Lompat ke konten
Home Β» Buku Β» [Blog Tour] Single, Strong, and Sparkling: Review & Giveaway

[Blog Tour] Single, Strong, and Sparkling: Review & Giveaway

  • oleh
cover buku single strong and sparkling

[Blog Tour] Single, Strong, and Sparkling: Review & Giveaway – Hidup melajang bukanlah aib. Berbicara tentang hidup melajang bagi perempuan, tidak sedikit orang-orang dekat saya yang memilih demikian. Teman dekat perempuan saya ada yang melajang hingga kini usianya sudah lebih dari 50 tahun. Namun demikian, mereka-mereka ini tetap bahagia menjalani kehidupannya. Bahkan mereka bisa bersinar berkat prestasinya baik dalam dunia kerja maupun dalam bidang yang lain.

Dalam rangka menghargai privasi mereka, saya pribadi menjaga untuk tidak pernah terlalu masuk ke dalam urusan mereka. No kepo-kepo, istilah kerennya. Meskipun sebenarnya penasaran juga. Saya yakin mereka pasti memiliki alasan tertentu. Saya juga percaya bahwa itu adalah skenario Tuhan yang harus mereka lakoni. Melalui buku berjudul Single, Strong, and Sparkling, saya menemukan jawaban atas keingintahuan saya tanpa harus mengganggu privasi teman-teman lajang tadi.

Review Buku Single, Strong, and Sparkling

Buku berjudul Single, Strong, and Sparkling adalah sebuah antologi non fiksi bergenre kisah inspiratif. Buku ini berisi 13 kisah nyata para perempuan yang memilih melajang. Meskipun melajang, mereka tetap kuat dan mereka adalah single yang bahagia dalam menjalani kehidupannya. Senada dengan yang disampaikan oleh Widyanti Yuliandari, Ketua Umum IIDN,Β  dalam Kata Pengantar di buku ini:

“Bahwa menikah atau tidak menikah adalah pilihan. Bahwa menikah atau belum menikah bahkan memutuskan tidak menikah, tidak membuat seseorang itu lantas tidak bahagia.”

Saya senang sekali bisa memiliki buku ini. Karena dengan membaca buku ini saya jadi lebih tahu dan lebih memahami isi hati teman-teman yang memilih melajang. Mereka melajang bukan tanpa alasan. Alasannya pun bermacam-macam. Dari buku ini saja saya bisa menyimpulkan ada belasan alasan. Bisa dikatakan bahwa tiap judul tulisan di buku ini benar-benar memiliki kisah yang seratus persen berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Dari buku ini pula saya jadi tahu bahwa mereka melajang sekarang bukan berarti tidak memiliki harapan untuk bertemu jodoh pada suatu hari nanti. Meskipun memang ada yang memilih benar-benar ingin melajang seumur hidupnya. Dalam kesendiriannya mereka selalu bersyukur kepada Tuhan karena memiliki kegiatan positif, lingkungan positif, dan bisa bermanfaat bagi kehidupan di sekelilingnya. Beberapa dari para perempuan lajang ini ada lho yang memiliki bisnis dan bisnis mereka sukses.

Beberapa kisah disini yang cukup menyentuh hati saya adalah perempuan lajang yang mendapatkan kesempatan untuk berbakti sepenuhnya kepada ibunya. Juga ada satu lagi yang memilih melajang karena memperjuangkan kebangkitan nasib keluarga dari semua kesulitan yang menghimpit. Hmm.. kisah-kisahnya bikin penasaran ya?

review buku single strong and sparkling

Kutipan Favorit

Dari setiap kisah yang disajikan, saya mencatat beberapa kutipan (quote) favorit sebagai berikut:

  1. Ketidakhadiran pasangan hidup, bukan berarti matinya kebahagiaan. Tugas manusia hanya menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Syukuri semua yang ada. Lalu, rasakan hal-hal ajaib yang akan Allah hadiahkan sebagai hasilnya. (Amazing Forty, Irma Maya)
  2. Kesendirian bukanlah aib, apalagi dijadikan bahan hinaan. Semua orang ada jodohnya. (Bahagia Bersama Mama dan Papa, Fuatuttaqwiyah El-adiba)
  3. Jodoh pasti bertemu, tidak hanya sekadar bertamu. (Berbahagialan Meski Belum Menikah, Vita Masli)
  4. Hiduplah dengan cara yang kausukai, tetapi pastikan kau bermanfaat bagi orang-orang di sekitarmu. (Biarkanlah Burung Terbang Bebas, Maria Julie Simbolon)
  5. Bersama Umak, aku memperoleh kebahagiaan lahir dan batin. (Aku Bahagia, Eda Erfauzan)
  6. Bentuk kepedulian itu bukan pertanyaan normatif yang membuat paksaan, tetapi bisa berupa doa agar bisa segera mendapatkan jodoh. (Indah Pada Waktunya, Wida Ariesi)
  7. Tetaplah bersyukur dalam menjalani setiap detik kehidupan. (Merajut Bahagia dengan Syukur, Efi Yunarsih)
  8. Jadilah pelopor untuk hal-hal positif dan bermanfaat. (Menapaki Kehidupan dengan Bahagia, Dida Syahida Said)
  9. Kesendirianku bukanlah aib, tetapi kekuatan untuk selalu melihat masalah dari sudut pandang berbeda dan mengambil hikmahnya. (Kesendirian Bukan Halangan Untukku, Steffi Budi Fauziah)
  10. Energi positif yang kubawa ternyata berdampak pada lingkungan sekitar. Orang lain juga ikut merasakan bahagia dan tidak ada alasan mereka mencibir tentang jodoh. Mereka fokus pada manfaat yang bisa aku sumbangkan pada masyarakat. (Takdir yang Tak Kunjung Kuraih, Rohmah Rahmawati)
  11. Aku pun belajar dari semua pengalaman masa lalu, bahwa hidup hanya untuk bahagia. Biarkan semua lara dan kenangan pahit menguar bersama udara. Menjalani sisa waktu dengan penuh cinta dan rasa bahagia. (Mencintai Takdir, Bunga Monintja)
  12. Kebahagiaan itu harus kuciptakan sendiri dan bukan tergantung kepada orang lain. (Sendiri yang Happy, Triana Dewi)
  13. Walaupun terjadi perubahan yang signifikan dalam gaya hidupku, jauh di dasar hati, aku masih seorang gadis pemalu dan lugu, yang masih tetap menjunjung nilai-nilai luhur budaya dan agam yang telah ditanamkan orang tua sejak kecil. (Bahagia di Bawah Langit Brisbane, Ira Mulyasari)

buku single strong and sparkling

Saya memang suka membaca buku yang berisi kisah inspiratif. Dari kisah-kisah yang dituliskan saya bisa memetik hikmahnya serta mendapatkan pelajaran-pelajaran kehidupan yang tidak pernah saya dapatkan dari bangku sekolah. Dan tentunya hikmah yang dipetik dari kisah-kisah tersebut bisa menjadi inspirasi bagi pembaca atau orang lain.

Spesifikasi Buku dan Cara Mendapatkannya

Tulisan dalam buku Single, Strong, and Sparkling ini pada setiap lembarnya diberi background gambar bunga-bunga, sehingga tidak membosankan pembaca. Sampulnya dibuat dengan softcover berlaminasi, sehingga ringan namun terkesan lux.

  • Judul: Single, Strong, and Sparkling
  • Penulis: Irma Maya, dkk
  • Penyunting: Fuatuttaqwiyah
  • Tata Letak: Irana Jung
  • Desain Sampul: Wonderland Publisher
  • Cetakan pertama 2020
  • Ukuran: 14×20, viii + 138 halaman
  • ISBN: 978-623-6804-09-4

Lalu bagaimana cara mendapatkan buku ini? Anda bisa mendapatkannya melalui Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dengan menghubunginya melalui DM pada akun Instagram @ibuibudoyannulis. So, habis baca tulisan ini buruan follow akun tersebut yaaa…

giveaway buku single strong and sparkling

Giveaway

Melalui blog tour kali ini, Anda juga punya kesempatan untuk mendapatkan buku ini secara gratis. Asyikkkkk…!!! Yap, ada 2 (dua) buah buku Single, Strong, and Sparkling yang akan diberikan secara cuma-cuma kepada 2 (dua) orang yang beruntung.

Penasaran gimana caranya? Caranya gampang banget koq, cukup 2 (dua) langkah saja, yaitu:

  1. Share artikel ini di akun media sosial Anda, boleh di Twitter atau IG Story atau Facebook (pilih salah satu atau semuanya), jangan lupa: cantumkan hashtag #BlogTourIIDN dan mention akun @pratiwanggini dan @ibuibudoyannulis.
  2. Tulis DONE di kolom komentar blog ini dan berikan jawaban terbaik Anda untuk pertanyaan ini: “Bagaimana pendapat Anda tentang pilihan hidup sendiri (single/melajang) bagi perempuan?”

Mudah ‘kan? Giveaway ini akan dibuka selama 2 minggu saja, yaitu 01 – 15 Maret 2021. So, jangan sampai ketinggalan yaaa… πŸ™‚

Update:
Pengumuman pemenang GA sudah dipublikasikan disini πŸ™‚

 

74 tanggapan pada “[Blog Tour] Single, Strong, and Sparkling: Review & Giveaway”

  1. Kadang yang gak bikin bahagia bagi seorang lajang adalah pertanyaan kepo serta nyinyiran dari orang-orang sekitar. Ya semacam toxic gitu deh. Tau sendiri warga +62, omongan plus jarinya sangat pedas, hahahaha…

    Saya yakin, suatu saat orang-orang yang melajang itu akan menemukan jodohnya. Hanya Tuhan yang tau kapan dan di mana. Sementara manusia hanya berencana saja.

    Bukunya bagus sekali untuk memotivasi para lajanger atas pilihan hidupnya…

    Wah endingnya ada GA nih, ikutan aaaah

  2. Memutuskan untuk tetap single bukan perkara gampang juga. Banyak alasan dibalik keputusan tersebut. Bisa jadi berangkat dari sebuah luka yang tak tersembuhkan. Atau sebuah situasi/keadaan yang menuntut seorang wanita untuk tetap sendiri karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh orang lain (keluarga atau orang tua).

    Perempuan juga terlahir dengan mental yang kuat. Lebih mandiri daripada pria. Bisa melakukan semua pekerjaan bahkan profesi yang kita pikir hanya bisa dilakukan oleh lelaki. Dengan kedewasaan yang muncul jauh lebih cepat dari pria, menjadikan perempuan terlatih untuk mengambil keputusan dengan keteguhan hati.

    Saya berteman dengan beberapa perempuan dengan kondisi seperti di atas. Meski terkadang merasa sepi di tengah keramaian teman-teman lain yang berumahtangga, nyatanya mereka tetap bisa menjadi teman ngobrol yang asik dan menikmati hidupnya tanpa hambatan, tanpa beban. Semua kembali pada keputusan pribadi. Apapun itu, saat mampu menjalani semua dengan keikhlasan, hidup sendiripun akan terasa ringan.

  3. DONE

    Menurut saya, para perempuan yang memutuskan BAHAGIA dalam menjalani kehidupan melajang mereka, baik yang berniat melajang selamanya maupun tetap mau menikah jika ternyata kelak ketemu jodoh, adalah orang-orang pemberani. Kuncinya BAHAGIA, ya. Sebab yang tidak menjalaninya dengan bahagia berarti tidak ikhlas, yang artinya tidak tergolong pemberani. O, ya. Saya menyebutnya pemberani karena mereka berani menghadapi apa pun gunjingan khalayak terkait status lajang tersebut. Mereka memilih fokus untuk menjalani kehidupan sebaik-baiknya.

  4. Done.

    Pilihan hidup sendiri ya…duh ngomongin itu ada teman saya yang punya pengalaman 3x gagal menikah. Dan dia santuy aja, haha. Malah rencana pernikahan yang k3, dia sendiri yang gagalin lo mbak win. Aku ketawa baca tulisan curhatnya dunk ya, bukan berarti kalau single itu tidak bahagia, aaah siapa bilang. Menikmati hidup bukanlah dilihat dari belum dan tidak adanya pasangan, tapi dilihat dari *sini (nunjuk hati dan isi kepala).

    1. Diingatkan lagi mbak wiwin untuk memenuhi salah dua syarat yang belum ku kerjakan semua. Harus semangat ni, demi sebuah buku keren ini. Buku antologi IIDN itu semua keren parah! hanya ini yang belum saya punya. Untuk Pulih dan Bikin Ketawa sudah punya dan tinggal satu lembar untuk menyelesaikan buku pulih. Keren..keren bukunya!

  5. Ah iyaa… setuju banget bahwa menikah adalah pilihan. Ketika kesiapan setiap orang dan cara berpikirnya berbeda. Aku juga ada beberapa teman yang memilih sendiri dan mereka bahagia dengan hidupnya, menikmati waktu untuk bisa mencintai diri dengan sebenar benarnya. kepo ih sama isi bukunya.
    ikutan doong GA nya. ntar share deeh artikelnya

  6. Hidup adalah pilihan. Maka perempuan yang memilih untuk being single dan tetap bahagia adalah perempuan yang berani. Ya, berani. Karena pasti tak akan mudah menutup telinga dari ini dan itu. Berani untuk memperjuangkan kebahagiaannya dengan caranya sendiri. Dan bukankah menjadi single bukan lantas tak bahagia to? Salut lah buat para single yang tetap sparkling dengan karya-karyanya. Menikmati hidup dalam kesendirian atau bareng orang lain sama-sama nikmat, selama mampu mensyukuri apapun yang dimiliki.

    Ikutan Blog Tour nyaa ya mbak. Done share ke twitter.

  7. Hidup melajang itu memang belum tentu tka bahagia. Nah, yang tak bahagia itu, orang yang melihat ada orang hidup melajang. Maka dicari taulah kasak-kasuk sebab akibatnya. Padahal jelas-jelas tidak ada urusan dan tidak menguntungkan mereka juga.
    Makanya buku ini mewakili rasa penasaran dan keingin tahuan hal itu ya, Mbak. Dan kuncinya adalah tetao bahagia menjalani hidup. Semua akan indah pada waktunya.

  8. Kalau ditanya pendapat seperti itu bagi saya sendiri sih, dari dulu sampai saat ini belum pernah sama sekali kepikiran untuk hidup sendiri atau melajang. Karena saya udah lama sekali mendambakan pasangan hidup. 23 tahun aku jomblo wkwkw… Bahkan aku sampai rela menjalani ibadah & doa dengan sangat tekun atau istilahnya kalau orang Jawa dibilang tirakat, karena aku ingin bertemu sama pasangan hidupku sekarang. Syukur pada akhirnya, aku benar-benar bertemu jodoh walaupun tidak sempurna, tapi bagiku sudah sangat terbaik untukku. & Pilihan menikah bagi sy… Benar2 untuk menyempurnakan separuh agama. Tapi kalau ada yg berpendapat lain, & lebih bahagia hidup melajang atau sendiri, ya itu di luar definisi kebahagiaan bagi sy… Silakan aja… Kebahagiaan bagi tiap orang kan emang beda2. Mungkin krn mereka uda trauma sm hubungan laki perempuan.

  9. Baca ini jadi inget ibu ku mbak, beliau juga single fighter yang menghidupi 4 anak. Alhamdulillah semua bisa dilewati biarpun dengan keringat dan air mata.

    1. @ Fionaz:
      Ibu mertuaku juga single parent. Blio mengasuh 5 orang anaknya, laki-laki semua. Suaminya meninggal sejak si bungsu (suamiku) berumur 3 tahun.

  10. buku yang bagus sih ini, apalagi masalah melajang dan jodoh jadi hal paling sensitif di Indonesia baik untuk laki laki mauun perempuan. Buku ini pasti bisa memberikan pencerahan bagi banyak jiwa yang masih sendiri

  11. Tanteku lebih memilih hidup melajang bersama dua anak2nya. Setelah bercerai dengan mantan suaminya yang XXX tiiiiittt begitu, pokoknya ga bagus banget deh amit2 hiiiy, beliau jadi kapok menikah lagi. Mungkin cara dia membahagiakan diri sendiri dengan seperti itu. Padahal ada laki2 lain yang mau meminangnya.

  12. kisah dari buku single, strong, and sparkling, perempuan lajang yang mendapatkan kesempatan untuk berbakti sepenuhnya kepada ibunya. Juga ada satu lagi yang memilih melajang karena memperjuangkan kebangkitan nasib keluarga dari semua kesulitan yang menghimpit,

  13. Saya punya beberapa saudara dekat ya masih melanjang di usia yang sudah tidak muda lagi. Saya paham bagaimana mereka bisa tetap baik-baik saja saat banyak orang sudah memiliki pasangan hidup atau bagaimana mereka tetap pura-pura ceria saat banyak orang membuat ejekan status mereka. Rasanya pasti sangat tidak enak, betul kata salah satu quote di artikel ini kalau setiap orang itu punya jodohnya masing-masing. Btw, saya jadi pengen punya bukunya dan mungkin akan saya pinjamkan kepada beberapa saudara sebagai bacaan yang menginspirasi mereka kalaupun memang harus melajang dan hidup sendiri ya tidak apa-apa.

  14. Done

    Melajang bagi seorang perempuan yang hidup di Indonesia itu nggak gampang. Aku sempat mengalami dulu sih, betapa banyaknya orang yang nanya kapan nikah? Sampai capek jawabnya. Menurutku menikah atau tidak, itu pilihan pribadi orang. Setuju sama Mba Wiwin, no kepo-kepo hal pribadi mereka. Dan menjadi lajang bukanlah aib. Dan di keluarga besarku juga ada kok yang tetap lajang dan hidupnya malah jadi berkat bagi orang lain. Jadi penasaran pengen baca kisah wanita yang ada di buku ini. Semoga beruntung bisa baca bukunya :))

  15. Seseorang yang menikah bisa tidak lebih bahagia dibanding yang masih lajang. Menikahlah karena siap, siap untuk menanggung segala tanggung jawab (baik sebagai istri/suami) dengan segala manis pahitnya. Bukan hanya mau enaknya aja.

    Berdasarkan data, kebanyakan perempuan Indonesia melajang bukan karena tidak memiliki jodoh tapi karena belum menemukan jodoh yang sesuai harapannya. Ini akibat perempuan makin berdaya, termasuk dalam kesetaraan gender.

    Pemberdayaan perempuan ini memicu mereka meninggalkan nilai tradisional yang menjadikan wanita hanya sebagai 3M (macak, masak, manak) alias berhias, memasak, dan mengandung.

    Kini banyak perempuan malah menduduki posisi penting di sebuah perusahaan atau dalam ekonomi keluarga. Bisa jadi mereka ini belum menemukan pasangan yang melebihinya, bukan hanya dalam status ekonomi tapi bisa saja pendidikan hingga kedewasaan.

    Semua orang berhak bahagia. Jadi jangan menghakimi jika menikah akan menjadikanmu lebih bahagia. Kalau bahagia tujuannya, kenapa angka perceraian malah meningkat, terutama di Indonesia?

  16. Quote2 nya sangat menarik dan inspiratif. Memang bener, hidup ini harus dijalani dengan bahagia. Memilih untuk single tak berarti menjadi tidak bahagia. Poinnya adalah bagaimana kita bisa bersyukur dan menikmati hidup, apapun keadaanya

  17. Dari judulnya bisa ngebayangin betapa harus sekuat apa menjadi seorang yang single parents, semoga kita semua dipertemukan dengan orang-orang baik yang saling menguatkan ya mbak. Amiin.

  18. Dari beberapa kasus yang kulihat di sekitar beberapa melajang karena biasanya dari segi materi dan pekerjaan sudah melebihi laki-laki. Jadi kalau cowoknya gajinya dibawahnya pasti minder. Baik dari segi pendidikan dan gaji. Tapi kulihat mereka fine – fine aja.

  19. Menikah atau tidak menikah adalah pilihan. Aku setuju dengan kalimat itu dengan dasar yang jelas ya kak.

    Peremouan memang diciptakan untuk kuat menghadapi hal ini. Kadang dia hanya butuh hal lain yang membuatnya aman dan nyaman.

  20. Oh, ini buku antologi bareng vita masli itu kan mbak?

    Tapi bener juga sih. Semua pasti indah pada waktunya. Begitupun dengan jodoh. Pasti bertemu, tidak hanya bertamu. Dan semoga saja segera ^^

  21. Duh baca ini aku jadi keinget ibuku kak. Pas di bagian beberapa lajang wanita selalu ingin berbakti pada ibunya. Sementara aku yang sudah menikah kadang berhadapan dengan dilema ingin dekat dengan ibu tapi terkendala harus berbakti sama suami.
    Hiksss sedih sih

  22. Bukunya sangat inspiratif ini mbak. Quote-quotenya juga nendang banget ya. Btw, Single itu nggak selamanya buruk sih. Yang bikin ngedown tuh ya mereka yang suka nanyain hal-hal yang nggak perlu ditanyain. Misal saja tentang kapan nikah? Kapan nyusul. Hehehe

    Begitulah

  23. Done.
    Dari awal saya punya prinsip menghargai pilihan masing-masing pribadi. Karena setiap orang punya pengalaman dan jalan hidup sendiri2 yang membuat cara pandang terhadap pernikahan berbeda atau sampai sekarang belum menemukan pasangan hidupnya. Satu hal yang pasti bahagia atau tidaknya seseorang bukan karena dia masih lajang atau sudah berpasangan. Karena masing-masing orang entah lajang atau sudah menikah, pasti punya ujian hidup sendiri-sendiri. Kunci bahagia ada pada rasa syukur dan ikhlas kita dalam menerima jalan hidup atau skenario dari Yang Kuasa, apapun status kita. Btw, bukunya bagus, sangat menginspirasi…

  24. Done

    Menjadi single (belum menikah/janda) bukan aib, itu adalah jalan hidup yang harus dilalui seseorang. Tiap manusia ada jodohnya, tetapi waktu menunggu dipertemukan Allah dengan jodoh, melatih kesabaran kita. Kodrat manusia menikah, karena itu ibadah, tetapi jika memilih melajang, karena alasan tertentu, itu adalah pilihan tiap pribadi, dan kita tidak boleh mencampuri urusan mereka. Apapun pilihannya jangan lupa bahagia.

  25. Done

    Memilih sendiri adalah salah satu takdir Allah yang tak dapat kita pilih. Tak perlu membaca dalam nya hati seseorang dan menghakimi orang lain. Jadi, think positif aja setiap pilihan masing-masing. Karena sesungguhnya hidup itu bukan perlombaan… , Yang terpenting adalah menjadi sebaik-baiknya manusia yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.

  26. Tidak mudah memang menerima dan menjalani takdir hidup melajang. Bukan karena diri kita sendiri, tapi lebih kepada omongan dan nyinyiran orang yang membuat kita tidak nyaman. Menurutky semua hal itu pilihan, tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan tersebut.

  27. Done

    Memutuskan hidup melajang, bahkan seumur hidup tentu bukan keputusan yang mudah. Pastinya sudah siap dengan konsekuensi yang harus dihadapi. Entah itu nyinyiran tetangga, suara sumbang lingkungan, n many more.
    Tapi, saya pribadi tentu akan sangat menghargai segala jenis keputusan. Karena apapun keputusannya sudah pasti ada alasan yang kuat, sehingga sampai pada keputusan itu.

    Well, teruntuk kawan-kawan yang melajang, semoga tetap bahagia yaa

  28. DONE??saya menghormati temam2 saya yang masih hidup.melajang karena itu merupakan privasi mereka.Kadang, merela masih single karena mereka masih mengejar karir dan masih punya problem probadi yanh masih tambah rumit kalau mereka menikah.Dan hal-hal tersebut tidak membuat saya menjauhi.mereka dan itu hak mereka kok.nggak.perlu diusik2

  29. seperti yang mbak wiwin bilang, menjadi single bukan berarti menutup pintu jodohnya akan datang.
    saya punya temen yang terus terang bilang, kadang dibawa bercanda juga, katanya “enakan gini, mau kemana mana ga perlu repot pamitan ini itu, ga puyeng”. entahlah saya nggak bisa langsung memutuskan apakah perkataan temen saya itu serius atau enggak
    menjadi single juga hak tiap orang dan tentunya mereka punya alasan atau memang belum waktunya saja

  30. Hidup adalah pilihan ya mba menjadi singel terus adalah pilihan yang diambil asal bahagia sih tidak apa2 cma kadang disekelilingnya yg suka nyinyir bkin gk nyaman pastinyaa

  31. Aku tidak memilih utk tetap single, namun aku hanya menjalani apa yang dipilihkan-NYA utk saya..insya Allah tetap bahagia bagaimanapun kondisiku, karena yakin inilah pilihan terbaik untukku dari Nya ?
    Terima kasih utk ulasan keren ini mba, semoga aku segera bisa baca buku dengan kisah-kisah yang akan menguatkan hati ini..

  32. Done
    Menjadi single atau double rasanya adalah sebuah pilihan. Setiap individu berhak menentukan jalan hidupnya kedepan sesuai dengan kemauan yang ingin digapai masing-masing. Menjadi perempuan single, mungkin dimasyarakat kita masih terdengar tabu, namun jika ditelusuri tidak sedikit perempuan yang memilih menjadi single dengan alasan tertentu. Pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga, pernah berkali-kali putus cinta, mengalami pelecehan atau kekerasan dengan laki-laki. Membuat rasa ingin merajut cinta sudah tak ada harapan lagi, akhirnya single menjadi pilihan.

    Jika dengan single perempuan bisa menjadi lebih hidup dan bermanfaat untuk sekitar, kenapa tidak? Jika dengan double atau memiliki pasangan justru malah menimbulkan banyak madharat, bukankah lebih baik single namun lebih banyak menebar manfaat untuk sekitarnya. Hidup ini Allah yang mengatur, semua memang memiliki jodoh, jika tidak didapatkan di dunia bisa jadi di akhirat kelak akan mendapatkannya dan pasti itu jauh lebih baik. Tugas kita sebagai makhluk hanya melakukan yang terbaik menurut ajaran yang dianut masing-masing.

  33. Bukunya jadi memberikan insight buat daku yang belum berumahtangga, yang penting tetap SemangatCiee berdoa dan positif thinking pada Yang Maha Kuasa

  34. β€œBahwa menikah atau tidak menikah adalah pilihan. Bahwa menikah atau belum menikah bahkan memutuskan tidak menikah, tidak membuat seseorang itu lantas tidak bahagia.”

    QUote by mba Widyanti ini KEREENNN BUANGET!
    Aakk, bagus nih bukunyaaa, inspiring!

  35. Done ikutan Mbak. Bagi saya, seseorang yang memutuskan untuk sendiri dalam hidupnya adalah sebuah pilihan. Terlepas dengan sebab musababnya, pastinya ada. Tugas kita adalah tetap menjadi teman atau sahabat yang terbaik, tak perlu terlalu kepo urusan orang, karena pastinya mereka telah memiliki alasan untuk itu.

  36. Duluuu sempat terpikir, asik ya sendiri. Tapi itu saat saya keluar dari zona toxic relationsh*t
    Tapi semakin lama, kok rasanya ada yang kurang yaaa.
    Lagi pula kalau nanti saya meninggal, sendiri, terus siapa yang jadi waris saya ya? hehehe
    Tapi kembali lagi. Semua pada pilihan masing-masing

  37. Benar banget. Sahabat saya ada yang masih melajang di usia yang sudah mendekat kepala 5. Bukan menolak menikah tapi memang belum bertemu takdir. Dan masya Allah, dia bisa berbakti kepada kedua orang tua sampai keduanya meninggal. Merinding saya mengingatnya.

  38. Done

    Perempuan yang usianya tak lagi muda masih melajang, karena dia adalah perempuan pilihan. Allah memilihnya karena perempuan tersebut sangat istimewa. Istimewanya mungkin dia bisa berbakti pada orang tuanya, memperhatikan keluarganya, tetap berprestasi di bidangnya, tetap menjaga ketaatannya, ibadahnya lebih khusyu’, ikhlas dan tidak mengeluh dengan apa yang diberikan oleh Allah.

    Menghormati dan menghargai perempuan yang tetap lajang di usia tak lagi muda adalah penting. Ternyata mereka juga bisa bahagia dengan kesendiriannya.

  39. Di kita, perempuan single memang sering kali dipandang sebelah mata. Tapi di mataku, mereka justru luar biasa. Banyak sekali dari mereka yang keren dan hebat. Yang karirnya, fisiknya, mentalnya, dan semua perjalanan hidupnya mengagumkan. Bahkan aku belom tentu bisa seperti itu jika jadi mereka. Punya sandaran ja, aku sering kali cengeng. Kepengen baca lengkap deh semua cerita di buku ini. Belom kesampaian aja. Semoga bisa segera pesan.

  40. DONE

    Jujur Mbak, di pikiran saya melajang itu bukan melulu pilihan. Ada andil takdir. Tapi mau itu pilihan atau takdir, kualitasnya bisa dilihat dari bagaimana dia menjalaninya. Bahagia nggak? Atau malah punya peran besar bagi kehidupan orang banyak.

  41. Kadang menjadi single parent adalah pilihan yang sulit atau bahkan itu terjadi karena bukan kehendak kita. Senang banget bisa tahu sinopsis buku ini mbak dan semoga bisa ikutan GA ini.

  42. Done

    β€œBagaimana pendapat Anda tentang pilihan hidup sendiri (single/melajang) bagi perempuan?”

    menurut saya, jika itu memang adalah ketentuan dari Sang Pencipta, tugas kita hanya menjalani penuh ikhlas dan syukur.

    Jika itu adalah pilihan, maka tergantung keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Jika tak melanggar anjuran agama, tak menyimpangkan fitrah, maka hak mereka untuk menjalaninya.

  43. Done

    Menjadi single/melajang adalah sebuah keputusan yang tidak dapat disalahkan. Itu adalah hak setiap wanita, terlepas dari soal jodoh ada yang atur.

    Fine saja, selama dia nyaman dan bahagia. Kita tidak perlu menjudge mereka dengan stigma perawan tua dsbnya.

  44. Tetap melajang dan bahagia itu keren. Mereka orang2 kuat yang tahu dengan yakin bahwa kebahagiaan dirinya tidak bergantung pada kehadiran orang lain. Hebat lo. Aku pun belum tentu bisa πŸ™‚

  45. Done ikutan ya mbak wit. Aku jadi teringat sama mantan bos aku yang single sampai umur 40an, Menikah bukanlah happy ending ya, menikah atau belum yang penting adalah cara menyikapi kejadian dengan rasa syukur dan ikhlas ya mbak.

  46. Saya udah screen capture buat posting di sosmed tapi lupa2 terus. Haha. Makasih mbak, ini artikel sbg reminder juga buat ikutan give away soal’y penisirin bgt sama buku IIDN yg satu ini. Hitz fenomenal juga! Hoho, wait yaa mbaaak..

  47. Done
    Jadi ingat dulu pas belum ketemu suami saya juga sempat kepikiran bakal hidup melajang dan sempat berdoa minta diberi keikhlasan jika memang harus begitu. Pada dasarnya perkara melajang atau menikah selain karena pilihan juga karena ketentuan yang ditetapkan Allah ya, mbak. Tentunya setiap pilihan punya konsekuensinya masing-masing. Belum tentu yang menikah juga hidupnya lebih bahagia daripada yang melajang. He

  48. Buku yang wajib dibaca nih, biar bisa semakin memahami orang lain dengan segala keputusannya, pun bisa jadi penguat diri menghadapi orang sekitar ketika kita sudah mencapai usia tertentu tapi masih ditakdirkan untuk melajang (secara orang-orang sekitar jaman now kadang keponya sambil ngejudge hehe)

  49. Ada kisahnya kak Vita Masli…
    Senang sekali bahwa mengetahui buku Single, Strong, and Sparkling ini mengisahkan mengenai pengalaman para perempuan dalam kesendiriannya menghadapi berbagai macam stigma yang mungkin ada di sekitarnya. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada penulis yang sudah berbagi hikmah kepada pembaca.

  50. Hidup selalu dihadapkan dengan pilihan, memilih untuk single bukan perkara salah atau benar, tapi adalah pilihan kebahagiaan. Sepakat bahwa single, strong, and sparkling adalah suatu kesatuan yang bikin seseorang bersinar karena yakin dgn pilihan hidupnya.

    Semoga pembaca dapat memetik hikmah dan tidak terjebak dengan stigma yang berlarut-larut.

  51. Akhirnya bisa menuliskan “DONE” di sini! Hehe..

    Pendapat saya pribadi mengenai seorang perempuan yang memilih untuk hidup sendiri adalah mutlak kebebasannya. Jujurly, dulu saya waktu masih kecil piyik2 juga mengikuti pola pikir masyarakat yang ada di lingkungan kalau perempuan usia 20an itu dipandangnya wajib-kudu-mesti udah punya pasangan minimal calon pendamping hidup.

    Semakin bertambahnya usia, allhamdulillah wawasan nambah juga nih, hehe. Jadi sadar kalau umur berapa seseorang menikah tidak bisa menentukan apakah hidupnya bahagia atau tidak.

    Saya punya teman yang pernah “menggurui” saya untuk cepat-cepat menikah di usia early 20 bahkan sebelum lulus kuliah karena dia sudah berkeluarga pada saat itu, tapi kemudian mendengar dia bercerai beberapa tahun kemudian karena dia tidak lagi bahagia bersama pasangannya.

    Saya juga punya teman yang belum menikah sebab suatu hal dan lainnya hingga sekarang. Mereka bercerita kalau yang membuat mereka tertekan dan kekurangan rasa bersyukur serta bahagia adalah pandangan orang lain dan sekitar yang menganggap single di usia 30an itu “sayang banget”.

    Salah satu sahabat saya bahkan rela berada dalam “toxic relationship” sebab takut menjadi single (lagi) bukan karena apa-apa melainkan karena bagaimana pandangan keluarga besarnya kalau dia kembali jadi jomblo. Sad banget kan yaa πŸ™ Untungnya, sahabat2nya support agar lebih baik dia single daripada bersanding dengan orang yang salah for the rest of her life.

    Maaf ya Mbak Wiwin jadi panjang x lebar begini karena saya yakin dibalik pilihan seseorang untuk tetap lajang di usia 20, 30, 40, dst itu pasti ada alasannya. Jadi, lebih bijak daripada nanya2 “Mana calonnya?”, “Sibuk kerja terus ya makanya masih sendiri?”, dsb2 yang bikin sakit hati mending bertanya hal lain, cerita2 ttg yang lain. Masih banyak loh topik obrolan menarik dan bermutu daripada basa basi kayak gitu..

    Baiklah Mbak Wiwin sekian dari saya, wassalam. Haha. Semoga beruntung bisa baca karya teman2 di “Single, Strong and Sparkling”! ?

  52. Akhirnya bisa menuliskan “DONE” di sini! Hehe..

    Pendapat saya pribadi mengenai seorang perempuan yang memilih untuk hidup sendiri adalah mutlak kebebasannya. Jujurly, dulu saya waktu masih kecil piyik2 juga mengikuti pola pikir masyarakat yang ada di lingkungan kalau perempuan usia 20an itu dipandangnya wajib-kudu-mesti udah punya pasangan minimal calon pendamping hidup.

    Semakin bertambahnya usia, allhamdulillah wawasan nambah juga nih, hehe. Jadi sadar kalau umur berapa seseorang menikah tidak bisa menentukan apakah hidupnya bahagia atau tidak.

    Saya punya teman yang pernah “menggurui” saya untuk cepat-cepat menikah di usia early 20 bahkan sebelum lulus kuliah karena dia sudah berkeluarga pada saat itu, tapi kemudian mendengar dia bercerai beberapa tahun kemudian karena dia tidak lagi bahagia bersama pasangannya.

    Saya juga punya teman yang belum menikah sebab suatu hal dan lainnya hingga sekarang. Mereka bercerita kalau yang membuat mereka tertekan dan kekurangan rasa bersyukur serta bahagia adalah pandangan orang lain dan sekitar yang menganggap single di usia 30an itu “sayang banget”.

    Salah satu sahabat saya bahkan rela berada dalam “toxic relationship” sebab takut menjadi single (lagi) bukan karena apa-apa melainkan karena bagaimana pandangan keluarga besarnya kalau dia kembali jadi jomblo. Sad banget kan yaa πŸ™ Untungnya, sahabat2nya support agar lebih baik dia single daripada bersanding dengan orang yang salah for the rest of her life.

    Maaf ya Mbak Wiwin jadi panjang x lebar begini karena saya yakin dibalik pilihan seseorang untuk tetap lajang di usia 20, 30, 40, dst itu pasti ada alasannya. Jadi, lebih bijak daripada nanya2 “Mana calonnya?”, “Sibuk kerja terus ya makanya masih sendiri?”, dsb2 yang bikin sakit hati mending bertanya hal lain, cerita2 ttg yang lain. Masih banyak loh topik obrolan menarik dan bermutu daripada basa basi kayak gitu..

    Baiklah Mbak Wiwin sekian dari saya, wassalam. Haha. Semoga beruntung bisa baca karya teman2 di “Single, Strong and Sparkling”! ?

  53. Semoga rezeki shalawatin dulu ahhh, Bismillahirrahmanirrahim, Allahuma Shalli’ala Sayyidina Muhammad Wa’alaali Sayyidina Muhammad. “Done” kak Wiwin
    Kalau menurutku sih, jika kita belum mendapatkan jodoh di usia yang sudah seharusnya (biasa orang Indo kan, diukur dari USIA) maka Allah sudah mempersiapkan jodoh terbaik di akherat kelak, hidup kan dijalani aja, lakukan terbaik di jalan yang diridhoi Allah, Karena jodoh sama kematian kan beda tipis entah mana duluan yang duluan datang,so tetap jalani aja kehidupan dunia yang penuh tepu2 ini wkwk, kehidupan kita ada lagi loh bukan di dunia doang.
    Sekian opiniku, semoga aku kepilih dapat bukunya plis, plis ???

  54. DONE

    Bagi saya, bukan masalah sebenarnya bagi perempuan jika ingin hidup melajang. Namun yang berat sebenarnya adalah menghadapi anggapan dari masyarakat sekitar.

    Jika memilih melajang sedari gadis, bisa dibilang terlalu pemilih lah, terlalu sibuk bekerja lah, bahkan ada saja yang mengesankan si perempuan terlalu pintar sehingga lelaki takut.

    Padahal kan? Apa salahnya jadi pemilih? Apa salahnya jadi perempuan pintar nan mandiri?

    Jika ditinggal mantan suami, omongannya lebih tega lagi.

    Padahal nggak ada salahnya hidup melajang. Menikah atau tidak, sendiri atau sepaket, itu pilihan. Selalu ada dramanya sendiri.

    Menikah saja dramanya. Sendiri pun ada dilemanya.

    Hidup tiap orang, berbeda. Nggak bisa dan nggak harus selalu sama.

    Saling hormat dan mengerti saja lah. Apalagi bagi sesama perempuan. Saling menguatkan malah lebih menyenangkan, bukan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *