Skip to content

Refreshing, Sightseeing, dan Mindful Eating di Gadjah Wong Resto

gadjah wong cover

Sebulan yang lalu saya pernah menulis disini tentang pengalaman saya menikmati mindful eating saat makan malam di Gadjah Wong Resto, sebuah restoran legendaris di Yogyakarta. Belum puas rasanya kalau baru menikmati makan malam (dinner) saja. Nah, sekarang saya pengin berbagi tentang pengalaman saya menikmati  makan siang (lunch) di tempat yang sama.

Konsepnya tetap sama, yaitu dengan menu a la carte, mulai dari appetizer, main course, hingga dessert. Dan sekali lagi, mindful eating juga dong… Tapi, ada satu yang berbeda dibandingkan dengan saat makan malam. Yaitu sebelum atau sesudah makan siang saya bisa menikmati keindahan alam di lingkungan Gadjah Wong Resto. Penasaran?

Refreshing Sambil Sightseeing di Gadjah Wong Resto

Kalau temen-temen menjadwalkan makan siang di restoran ini, tidak afdhol rasanya jika tidak memuaskan diri dengan mengeksplorasi lingkungan restoran ini. Pengunjung boleh lho menikmati pemandangan di setiap sudut restoran ini. Melongok ke dapur panas pun boleh. Semua sudut instagramable abis!

Paling asyik nih keliling restonya sebelum memilih menu makanan. Kenapa? Hehehe… ini adalah salah satu tips dari owner Gadjah Wong sendiri, Ibu Yani, yaitu untuk memberi ruang di dalam perut kita supaya nanti siap menyantap setiap menu dengan baik.

gadjah wong resto gazebo
Siapakah yang berbaris di atas atap itu? Gajah! (foto koleksi pribadi)

Perlu teman-teman ketahui bahwa restoran ini dibangun dengan memadukan tiga budaya, yaitu budaya Jawa, budaya Bali, dan budaya Eropa. Budaya Jawa ditunjukkan dengan adanya bangunan joglo. Ada 3 (tiga) bangunan joglo di restoran ini dengan nama ruang dan live music yang berbeda, yaitu:

  1. Ruang Gajah, dengan hiburan musik country. Ruangan ini berada di depan dapur.
  2. Ruang Kura-kura, dengan hiburan gamelan Jawa. Ruangan ini berada di atas, lumayan terbuka.
  3. Ruang Bebek, dengan hiburan musik jazz. Ruangan ini berada di belakang, biasanya dibuka pada malam hari.

Budaya Bali ditunjukkan dengan landscape kebun. Kalau kita perhatikan, sekilas penataan kebun disini seperti gaya pertanian di Bali, yaitu berbentuk terasering. Menurut Wikipedia, terasering atau sengkedan merupakan metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.

Metode ini tepat sekali diterapkan di lahan restoran ini. Perlu teman-teman ketahui bahwa lahan ini berada di bantaran sungai Gadjah Wong yang mana tempat ini awal-awalnya dulu merupakan lahan yang tidak terawat bahkan sering dijadikan tempat pembuangan sampah.

gazebo gadjah wong
Salah satu gazebo di depan Ruang Kura-Kura, di pohon kamboja ini ada anggrek putihnya lho… (foto koleksi pribadi)

Nah, penerapan metode ini menjadikan Gadjah Wong menamakan dirinya dan sekaligus terkenal sebagai “garden restaurant” atau restoran kebun atau restoran taman. Saat berkeliling, teman-teman akan menemukan bahwa setiap sudut lahan ditanami oleh rerumputan hijau yang terawat rapi. Tidak sedikit pula pepohonan di sana-sini yang makin menambah asri pemandangan.

Setelah keliling kebun, jangan lupa untuk menikmati bangunannya yang juga bergaya Eropa. Gaya ini ditunjukkan dengan adanya balkon, lorong, serta pintu dan jendela yang melengkung. Di dalam lorong-lorong pun setiap sudutnya bermanfaat. Ada ruang dingin untuk menyimpan bahan-bahan makanan. Ada pula tempat penyimpanan perkakas (sendok, piring, gelas, dan lain-lain).

perkakas gadjah wong
Salah satu tempat penyimpanan perkakas yang tepatnya berada di bawah Ruang Kura-Kura. (foto koleksi pribadi)

Salah satu ruangan yang kental dengan gaya Eropa-nya adalah ruang paling depan yang diberi nama Ruang Monyet. Di sisi selatan ruang ini ada balkonnya yang tepat berada di atas sungai Gadjah Wong. Sedangkan pintu-pintunya berbentuk lengkung.

ruang monyet gadjah wong
Dari Ruang Monyet bisa melihat balkon yang berada di atas sungai Gadjah Wong

Jangan lupa masuk ke dapurnya ya, yang terdiri dari dapur panas dan dapur dingin. Dapur panas adalah tempat chef menyiapkan aneka makanan. Sedangkan dapur dingin digunakan sebagai tempat menyiapkan minuman. Juga untuk menyimpan berbagai macam bumbu-bumbu kering seperti rempah-rempah.

dapur gadjah wong
Salah satu sudut dapur dingin Gadjah Wong Resto. (foto koleksi pribadi)

Saat mengeksplorasi setiap sudut restoran ini jangan kaget jika teman-teman menemukan begitu banyak patung gajah. Namanya juga Gadjah Wong ya, jadi ya tidak jauh-jauh dari apapun yang bernuansa gajah. Dikisahkan oleh Ibu Yani (owner) bahwa nama ‘Gadjah Wong’ diambil dari nama sungai yang terletak tepat di tepi restoran tersebut. Gadjah Wong juga identik dengan Ganesha, yang memiliki tubuh manusia dengan kepala gajah, atau disebut Dewa Pengayom bagi pemeluk agama Hindu.

gadjah wong SDC
Gadjah Wong Resto pernah bekerjasama dengan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) untuk membantu korban bencana gempa di Yogyakarta tahun 2006. (foto koleksi pribadi)

Saatnya Menikmati Makan Siang

Setelah puas berjalan-jalan mengeksplorasi setiap sudut kebun dan restoran Gadjah Wong, saatnya melemaskan kaki sambil menikmati makan siang. Mau memilih di ruang mana, bebas saja. Hanya saja untuk siang hari yang dibuka hanya Ruang Monyet, Ruang Gajah, dan Ruang Kura-Kura.

Untuk acara makan siang kali ini saya dan teman-teman memilih Ruang Gajah. Ruangan ini berada tepat di depan dapur. Sehingga bisa sekalian melihat kesibukan di dapur. Serta melihat langsung bagaimana ibu Yani, owner sekaligus chef dari restoran ini, menyiapkan makanan untuk kami dan tamu-tamu yang lain.

dapur panas gadjah wong
Suasana dapur panas Gadjah Wong Resto. (foto diambil dari Instagram @gadjahwong)

Oiya, di restoran ini menu makan siang berbeda dengan menu makan malam lho…

  • Lunch time, pukul 12:00 – 17:00 WIB, disajikan menu Mexico dan Indonesia.
  • Dinner time, pukul 18:00 – 21:00 WIB, disajikan menu India, Italia, dan Indonesia.

Pertama-tama kami pesan snack dulu. Supaya bisa dimakan bersama-sama, kami pesan tiga macam snack yang tertera di dalam Lunch Menu Book. Yaitu Cheese Springrolls, Shrimp and Calamari Tempura, dan French Fries. Yang bentuknya seperti lumpia inilah yang namanya Cheese Springrolls. Isinya keju yang lumer, gurihnya pas, dan kriuknya saat digigit sungguh menggoda.

snack gadjah wong
Snack Gadjah Wong. (foto oleh Agatha Vera)

Sementara itu untuk minumannya saya memesan minuman hangat, yaitu Ginger Lemon Grass Peppermint Tea. Siang-siang koq minumnya panas sih, mba Win? Ya gimana yaa… Kalo pada umumnya orang-orang minum dingin untuk melawan cuaca panas di luar, tetapi saya justru minum panas juga. Saya merasa lebih nyaman begitu. Bukan karena faktor U lho ya, karena sejak masih gadis saya sudah terbiasa begitu 🙂

minuman hangat gadjah wong
Ginger Lemon Grass Peppermint Tea. (foto oleh Agatha Vera)

Dan inilah minuman favorit saya di restoran ini. Kalo tidak salah, setiap kali kesini saya pasti pesan minuman ini. Rasanya segar dan menghangatkan tubuh. Minuman ini berisi rempah-rempah, antara lain jahe, sereh, juga daun mint. Gulanya menggunakan gula batu. Ditambah dengan perasan jeruk lemon, makin mantap rasanya. Minuman sehat tentu saja 🙂

Untuk makanan pembuka (appetizer) saya memilih menu salad. Rasanya gak afdhol kalo enggak makan salad di restoran ini. Kenapa? Karena semuanya sayurannya segar-segar. Lain-lainnya juga dibuat sendiri oleh Ibu Yani. Seperti keju pada salad ini, yang dibuat dari susu domba. Rasanya gimana? Hmmm… yummy! Cobain sendiri deh ya… Oh iya, nama salad yang saya pesan ini adalah Mountain Green Salad with Home-made Goat Cheese. Kalo temen-temen tidak suka dengan salad yang ini, jangan khawatir masih ada tiga pilihan menu salad yang lain.

Mountain green salad with home-made goat cheese
Mountain Green Salad with Home-made Goat Cheese. (foto oleh Agatha Vera)

Selanjutnya untuk makanan utama (main course) saya memilih menu Spicy Tuna Sandwich. Siang itu saya memang tidak ingin makan nasi. Meskipun disediakan pisau dan garpu, tetapi makan sandwich ini paling nikmat ya menggunakan gaya Eropa. Caranya adalah dengan memegangnya menggunakan kedua tangan. Cobain deh…, pasti lebih nikmat 😉

Trusss… saya suka banget dengan rasanya yang spicy (pedas). Pedasnya pas banget untuk ukuran saya. Sandwichnya juga tidak bikin kenyang. Seratnya tinggi.

spicy tuna sandwich gadjah wong
Spicy Tuna Sandwich. (foto koleksi pribadi)

Appetizer sudah. Main course sudah. Terakhir adalah dessert. Kali ini saya memilih dessert dengan Black Forest Cake. Kangen gitu saya dengan rasa coklat, hehehe…

black forest cake gadjah wong
Black Forest Cake. (foto koleksi pribadi)

Sama seperti pengalaman saya saat makan malam (dinner) di restoran ini, makan siang (lunch) pun bisa saya nikmati secara mindful eating. Meskipun menu lengkap dari snack, appetizer, main course, hingga dessert, ga perlu khawatir kekenyangan. Menurut saya, porsi makanan yang dibuat oleh Gadjah Wong Resto selalu pas. Enggak kurang dan enggak lebih. Enggak bikin kekenyangan. Tipsnya: eksplorasi setiap sudut restoran, pilih menu yang disukai, lalu nikmati dengan segenap panca indera dan sepenuh hati.

Gadjah Wong Resto, Restoran Berbintang Tiga di Yogyakarta

Kalau teman-teman sering mendengar tentang hotel berbintang lima, restoran juga ada bintang-bintangnya lho… Tentunya ada prestise tersendiri saat bisa menginap di hotel berbintang lima. Ya ‘kan? Jujur aja, saya pernah merasakannya beberapa kali saat pernah fokus menjalankan bisnis jaringan.

Nah, demikian pula dengan restoran. Saya yakin akan ada rasa bangga tersendiri saat teman-teman bisa menikmati makan siang atau makan malam di sebuah restoran legendaris dan berkelas. Gadjah Wong Resto adalah restoran yang sudah terakreditasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif maka Restoran ini resmi sebagai Restoran Berbintang Tiga (Star 3). Restoran berbintang tiga setara dengan hotel berbintang lima.

gadjah wong sertifikat
Gadjah Wong Resto: Restoran Berbintang Tiga. (foto koleksi pribadi)

Jadi, kapan nih teman-teman akan mampir ke Gadjah Wong Resto? Setiap bulan ada promo menariknya lhooo…

Untuk informasi lebih lanjut, misalnya penasaran dengan harga, teman-teman bisa mengeksplorasi https://gadjahwong.com atau mampir ke akun instagramnya di @gadjahwong. Dan untuk reservasi, teman-teman bisa langsung menghubungi WhatsApp +6281227404433 atau telepon di nomor (0274) 588294.

Stay safe, stay healthy, enjoy Yogyakarta and the culinary!!!

19 thoughts on “Refreshing, Sightseeing, dan Mindful Eating di Gadjah Wong Resto”

  1. Unik banget konsepnya ya mbak. Beda ruangan beda juga musik yang akan kita nikmati. Jadi kita mesti kesini bareng yang kesukaannya sama. Gak lucu kan mau makan bareng, yang satu suka gamelan eh yang satu suka jazz. Xixixi.. tapi kalau aku bakal pilih gamelan. soalnya konsep restonya natural banget.

  2. Nyesel mantengin itu blackforest, bikin ngiler dah haha..

    Konsepnya apik ya mbak, apalagi nama-nama ruangannya unik, dan adem banget itu yang bagian gazebonya

  3. Menarik banget ini mbak lokasinya. Konsep penataraan ruangannya klasik, mirip bangunan kuno tapi juga modern. Menu makananannya juga variatif. Pasti betah ya kulineran disini. Recomended deh pokoknya.

  4. Tempatnya nyamaaan banget ya Mbak sepertinya. Tiap ruang/area pun ditata dengan sedemikian apik. Kayanya semua orang juga betah kalau makan plus refreshing di Gadjah Wong Resto ini. Apalagi menu-menunya juga bikin mupeng semua 😀

  5. Kak win.. nyaman banget suasana gadjah resto ini. Selain hijau juga mata dimanjakan dengan suasana budaya. Ini mengingatkan dengan salah satu restoran konsep budaya juga di Medan.
    Wah makan di sini akan serasa Jogja bak Bali ya..

  6. Mindful eating? Istilah yang masih asing buat saya, tapi sangat unik. Noted deh ntar main ah pas ke Jogja. Trims sharingnya mba Pratiwi, keep on writing <3.

  7. Asyik bener bisa makan sambil menikmati indahnýa restoran. Kayak piknik jadinya ya.
    Tapi bedanya ini sambil makan hidangan dari restoran bintang 3.

    Mupeng ama homemade cheese dan blackforest. Menggoda sekaliii.

  8. Tambahan referensi baru nih kalau ke Yogya. Saya lumayan sering dolan ke Yogya untuk berwisata. Sebetulnya bosan makan di tempat itu-itu saja. Gadjah Wong Resto bisa jadi alternatif nih untuk tempat makan. Apalagi menu makannya juga bervariasi, jadi bisa cocok untuk semua anggota keluarga.

  9. Paling seneng kalau makan di tempat yang punya view dan desain cantik. Soalnya kan makan di luar buat refreshing gitu. Kalau di rumah, baru.. makan buat menikmati makanannya saja. Oh ya, makan di luar juga bisa membuat kita banyak referensi kuliner dan membuatnya di rumah.

  10. Ah, Jogja emang selalu spesial kalau soal budaya dan kulinernya ya kak. Enak ih buat acara makan keluarga ya kak. Langsung catat dan masukin bucket list nih.

Leave a Reply to Bunda Saladin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *