Lompat ke konten
Home » Buku » Lukisan Langit Karya Agnes Davonar, Sebuah Novel tentang Kesehatan Mental

Lukisan Langit Karya Agnes Davonar, Sebuah Novel tentang Kesehatan Mental

  • oleh
lukisan langit

Lukisan Langit karya Agnes Davonar, sebuah novel tentang Kesehatan Mental – Mengetahui berbagai bentuk pengasuhan orang tua kepada anaknya, terkadang membuat saya agak miris. Bolak-balik saya mengevaluasi diri saya sendiri, apakah sudah benar atau belum cara saya mendidik anak-anak saya. Mengingat jaman saya dulu sudah sangat berbeda dengan jaman anak-anak saya bertumbuh. Lukisan Langit, novel terbaru karya Agnes Davonar, menambah khasanah ilmu saya tentang kesehatan mental (mental health), dimana pengasuhan orang tua yang terlalu menyetir anaknya itu bisa sukses memberikan efek negatif kepada si anak.

Ketika seorang anak hanya mengikuti kemauan orang tuanya sehingga ia ibarat robot yang hidup, maka orang tua jangan kaget kalau kemudian si anak mengalami sakit jiwa. Memang sih si anak tidak menyakiti orang lain, tetapi si anak ini mengalami luka batin (mental illness). Bayangkan, seorang anak yang tidak diberi kesempatan mengambil sikap dalam menjalani kehidupannya, lantas dia hidup dalam halusinasi yang berkepanjangan. Orang tuanya mungkin bangga, tetapi si anak sungguh tersiksa. Kesehatan mentalnya terganggu.

Novel berjudul Lukisan Langit ini sukses membuat saya berhasil membaca tuntas dari awal hingga akhir. Pada bab-bab awal saya masih belum menemukan sesuatu yang menggetarkan hati saya. Masih biasa-biasa saja. Baru kemudian semakin ke dalam saya ikuti bab demi bab, saya menemukan ada pesan penting yang ingin disampaikan oleh Agnes Davonar si penulis novel ini. Pesan yang saya tuliskan pada paragraf sebelumnya. Ya benar, tentang kesehatan mental. Hidup dalam halusinasi akibat luka batin.

Apakah yang dimaksud di dalam novel ini adalah penyakit Skizofrenia? Setelah saya membaca berbagai referensi serta bertanya kepada seorang teman praktisi psikologi, masalah kejiwaan yang dialami tokoh Rama dalam novel ini belum separah itu. Masih dalam tahap gejala, yang disebut dengan waham atau delusi, sehingga masih bisa disembuhkan. Di bagian akhir dari novel ini disebutkan bahwa Rama memulai langkah baru untuk kehidupannya.

Apa itu waham atau delusi? Dari berbagai referensi, saya menyimpulkan bahwa waham atau delusi adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran yang tidak terkontrol.

Memangnya seperti apa sih yang dialami oleh Rama? Tidak seru nih kalo saya ceritakan di sini. Anda akan lebih puas dan mantap jika membaca langsung novel Lukisan Langit karya Agnes Davonar ini. Penulis kondang yang sukses lewat karya-karyanya yang difilmkan, antara lain yaitu Surat Kecil Untuk Tuhan dan Ayah Mengapa Aku Berbeda, sukses banget membuat saya tenggelam karena penuturan kisahnya yang apik dan sukses pula mengaduk-aduk emosi saya.

Lukisan Langit karya Agnes Davonar

lukisan langit cover depan

Judul buku : Lukisan Langit
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : PT Kanisius
Cetakan : Pertama, 2021
Tebal : 160 halaman
ISBN : 978-979-21-6690-3
Harga : Rp 53.000,-

Novel yang memiliki tebal 160 halaman ini menurut saya cukup pas menjadi bacaan ringan namun berbobot. Ringan karena enggak terlalu banyak yang musti dibaca. Ringan karena penggunaan bahasa yang sederhana serta dialog-dialognya mewakili percakapan kaum muda rentang usia 20-30an jaman sekarang. Berbobot karena membawa tema tentang kesehatan jiwa (mental health). Siapa sih yang tidak mengenal karya-karya keren nan berbobot si Agnes Davonar ini, yang antara lain kedua karyanya sudah saya sebutkan di atas tadi.

Selain mengangkat kisah tentang tokoh utama yang mengalami fase hidup dalam halusinasi, novel ini juga mengingatkan kita akan adanya takdir. Hal ini terekam di halaman 26 yang diucapkan oleh Angel: “Kita tidak tahu nasib akan membawa kita ke mana. Semua sudah terlukis di langit.” dan juga di halaman 160 yang diucapkan oleh Rama: “Mungkin kisah kita sudah terlukiskan di langit. Tidak perlu kata… karena gambar mampu mewakili jutaan kata.” Ya. takdir Rama membawa kisah di dalam novel ini berakhir dengan bahagia (happy ending).

O iya, novel ini mengambil latar belakang lokasi di kota Palu. Selain itu juga ada perjalanan kisah tokohnya di kota Banggai dan Donggala. Masih ingat dengan gempa di Palu beberapa waktu lalu? Nah, kisah ini juga berlatar belakang peristiwa gempa bumi yang diwarnai dengan tsunami. Tokoh utama novel ini pun menjadi salah satu korban. Penulis menggambarkan peristiwa gempa dan tsunami ini dengan detail, sehingga saya serasa bisa turut merasakannya.

Keren deh pokoknya!

lukisan langit baca buku
Saya bersama novel Lukisan Langit.

Sekilas tentang Agnes Davonar

Tidak jarang lho saya tertarik membaca sebuah buku karena penulisnya. Sejujurnya saya tidak begitu suka membaca novel. Karena menurut saya novel itu dominan cerita fiksi alias khayalan penulisnya. Sedangkan saya orangnya terbiasa hidup dalam realita sehingga lebih suka membaca kisah-kisah nyata yang inspiratif atau buku-buku biografi.

Tetapi berkat karya-karyanya yang pernah difilmkan, antara lain Surat Kecil Untuk Tuhan dan Ayah Mengapa Aku Berbeda, saya jadi tertarik membaca novel-novelnya Agnes Davonar. Jadi, begitu rilis novel Lukisan Langit ini, tanpa berlama-lama segera saja saya baca dan saya lahap isinya.

Agnes Davonar memulai kariernya sebagai penulis amatir di sebuah blog. Ia awalnya adalah seorang blogger juga. Hebatnya, dia cepat tumbuh menjadi penulis yang mau belajar hingga menerbitkan novel online dan 42 cerpen yang begitu melekat di hati pembaca situs pribadinya. Selain itu juga sudah menghasilkan 20 novel best seller, 3 sinetron, dan 12 movie box office. Sedangkan saya? Udah dua tahun ini masih sebatas menghasilkan buku-buku antologi, hehehe… Betewe salah satu buku antologi saya juga berbicara tentang mental health lho…

Last but not least, nama Agnes Davonar adalah gabungan nama Agnes sendiri dengan nama adiknya, Davonar. Ya, mereka adalah dua bersaudara yang menyatu dalam sebuah karya. Mereka memiliki hobi olahraga, namun kelihaian menulis telah mengantarkan keduanya menjadi penulis muda berbakat dalam jajaran penulis sastra Indonesia. Lukisan Langit ini adalah novel terbaru Agnes Davonar yang akan mengobati kerinduan para penggemarnya. Diterbitkan oleh PT Kanisius yang saat ini sedang menyongsong satu abad berkarya di Indonesia.

Untuk mengenal lebih dekat Agnes Davonar, teman-teman bisa mengikuti akun instagramnya di @agnesdavonar21 dan @agnesdavonar22.

Terakhir saya ingin mengucapkan sukses selalu untuk Agnes Davonar dan teruslah berkarya. Juga, dirgahayu PT Kanisius yang ke satu abad! Sukses selalu, maju terus dengan menghadirkan buku-buku yang sarat manfaat bagi masyarakat.

 

13 tanggapan pada “Lukisan Langit Karya Agnes Davonar, Sebuah Novel tentang Kesehatan Mental”

  1. Beberapa novel Agnes Danovar yang dulu-dulu lumayan bertabur typo dan bikin mata agak gatel bacanya. Tapi secara ide (dan pemasaran), Agnes Danovar memang keren. Yang sekarang ini diterbitkan Kanisius ya? Semoga jadi minim typo biar lebih enak bacanya. ?

  2. Menarik juga membahas tentang mental health. Apalagi belakangan ini semakin marak. Entah karena pekerjaan, hidup yang dijalani, atau apapun. Tentunya novel seperti ini bisa menjadi pengingat kita tentang mental health dan gangguannya yang mungkin bisa menimpa kita.

  3. Serem banget ya gaya pengasuhan yang cenderung menyetir hidup si anak. Ia ibarat sebuah burung yang berada di lapangan, mau terbang bebas, tapi nggak ada kesempatan.

    Asyik juga nih baca buku novel karya Agnes saat me-time. Makasih atas rekomendasi buku kerennya Mba….

  4. Agnes Davonar pertama kali bikin aku tertarik dengan karyanya surat kecil untuk Tuhan. Itu bikin mewek banget kak. Nah.. lukisan langit ini belum baca. Setelah baca review nya jadi penasaran pengen baca langsung. Soalnya Agnes Davonar kalo nulis suka detail banget

  5. Novelnya sangat bagus ini, karena mengenai kesehatan mental itu perlu untuk terus diangkat. Agar jadi sosialisasi sehingga bisa ada saling terbuka apa keinginan sebenarnya.

  6. Lukisan Langit ini karya Agnes Davonar ya ternyata mbak yang pernah menulis surat kecil untuk Tuhan.
    Bagus juga ya mengangkat kesehatan mental dalam sebuah cerita jadi bisa membuat kita instrospeksi juga dalam mendidik anak-anak

  7. Bacaan yang paling rekomended nih terutama bagi kaum generasi muda yang mesti siap mental juga dalam hal mendidik anak, jadi penasaran sama jalan cerita novel ini sampai habis, menginat bahwa kesehatan mental memang penting untuk tumbuh kembang anak.

  8. Udah lama banget nih saya gak baca novel. Dan biasanya yang bikin saya tertarik baca novel itu adalah desain sampulnya. Hahhaha. Terus saya suka dong desain sampul novel Lukisan Langit ini. Tanda-tanda bakal dibaca nih~

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *