buku ditampilkan dalam foto. Contohnya, apakah mau dengan konsep minimalis atau dinamis? Konsep minimalis berarti tak menggunakan banyak properti, sementara konsep dinamis menggunakan banyak properti. Contoh lainnya, konsep me time dengan buku, maka dalam frame dibutuhkan properti yang sesuai misalnya secangkir teh dan camilan.

2. Properti

Properti adalah pelengkap tampilan foto. Umumnya properti yang kerap dipakai adalah alas foto, cangkir, makanan ringan, alat tulis, paper clip, keyboard, laptop dan sebagainya. Penggunaan properti tentu saja disesuaikan dengan tema foto. Misalnya buku tentang musik, maka bisa memakai miniatur alat musik sebagai salah satu propertinya.

Bagaimana jika tidak memiliki properti yang komplit? Tidak masalah. Manfaatkan saja apa yang ada di rumah. Misalnya untuk alas foto bisa menggunakan karton putih, kain putih, kayu bekas, triplek bekas maupun sisa eternit.

3. Styling

Ini adalah cara menata objek foto beserta pelengkapnya semanis mungkin. Dalam styling dikenal adanya penataan properti yang rapi dan berantakan. Hal ini bisa dipilih sesuai dengan buku yang akan dipotret. Menata objek memang membutuhkan latihan dan sense of art. Bisa dimulai dengan menata sedikit properti terlebih dahulu, setelah itu bisa belajar untuk menata properti dalam jumlah banyak.

4. Teknik Memotret

a. Pencahayaan

Untuk mendapatkan hasil foto yang bagus tentu saja dibutuhkan pencahayaan yang pas. Cahaya alami adalah pilihan paling murah dan mudah. Jadi, manfaatkanlah cahaya matahari sebagai sumber cahaya saat memotret buku. Arah cahaya bisa dari kiri, kanan, belakang maupun depan. Waktu yang baik untuk memanfaatkan cahaya matahari adalah pukul 07.00 – 10.00 maupun pukul 15.00 – 17.00. Di luar itu cahaya terlalu keras maupun sudah amat redup.

b. Komposisi

Komposisi yang biasa dipakai adalah rule of third. Konsep ini membagi bidang foto dalam tiga bagian sama besar sehingga terbentuk 9 bidang dan 4 titik pertemuan. Komposisi ini menempatkan point of interest (objek utama) pada salah satu dari 4 titik tersebut.

c. Angle

Ini adalah sudut pengambilan gambar. Ada beberapa macam seperti eye level angle, high angle dan flatlay angle. Eye level angle berarti kamera sejajar dengan pandangan mata kita. High angle berarti sudut pengambilan gambar lebih tinggi dari pada objek foto. Flatlay angle ini menempatkan kamera pada sudut 90 derajat, tegak lurus terhadap objek.

5. Editing

Editing dibutuhkan untuk menyempurnakan foto yang dihasilkan. Ada banyak aplikasi yang bisa digunakan, seperti Snapseed, Lightroom, Facetune, dan lain sebagainya.

Contoh Hasil Memotret Buku dengan HP

Selain memberikan teori diatas, mba Ety juga menunjukkan beberapa contoh hasil memotret buku yang telah dilakukannya. Tentu saja menggunakan HP. Berikut ini ada 3 (tiga) contoh:

tips dan trik memotret buku

Keterangan foto 1:
Konsep tone yang hangat, dibuat dengan eye level angle, dan properti tumpukan buku, kacamata dan tanaman hias plastik, menggunakan alas berupa kanvas.

tips dan trik memotret buku

Keterangan foto 2:
Konsep tone hangat dan di atas kasur, bercerita kegiatan membaca yang dilakukan sambil leyeh-leyeh, dibuat dengan angle flat lay, menggunakan alas karpet bulu dengan jilbab putih.

tips dan trik memotret buku

Keterangan foto 3:
Konsep tone dingin, high angle, masih di atas kasur juga (seolah-olah di atas kasur), menggunakan alas karpet bulu dengan jilbab putih.

Serba-serbi Seputar Memotret Buku

Dari sesi tanya jawab antara mba Ety dengan audiens, berikut ini saya buatkan rangkumannya:

1. Jika menggunakan alas foto lipat yang problemnya adalah nampak bekas lipatan, cara mengakalinya adalah dengan menaruh objek pas di lipatan sehingga lipatan menjadi tertutup. Alternatif lainnya adalah diedit menggunakan tools healing. Sebaiknya sih gunakan alas gulung yang tidak akan memunculkan bekas lipatan serta praktis menyimpannya.

2. Menempatkan properti memang butuh latihan terus menerus. Jika pertama kali suka bingung itu wajar, karena menempatkan properti tidak bisa sekali jadi. Harus dicoba dipasang dalam berbagai versi. Nanti dilihat mana yang paling bagus. Sebagai referensi, bisa cek foto di Pinterest. Bisa ikutin yang ada di sana. Nanti lama-lama bakal menemukan style sendiri.

3. Pernah melihat gambar objek yang seolah melayang? Menurut mba Ety, ini bisa dibuat dengan mengkombinasikan antara teknik styling dan editing. Contoh lain di food photography, makanan melayang karena digantung menggunakan benang atau senar.

4. Untuk kebutuhan promosi buku, sebaiknya cover buku nampak jelas. Tujuannya agar pembaca bisa mengenali buku yang dipromosikan. Berbeda jika memotret untuk kebutuhan estetika. Ini bisa dibuat dengan beragam styling seperti dalam kondisi terbuka ataupun beterbangan.

5. Jika menggunakan alas karton atau kain putih, supaya tidak kelihatan lecek, lakukan pengeditan menggunakan healing. Tapi harus hati-hati, karena healing kadang nggak bersih. Jadi harus di zoom dulu. Sebaiknya gunakan karton yang baru daripada kebanyakan healing.

6. Cara menggunakan healing: Klik Healing, kemudian zoom bagian yang akan dihapus lalu tap sekali saja. Usahakan zoom sedekat mungkin agar tak mengenai bagian yang tak ingin dihapus.

Tips dan Trik Memotret Buku Menggunakan HP

Nah, di bagian terakhir nih mba Ety memberikan tips dan trik memotret buku menggunakan HP.

1. Kenali kamera HP masing-masing, karena beda merek bisa beda fitur dan kualitas.

2. Gunakan cahaya alami. Ini adalah cara paling tepat untuk pengguna HP dan yang baru belajar motret. Pilih tempat yang paling dekat dengan sumber cahaya seperti di dekat pintu atau jendela.

3. Buat konsep. Tak perlu rumit, simpel saja, asal eksekusinya tepat maka foto buku akan menarik.

4. Manfaatkan properti yang ada di rumah. Bagi sebagian orang membeli properti itu memberatkan, maka mulailah dari apa yang dimiliki saja. Kalau alat tulis kantor saya yakin mudah ditemukan di rumah masing-masing.

5. Latihan terus. Karena latihan akan membuat semakin terampil. Jadi, alokasikan waktu untuk latihan memotret. Durasi dan jadwal disesuaikan dengan aktivitas masing-masing.

Gimana? Cukup sederhana ‘kan ya ilmunya. Jadi, kuncinya adalah latihan dan praktek. Selamat memotret buku!!!

sumber gambar: koleksi mba Ety Handayaningsih S

 

14 thoughts on “Tips dan Trik Memotret Buku Menggunakan HP”

  1. Wah, saya perlu memaksimalkan kamera hp dan memanfaatkan properti buat foto, nih! Tips-tipsnya akan saya ingat dan praktekan, trims mbak Wiwin yang baik hati sudah mensharingkan ilmu baru 🙂

  2. Wah ilmunya mantab. Jadi memang memotret buku itu butuh trik ya mbak. Keknya ini juga bisa berguna juga utk memotret obyek lain yaa. Agar tampak indah & menarik.

  3. Tips memotretnya bermanfaat banget mbak, terutama untuk kita-kita yg suka dengan buku dan pengen dapetin foto ciamik. Jujur, msh sering gagal ngambil sudut artistik pas motret. Mungkin kudu banyak latihan 😀

  4. Mantap ini tips and tricks nya bisa dicoba klo mau jadi bookstagrammer. Saya pribadi belum bisa sepenuhnya seperti foto-foto di atas. Kudu banyak latihan. Selain itu kudu punya propertu juga biar hasil kece maksimal.

  5. HP jaman sekarang kameranya udah nggak kalah sama kamera semacam mirrorless atau DSLR. Kalau dari segi styling dan komposisi yang lainnya pas, udah pasti orang ngira “wih, pake kamera apa nih?”. padahal pake kamera hape doang. Saya sering ditanyain gitu soalnya hahahahaha

  6. Terimkasih sharingnya, Mba. Kebetulan saya mulai membiasakan diri mereview buku yang saya baca di blog. Tentu kan tampilan foto bukunya harus oke. Ini sih bermanfaat banget bagi saya, hehe

  7. Ini nih yang aku butuh banget. Tips memotret bukunya lengkap dan perlu diterapkan segera nih, soalnya aku pecinta buku juga. Hampa rasanya kalau tak membaca buku satu hari aja. Tapi tiap mau bikin foto buku yang mau aku review, seringnya tak percaya diri. Hasil foto bukuku selalu standar dan kurang menarik. Setelah ini mau coba terapin ah tips foto buku dari Mbak Wiwin. Terima kasih sudah menuliskannya ya

Comments are closed.