Buku berjudul 99 Tanya Jawab Food Combining ini adalah buku yang tercepat saya baca selama tahun 2019. Biasanya saya membaca satu buku bisa berhari-hari karena di sela-sela rutinitas dan pekerjaan. Khusus buku ini saya bisa express. O iya buku ini ditulis oleh Widyanti Yuliandari, seorang blogger, mentor blogging, sekaligus penulis buku (ASN juga).
Bukunya tidak terlalu tebal, yaitu 133 halaman, namun tebal dengan informasi lebih dalam tentang Food Combining. Ini juga merupakan buku kedua mba Wid mengenai Food Combining. Buku pertamanya berjudul Food Combining: Pola Makan Sehat, Enak dan Mudah. Sayangnya untuk buku pertama saya sudah terlambat mendapatkannya, udah ga dicetak lagi saat saya kenal mba Wid. Jadi, bagi yang mau, bisa beli versi onlinenya. Karenanya begitu dibuka Pre Order buku kedua saya langsung ikutan dong, takut ga kebagian lagi.

Cover depan buku “99 Tanya Jawab Food Combining” (foto dok. pribadi)
Buku ini pun menjadi spesial buat saya karena ada tanda tangan asli sekaligus pesan dari penulisnya. Jujur aja, saya tuh paling suka kalo beli buku langsung dari penulisnya, karena biasanya ada tandatangan si penulis hehehe… Sehingga ada sejarahnya, gitu..
Menurut mba Wid, buku ini disusun berdasarkan berbagai literatur dalam dan luar negeri, serta berdasarkan pengalaman penulis menjalankan food combining selama kurang lebih sembilan tahun. Jadi, apa yang dituliskan bukan sekedar ngarang-ngarang atau hanya berdasarkan testimoni, namun benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Perlu dicatat bahwa mba Wid ini lulusan CumLaude S2 Teknik Lingkungan lhooo… Sebuah jurusan berorientasi masa depan. Karena bidang usaha yang prospektif di masa depan adalah bidang yang berkaitan dengan 3 hal, yaitu Food, Energy, and Environment (FEE).

Pesan dan tanda tangan penulis. (foto dok. pribadi)
Beberapa pertanyaan dalam buku ini juga dijawab langsung oleh narasumber yang ahli di bidangnya. Yaitu Ir. Eti Widayati, MSc (ahli gizi lulusan IPB) dan drg. Prima Kusuma Wardhani (dokter gigi yang aktif menulis edukasi kesehatan Gigi melalui medsos).
Selain itu buku ini juga dimaksudkan sebagai informasi pelengkap penerapan pola makan sehat, bukan pengganti sesi konsultasi atau pemeriksaan oleh dokter bagi orang-orang yang sedang bermasalah dengan kesehatan. Karena itu, bagi yang masih memulai diet ala food combining, buku ini sangat layak dimiliki. Tentunya buku ini juga sangat recommended bagi Anda yang masih galau mau mencoba metode ini.

Salah satu tips yang ada di buku ini. (foto dok. pribadi)
Buku terdiri dari 13 bab dengan total menjawab 99 pertanyaan (sesuai dengan judul bukunya). Ketigabelas bab tersebut adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar:
- Mengenal Food Combining
- Bagaimana Memulainya?
- Jeniper yang Kontroversial
- Sarbu Bikin Ragu
- Menu Food Combining
- Soal Karbohidrat VS Protein Hewani
- Food Combining dan Tubuh Ideal
- Tentang Cheating
- Food Combining dan Penyembuhan Penyakit
- Tata Tertib Makan
- Food Combining dan Air
- Food Combining pada Berbagai Kondisi
- Sukses Ber-Food Combining
Informasi di dalam buku ini semakin menarik karena dilengkapi dengan infografis yang cantik dan informatif (sayangnya tidak berwarna sehingga menjadi kurang jelas, hiks… ). Juga dilengkapi dengan resep-resep yang bisa kita praktekkan. Ada juga tips hemat Ber-Food Combining. Ini informasi penting mengingat kita tahunya harga buah-buahan cenderung mahal di supermarket langganan. Juga beberapa tips-tips lain lagi tentang nasi merah, sayur mentah, jus sayur, dan lain-lain.
Di buku ini juga ada contoh menu food combining lhooo… Jadi daripada pusing-pusing, terutama buat pemula, langsung praktekkan aja menu yang sudah disediakan tersebut. Bahkan menu food combining saat puasa juga ada. O iya di buku ini ada satu kesalahan ketik di halaman 4, tertulis “Karbohidrat + Sayur + Protein Hewani = OK”, seharusnya (yang benar) adalah “Karbohidrat + Sayur + Protein Nabati = OK”.

Di sebelah kiri adalah contoh daftar menu food combining. (foto dok. pribadi)
Banyak pelaku food combining yang mengakui bahwa inilah pola makan yang paling tepat dipilih sebagai pola makan jangka panjang. Sayangnya, masih banyak orang salah memahaminya. Dalam pandangan mereka, food combining kemudian menjadi pola yang rumit, berat, bahkan sangat susah untuk dijalankan. Demikian ditulis oleh mba Wid.
Jadi, buku ini hadir untuk membantu meluruskan kekeliruan tersebut. Bahwa Food Combining butuh upaya, adalah memang benar, namun jika tepat memahami dan menerapkannya si pelaku akan mendapatkan sebuah pola yang enggan untuk dilepaskan sepanjang sisa hidupnya.
Saya pribadi tidak pernah coba-coba aneka macam pola makan. Justru saya mengenal pola makan, ya Food Combining ini. Dan saya merasa cocok. Meskipun masih banyak cheatingnya, namun saya sudah merasakan manfaat dari pola makan ini. Maka dari itu, saya akan terus menerapkannya. Buku ini akan terus mendampingi saya karena tips-tips, menu-menu, resep-resep di dalamnya bisa saya praktekkan. Sedangkan informasi-informasi di dalamnya bisa menjadi referensi saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya sendiri dan juga pertanyaan-pertanyaan teman-teman.
Akhirnya, boleh dong share di komentar, menurut Anda pola makan model apa yang bertahan hingga saat ini selain Food Combining ?