Tahun 2020 ini kami awali dengan menemui dokter Tintin (spesialis anak) di RS Panti Rapih Yogyakarta. Karena inilah ikhtiar kami, salah satu cara mengatasi sembelit pada anak ala Dimas.
Dimas Mengalami Sembelit
Sudah 3-4 hari ini Dimas mengalami sembelit (konstipasi). Setiap terasa mau pup, Dimas pasti menangis dalam posisi seperti sedang mengejan. Tapi setiap kali saya ajak ke toilet, selalu saja tidak ada pup yang keluar. Dimas maunya cepat-cepat dicebokin lalu keluar dari toilet.
Pernah, di suatu malam menjelang Subuh, Dimas bisa pup. Saya minta dia mau bersabar untuk jongkok di kloset sambil saya kasih semangat agar bisa pup. Saya bilang ke Dimas,“Ayo, adik pasti bisa, pasti bisa pup.” Saat itu alhamdulillah berhasil, bisa pup. Tapi besok-besoknya dia tidak mau, mungkin pupnya terasa makin keras dan susah keluar.
Sabtu siang saya sempat minta tolong kakaknya untuk membelikan jus buah segar sekalian mampir ke apotik untuk beli obat pencahar. Hari itu saya kurangi asupan susu untuk Dimas. Saya ganti dengan minuman lain yaitu jus buah dan teh hangat. Sampai malam, saat 2 kali minta dot. saya isi botol minumnya dengan teh hangat. Sebelum diminum, dilihat-lihatnya dulu, mungkin merasa berbeda. Kemudian diminumnya dan tentu saja tidak dihabiskan.
Obat pencaharnya jadi beli? Iya, jadi beli. Oleh petugas di apotek, Satria diberi Dulcolactol. Obat pencahar berbentuk sirup yang bisa diberikan kepada anak-anak bahkan kepada bayi. Saya sempat memberikannya 2 kali kepada Dimas, yaitu Selasa siang dan Selasa malam. Ditemani dengan mengkonsumsi jus buah (minuman selain susu itu tadi).
Dulcolactol adalah obat yang digunakan untuk mengobati kesulitan buang air besar yang bekerja dengan cara memicu pergerakan usus. Dulcolactol merupakan obat bebas dengan zat aktif laktulosa. Laktulosa (lactulose) merupakan obat yang digunakan untuk mengobati konstipasi (kesulitan buang air besar), obat ini bekerja dengan memicu pergerakan usus. Obat ini juga digunakan untuk mengobati beberapa kondisi klinis tertentu dengan cara mengurangi jumlah amonia dalam darah. (sumber: sehatq.com)
Hari Rabu pagi saat Dimas minta dot, saya tidak tega mengisinya dengan teh hangat lagi. Jadi, saya buatkan susu tapi dengan setengah dosis. Kalo biasanya satu botol air dengan 7 sendok takar susu, kali ini saya kasih hanya 4 sendok takar saja. Tapi karena susu, meskipun rasa gurihnya jauh dari biasanya, ya tetap aja habis diminum Dimas.
Berobat ke Rumah Sakit
Karena tidak tega melihat Dimas yang selalu menangis sambil menahan sakit jika mau pup, akhirnya saya minta dukungan ke suami untuk membawanya ke dokter saja. Alhamdulillah suami mengijinkan. Lalu, hari Rabu pagi 1 Januari 2020 ini saya bawa Dimas ke rumah sakit. Bersyukur banget ada dokter anak yang jaga dan kebetulan dokter Tintin adalah dokter yang menangani Dimas setahun yang lalu saat opname karena dehidrasi akut.
Di lantai 3 gedung Borromeus RS Panti Rapih dimana dokter spesialis anak berpraktek, terdapat area bermain untuk anak-anak. Langsung saja Dimas tidak sabar untuk bermain disana. O iya, sebelum turun bermain, Dimas ditimbang dulu, diukur suhu tubuhnya dan tinggi badannya. Suhu tubuhnya normal di angka 36,3 derajat C. Berat badannya 15 kg. Dan tinggi badannya 93 cm.
Pada saat bermain, dua kali Dimas pup. Lagi-lagi yang pertama kali Dimas menangis, mungkin masih merasa sakit. Kemudian saya bawa ke toilet, saya dudukkan di kloset. Tapi lagi-lagi tidak mau pup, cuma mau dicebokin. Baiklah. Setelah itu ganti diapers lalu kembali bermain.
Beberapa saat kemudian, ekspresinya menunjukkan kalau mau pup lagi. Pakai nangis tapi hanya sedikit. Sampai di toilet, saya buka diapersnya ternyata Dimas udah berhasil pup. Alhamdulillah. Setelah itu kembali bermain dan tidak pup lagi sampai saatnya dipanggil ke ruangan dokter Tintin (room 313).
Sampai di ruangan dokter Tintin, saya sampaikan bahwa Dimas baru saja bisa pup. Sudah lumayan banyak dan sudah kelihatan lebih lembek. Saya bilang,“Mungkin tersugesti, Dok, sampai di rumah sakit koq bisa pup.” Dokter Tintin hanya tertawa. Dari dokter Tintin, Dimas tidak dikasih obat apa-apa. Dokter bilang bahwa Dulcolactol-nya bisa diberikan lagi.
Meskipun mengijinkan kami untuk memberikan Dulcolactol kepada Dimas, tetap aja dokter Titin membuatkan resep untuk ditebus. Tertulis di nota: Interlac Drops ! Dan saya pernah mendapat undangan liputan event Interlac. Jadi, saya pernah menulis tentang Interlac di blog ini. Dan tahukah Anda bahwa harga produk Interlac itu lumayan costly? Hehehe… saya jadi tergoda menghitung goodie bag Interlac yang dulu pernah saya terima ๐
Sepulang dari rumah sakit, Dimas udah tampak jauh lebih baik dan lebih ceria. Sambil nunggu pengambilan resep, Dimas sempat menghabiskan satu gelas orange juice dari Dunkin Donut. Sampai rumah juga langsung bobok, karena udah capek bermain di rumah sakit. Bangun tidur Dimas mau makan lahap dengan cap cay kuah.
Interlac adalah suplemen untuk membantu memelihara kesehatan pencernaan. Interlac mengandung lactobacillus reuteri DSM 17938. (sumber: sehatq.com)
Penyebab dan Cara Mengatasi Sembelit Pada Anak
Sebagai orang dewasa, saya pun kadang-kadang masih mengalami konstipasi (sembelit). Gangguan pencernaan ini sangat bikin tidak nyaman. Karena itu saya tidak tega melihat Dimas yang mengalami hal tersebut. Meskipun sekuat tenaga saya menyemangati Dimas agar bisa pup, toh pada akhirnya saya memilih membawanya ke dokter.
Berikut ini beberapa penyebab konstipasi yang harus diketahui agar bisa dihindari:
- Kurang makan serat.
- Kurang minum air.
- Suka menahan BAB.
- Menderita penyakit tertentu.
Untuk Dimas, menurut saya penyebab utamanya adalah poin 1 dan 2. Dimas memang suka makan apa saja, tetapi jujur saja bahwa dia kurang makan sayur. Makan buah pun belum rutin setiap hari. Dimas juga sebenarnya suka minum, apa saja diminum. Tetapi sepertinya akhir-akhir ini kebanyakan minum susu formula.
Nah, berdasarkan pengalaman yang saya ceritakan diatas jika saya simpulkan maka langkah-langkah yang saya lakukan untuk mengatasi sembelit pada Dimas (usia 27 bulan) adalah sebagai berikut:
- Ibu tetap tenang sambil menyemangati anak bahwa ia bisa pup ketika menemaninya di toilet.
- Mengurangi asupan susu, kalau bisa justru dihentikan dulu.
- Memberikan asupan jus buah yang alami (bukan jus kemasan yang dijual di supermarket).
- Memberikan obat pencahar yang aman meskipun tanpa resep dokter (contohnya adalah Dulcolactol).
- Membawa anak ke dokter jika 1-4 belum berhasil.
Demikian pengalaman saya dalam rangka mengatasi sembelit pada anak yang pernah dialami oleh Dimas. Semoga bermanfaat ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.