Skip to content

Pulih, Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental

Pulih, Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental – Berbicara tentang kesehatan mental, pikiran saya lantas tertuju kepada rumah sakit jiwa. Di pikiran saya, mental illness itu identik dengan sakit jiwa. Padahal ya memang sakit jiwa sih, hanya kadarnya berbeda-beda. Gangguan jiwa ini akan mempengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya.

Seperti halnya penyakit fisik, gangguan jiwa ini juga bisa disembuhkan. Ada yang masih bisa sembuh dengan self healing dan pendampingan, namun ada juga yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Masalah kesehatan mental sendiri ada banyak sekali penyebabnya. Ada yang disebabkan oleh faktor biologis, tidak sedikit juga yang disebabkan oleh faktor psikologis. Seringkali sih yang saya temui adalah yang disebabkan oleh faktor psikologis.

Faktor biologis itu misalnya gangguan pada fungsi sel saraf otak, kekurangan nutrisi, keturunan, infeksi, cedera otak, kerusakan otak, dan lain-lain.

Faktor psikologis, misalnya peristiwa traumatik, innerchild, rendah diri, perceraian, dan lain-lain.

Bahkan situasi pandemi seperti sekarang ini juga memicu stress lho.. Hal ini mengakibatkan seseorang menjadi rentan mengalami gangguan mental. Stress ini dipicu oleh ketakutan dan kekhawatiran tentang kesehatan, keuangan dan pekerjaan yang terpengaruh oleh dampak pandemi.

Pulih, Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental

Untuk menghadirkan solusi atas isu-isu kesehatan mental terhadap kaum perempuan, pada bulan Agustus 2020 kemarin Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) yang diketuai oleh Widyanti Yuliandari bekerjasama dengan Ruang Pulih yang didirikan oleh Intan Maria Halim menerbitkan satu buku antologi berjudul Pulih Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental.

Kenapa hanya kaum perempuan? Satu, karena komunitas ini hanya khusus untuk pemberdayaan kaum perempuan. Dua, jika satu perempuan saja dipulihkan kesehatan mentalnya maka dia akan mampu mengurus kesehatan mental keluarganya.

Pembuatan buku ini juga didampingi oleh dokter spesialis kesehatan jiwa yaitu dr. Maria Rini Indriarti, SpKJ, M.Kes. Proses pembuatan buku ini sendiri membutuhkan waktu sekitar 30 hari. Karena sebagian dari para kontributor butuh pendampingan dan self-healing hingga bisa menghadirkan tulisan yang inspiratif.

Semua memang tak semudah membalik telapak tangan. Keikhlasan membuka diri dan berbagi menjadi kunci. Buku ini hadir untuk Anda yang tak henti memaknai hidup bagi diri dan sesama. Demikian kata pengantar dari dr. Maria. Semoga buku ini menginspirasi jiwa-jiwa lainnya.

pulih 1

Menulis Dapat Menyembuhkan Jiwa

Saya mengutip yang disampaikan oleh Ketua IIDN pada kata pengantar buku Pulih ini, yaitu:

“Entah karena saya sensitif, atau muatan itu memang demikian kuat, saya sering merasakan ada sejumlah penulis yang menuliskan status-statusnya dengan muatan luka. Saya bisa merasakan kepedihan dan menduga-duga, apa gerangan kepahitan yang telah dirasakannya di waktu lampau? Waktu jua yang kemudian membuktikan bahwa sejumlah penulis yang muatan tulisannya mengandung kepahitan, ternyata juga memiliki sejarah masa silam yang pahit dan beberapa di antaranya juga masih bergulat dengan problem kesehatan mental, misalnya depresi.”

Lalu…

“Apakah penulis akan terus membagikan luka? Apakah mereka sadar bahwa sesekali telah membagikan sampah emosi negatif yang belum terselesaikan? Benarkah menulis dapat menyembuhkan jiwa?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akhirnya terjawab lewat hadirnya buku antologi bangkit dari mental illness yang berjudul Pulih. Buku yang ditulis oleh 25 orang kontributor. Sebagian dari mereka memilih berani kembali berdarah-darah membuka kembali luka lama. Luka lama yang diabaikan sehingga mengering di luar, tetapi sakit di dalam. Selama sebulan mereka dengan penuh ketabahan berproses menuju pulih.

Pulih membuktikan bahwa menulis dapat menyembuhkan gangguan jiwa. Kisah dibalik pembuatan buku Pulih ini akan saya ceritakan di postingan yang lain. Supaya disini tidak terlalu panjang 🙂

Catatan Pulih

Di luar sana saya yakin banyak sekali perempuan yang merasa baik-baik saja padahal sebenarnya tidak sedang baik-baik saja. Sesimpel Anda mengalami emosi yang tidak stabil, itu pun sebenarnya sudah indikasi memiliki gangguan jiwa lho..

Sayangnya mereka berusaha menutupi kondisinya tersebut dengan seolah-olah baik-baik saja. Padahal dengan “seolah-olah” itu justru menjadi beban lho… Sampai kapan akan sanggup memikulnya sendiri?

Dan di saat seseorang butuh solusi, seringkali justru mendapatkan tuduhan “kurang bersyukur” atau “tidak bersyukur”. Heiii.. hal syukur adalah urusan pribadi dengan Sang Pencipta, bukan?

Saya bersyukur buku Pulih ini hadir. Karena di dalamnya pasti ada kisah yang mewakili masalah kesehatan jiwa pembacanya atau orang-orang di sekitarnya. Kisah-kisah yang penulis tuliskan di buku ini bukan sekedar sampah, tetapi mereka juga memberikan solusi hingga kembali pulih.

Karena itu, diharapkan buku ini memberikan inspirasi bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan solusi atas masalahnya.

pulih 6

Saya cuplikkan sedikit aja poin-poin penting dari kisah-kisah yang dituliskan di dalam buku ini. Selebihnya silakan membeli bukunya saja yaaa.., supaya Anda puas membacanya serta mendapatkan inspirasi secara langsung dari buku tersebut.

Poin-poin catatan Ruang Pulih:

  • Pengasuhan yang buruk di masa kecil akan membuat ibu mengulang pola yang sama jika mengasuh tidak dalam kesadaran. Menyadari emosi, menyelesaikannya, lalu membentuk pola yang baru, akan memberikan dampak positif pada anak. (hal.13)
  • Gejala gangguan jiwa di dalam diri merupakan tanda bahwa diri memerlukan pertolongan. Diskusikan dengan para profesional kesehatan mental untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai. (hal.23)
  • Setiap insan mempunyai kekuatan jiwa yang jauh melebihi apa yang diperkirakan, jika melatih berani sekalipun takut, melatih kuat sekalipun lemah, dan bertanggung jawab untuk mengusahakan yang terbaik bagi kehidupan. (hal.37)
  • Menerima kekurangan orang lain, bentuk dari penerimaan terhadap kekurangan diri sendiri. Jika sudah menerima diri sendiri, kita dapat menemani pulih dan mengusahakan yang terbaik. (hal.46)
  • Masalah kesehatan mental dan kesehatan fisik sangat berkaitan sehingga pendekatan pulih kedua aspek ini perlu diseimbangkan. Sadari masalahnya, izinkan diri sendiri menjadi sahabat terbaik untuk merawat kesehatan mental maupun fisik. (hal.59)
  • Kehilangan seseorang yang dikasihi membutuhkan penerimaan rasa sedih dan banyak proses berdamai dengan diri sendiri untuk melepas kelekatan. Cintailah seseorang dengan kesadaran dan lakukan hal yang terbaik saat mereka ada di sisi kita. (hal.66)
  • Lebih baik lari ataupun bersepeda jauh untuk menunjang mental yang sehat daripada lari dari kenyataan hidup yang ada. Segala tantangan dan masalah hidup itu ada untuk disadari dan dihadapi dengan badan yang sehat dan pikiran yang kuat. (hal.84)
  • Menyalahkan diri sendiri terhadap sesuatu yang ada di luar kontrol kita akan membuat kita kehilangan pandangan pada apa yang masih ada dalam genggaman kita yang cukup berharga. (hal.96)

pulih 4

  • Trauma bukanlah kesalahan kita, tetapi memaafkan, menerima, mencintai dan berterima kasih pada diri untuk terus pulih dari trauma adalah tanggung jawab dan keajaiban hidup yang bisa kita ciptakan. (hal.108)
  • Setiap insan akan menarik orang yang mirip dengan orang pembuat trauma masa lalu untuk sebuah kesadaran akan pemulihan ke dalam. Dengan menyelesaikan tugas di dalam diri dan merubah vibrasi diri dengan produktivitas, maka akan menemukan lingkungan lain yang membaikkan keadaan. (hal.115)
  • Selama kita mencintai orang di dalam hati dan menerima dalam keadaan apapun, tidak akan ada kematian. Ia tetap ada di hati kita. Hanya saja berwujud bentuk, berbeda waktu dan kondisi. (hal.123)
  • Menangis adalah cara terbaik dalam membasuh jiwa. Mengakui kelemahan adalah cara untuk menjadi lebih kuat dalam mengatasi fase paling kelam dalam hidup perempuan. (hal.134)
  • Keberanian untuk menerima yang terjadi dalam kehidupan akan membuat kita semakin dewasa dan bertumbuh dalam kesadaran. (hal.144)
  • Di dalam hidup, tidak semua hal dapat kita mengerti. Beberapa hal dapat lebih mudah dihadapi dengan penerimaan. Jika sudah menerima, kita dapat menata langkah baru untuk bergerak maju. (hal.157)
  • Di dalam kehidupan, banyak hal yang tidak akan sesuai dengan kita. Hal yang dapat kita lakukan adalah berdamai dengan keadaan dan belajar mengerti sudut pandang orang lain. (hal. 170)
  • Tidak semua luka hati bisa disembuhkan oleh waktu, kita perlu memberikan perhatian dan perlakukan terhadap luka itu untuk pulih dan menerima pembelajarannya. (hal. 177)

pulih 7

  • Jika sudah menyesal telah menikah, pastikan jangan pernah menyesal bercerai. Sadari, anak adalah pihak yang benar-benar tidak bersalah dalam proses perceraian yang ada. (hal. 187)
  • Saat masa kecil, kita akan cenderung menyalahkan orang tua atas pengasuhan yang tidak sesuai. Jika kita sadari ada pengasuhan orang tuanya orang tua yang membuat orang tua kita bermasalah. Menyalahkan tidak akan memudahkan langkah kehidupan. Asuh dirimu saat dewasa dan cintai sebagaimana adanya maka kamu pun akan memberikan jalan pulih pada orang tua dan keluarga. (hal. 201)
  • Pernikahan dan rumah tangga adalah jalan terpanjang untuk menjalani kehidupan. Di setiap perjalanan itu, ada pencobaan, kesakitan, dan perjuangan. Jika bisa melampauinya, diri akan semakin mulia dan bahagia. (hal.212)
  • Kita dapat memilih sikap kita saat seseorang bertindak tidak adil pada kita untuk bahagia. Itulah wilayah kita untuk pulih. Setelah memilih, sadari, dan mampukan diri untuk berjalan dengan segala resikonya. (hal.228)
  • Luka yang mengering belum tentu benar0-benar sembuh, terkadang mengorek luka lama yang didampingi oleh ahlinya akan membawa jalan sembuh dan pulih. (hal.240)
  • Berani untuk menyadari dan terima kelemahan juga kekurangan diri sendiri membuat diri bertumbuh, pulih dan berubah lebih baik. Saat kita terima ketidaksempurnaannya, diri ini akan sadar untuk tidak menuntut orang lain sempurna. (hal.253)
  • Kita selalu lebih kuat dan hebat daripada apa yang kita pikirkan jika mau mencoba, bertahan, belajar, dan membuka wawasan terhadap sesuatu yang baru. Diri sendirilah yang dapat menemani dan memulihkan bersama dengan pembimbing kesehatan mental. (hal.266)
  • Setiap anak mempunyai jiwa dan raga yang memilih untuk tumbuh secara sehat fisik dan mental. Sebagai orang tua perlu untuk lebih sadar dan menjadi teman terbaik dalam menemukan jalan anak tersebut, bukan mementukan takdir serta mengoyak karakter aslinya. (hal.280)
  • Yakinlah semua berbeda pada waktunya. Jika kesempatan pertama tidak membuatmu beruntung, amati dan perbaiki, maka kesempatan kedua akan datang dengan makna yang lebih istimewa. (hal.288)

Catatan Pulih ini dapat ditemukan di setiap akhir kisah yang dituliskan oleh kontributor. Gimana, pasti Anda penasaran apa saja kisah-kisah yang dituliskan di dalam buku ini ‘kan?

Spesifikasi Buku Pulih

  • Judul: Pulih
  • Penulis: Inna Istantina dkk
  • Penyunting: Fitria Rahma
  • Penerbit: Wonderland Publisher
  • Cetakan pertama, Agustus 2020
  • Ukuran: 14 X 20; xiv + 292 halaman
  • ISBN: 978-623-7841-76-0

Buku antologi ini dibuat eksklusif sehingga tidak bisa ditemukan di toko-toko buku. Jika Anda tertarik untuk memilikinya, bisa menghubungi nomor WA saya atau Komunitas IIDN atau Ruang Pulih.

 

56 thoughts on “Pulih, Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental”

  1. haha, aku baru aja bahas dg temen yg sama2 suka nonton film psikologi. pas kt nonton ttg penulis yg py gangguan mental tertentu, aku langsung merasa punya hal yg sama. terus dia bilang, gpp. kamu kan penulis, itulah obatnya.
    recommended bukunya!

  2. Zaman now kesehatan mental pun harus kita upayakan ya mbak..kalau baca ulasan buku ini ternyata luka masa lalu tuh memberi dampak besar untuk keberlanjutan kedepannya ya..bisa mempengaruhi semua aspek. Apalagi kalau sebagai ibu dan pnya anak wah itu mentalnya harus sehat bener paling tidak bisa pulih dan berdamai dengan luka masa lalu spya bisa didik anak dengan baik dan sehat. Semangat deh jadinya sehabis membaca resensi buku ini

  3. Pastinya menginspirasi banget buku PULIH ini dibaca kaum perempuan khususnya, karena kebanyakan yang sering mengalami depresi atau perasaan tertekan oleh lingkungan sekitar yang mengakibatkan kesehatan mental nya terganggu itu perempuan, seorang istri,seorang ibu tentunya.

    1. Menulis juga bisa memberikan ketenangan terhadap mental pribadi seseorang ya..

      Sasarannya perempuan, agar bisa menjaga kesehatan mental keluarganya ya, termasuk suami, anak-anak, orang tua dan saudara…

      Point-pointnya ngena banget ya, pasti bukunya bakal laris manis nih

  4. Aku waktu dengerin mb Wid bacain sepenggal kisah, langsung tercekat, ikut teriris-iris. Emang sih, menulis itu healing. Tapi punya keberanian menulis itu, buatku udah hebat banget…
    Penasaran aku, belum punya bukunya. Baper ga yah?…

  5. Pada sebagian orang, menulis memang bisa membantu memulihkan. Tapi pada sebagian yang lain, ada jalan lain yang lebih tepat. Aku sih selalu bilang, “Kalau menulis bikin kamu nyaman, bikin bebanmu terasa berkurang, lanjutkan. Tapi kalau malah bikin stres, tinggalkan.”

  6. Buku yang sarat dengan makna ya mbak…bisa jadi sebuah refleksi diri bagi kaum wanita untuk tetap tegar. Bagaimanapun kehidupan ini harus tetap dijalani meski didalamnya penuh berbagai cobaan. Wanita memang makhluk yang halus perasaannya, mudah menangis setiap menghadapi masalah…semoga buku ini bisa memberikan pencerahan bagi pembacanya.

  7. Penasaran banget pengen baca detail setiap kisah para wanita tangguh yang ada disini. Yang pastinya banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari proses Pulih ini ya Mbak.

  8. mau dong baca bukunya
    buat obat kesehatan mentalku

    paling suka kutipan ini
    Menyalahkan diri sendiri terhadap sesuatu yang ada di luar kontrol kita akan membuat kita kehilangan pandangan pada apa yang masih ada dalam genggaman kita yang cukup berharga. (hal.96)

  9. Bukunya Pulih tentang kesehatan mental ini menarik banget kak, apalagi setelah membaca setiap cuplikannya, berasa aku enggak sendirian gitu dan semangat buat pulih juga setelah 2 hari lalu sempat stress. Apalagi baca cuplikan yang “Yakinlah semua berbeda pada waktunya. Jika kesempatan pertama tidak membuatmu beruntung, amati dan perbaiki, maka kesempatan kedua akan datang dengan makna yang lebih istimewa.” (hal.288) Jadi reminder lagi buat aku. Penasaran deh pengin baca buku Pulih secara lengkap.

  10. Dari kemarin banyak yang bahas buku PULIH ini. Jadi penasaran sama ceritanya. Ternyata diantara mereka-mereka yang kelihatan baik-baik saja, ternyata menyimpan luka ya.

  11. duuu penasaran sama bukunya, bener mba menulis bisa jadi salah satu terapi biar ga stress, btw innerchild ini pernah baca dampaknya bisa mengerikan ya

  12. Tidak bisa ditutupi kalau kita ini memang perlu ruang untuk mencerahkan segala rasa dan keluh kesah ya. Stress dan depresi bisa jadi ancaman sekurang-kurangnya kalau kita tidak bisa memanage diri. Pilih ini bisa jadi bukti nyata. Ada banyak kisah yg bisa meledak kalau tidak diselesaikan dengan baik. Meski lewat pelampiasan berupa tulisan

  13. Menyadari segala trauma bukan kesalahan diri, tetapi usaha untuk pulih adalah tanggung jawab diri sendiri .

    Duh, mantab betuuull ini buku. Ini salah satu quote favoritku yg mantulll banget di buku PULIH

  14. Pertama kali tahu buku ini dari salah satu medsos teman blogger. Eh ternyata buku antologi. Kalian keren deh bisa menyempatkan waktu buat nulis buku. Padahal nulis blog aja udah ribet. Selamaaaaat

  15. Wahh jadi penasaran nih mbak Wiwin yang di halaman berapa kutipannya 🙂
    Memang sih mbak, seringkali perempuan menipu diri sendiri dengan berkata dan afirmasi semuanya baik-baik saja, atau aku mengalah saja deh, gak papa toh demi anak-anak dan sejuta topeng yang malah menyembunyikan luka-lukanya yg mendalam. Jadi penasaran dengan buku ini. Sukses terus mbak Win!

  16. Buku yang sangat menginspirasi sekali, banyak pelajaran yang bisa diambil tentunya dengan membaca buku ini. Perempuan memang terkenal dengan halusnya perasaan, jadi membutuhkan sebuah motivasi dari orang2 terdekat untuk bisa lebih tegar. Salut sama mereka yang bisa keluar dari pergulatan batin menuju perbaikan.

  17. Tau tentang buku ini hanya sepintas dari postingan instagram, ternyata kalo baca sedetail ini bikin makin penasaran sama keseluruhan isi bukunya. Dan aku yakin banget rasanya pasti kayak saling dikuatkan oleh sesama perempuan ya mbak..

  18. benar ya mbak.
    buku pulih ini tak sekadar antologi biasa..
    buku ini juga menjadi sarana untuk pulih dari masalah kesehatan mental bagi pembaca maupun penulis

  19. Menulis perihal kesehatan mental ini membutuhkan keberanian, dan bersama disatukam dlm satu buku bs menjadi salah satu bentuk terapi agar perasaan release dan juga tak merasa sendirian. Aku penasaran dg isi di dalamnya bagaimana, krn tentu saja bercerita mengenai bgmn bangkit dan pulih

  20. Hai Mbak Wiwin, postingan yang keren dan dalam. Buku ini buku antologi pertamaku dengan komunitas IIDN. Buku ini juga buku pertama dengan bimbingan para ahlinya. Semula ragu untuk ikut bergabung karena yang aku tulis bukan pengalaman pribadi, tapi aku sebagai saksi dari kisah itu. Buku ini memulihkan diriku juga untuk bisa menguatkan orang lain.

Leave a Reply to Yuni Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *