Skip to content

Skrining Kanker Leher Rahim

Skrining Kanker Leher Rahim. Pengalaman pertama pap smear setengah tahun yang lalu menjadikan saya lebih peduli dengan urusan kesehatan organ-organ vital perempuan. Bersyukur sekali saat pap smear itu saya sempat mengumpulkan beberapa booklet yang ada di meja pendaftaran Yayasan Kucala Yogyakarta. Memang tidak gratis sih, tapi demi sebuah pengetahuan penting maka gak ada salahnya saya membelinya. Salah satu booklet tersebut membahas tentang skrining kanker leher rahim, ditulis oleh Dr. Shinta Prawitasari, M.Kes., SpOG (K).

Kanker leher rahim menjadi kanker kedua setelah kanker payudara yang menyerang perempuan di Indonesia. Kebanyakan kanker leher rahim di Indonesia didiagnosis sudah dalam stadium lanjut. Pengobatan kanker stadium lanjut belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pilihan terapi kanker leher rahim stadium lanjut adalah penyinaran dan kemoterapi. Makin tinggi stadium kanker leher rahim, keberhasilan pengobatannya akan makin rendah.

Apa itu kanker leher rahim dan apa penyebabnya?

Lokasi leher rahim adalah di bagian bahwa rahim seorang perempuan dan bersinggungan langsung dengan vagina. Leher rahim bersinggungan langsung dengan dunia luar. Infeksi dari virus, kuman, dan jamur akan mengenai leher rahim terlebih dahulu sebelum menjalar ke dalam rahim, saluran indung telur, dan indung telur.

Awal perkembangan kanker leher rahim adalah di selaput lendir leher rahim. Kanker leher rahim disebabkan oleh virus human papilloma. Terdapat berbagai macam tipe virus human papilloma. Kurang lebih 70% kanker serviks disebabkan oleh virus human papilloma tipe 16 dan 18.

Bagaimana virus human papilloma bisa menyebabkan kanker leher rahim?

Virus human papilloma bisa mencapai leher rahim melalui kontak seksual. Selanjutnya, virus akan masuk ke dalam sel selaput lendir leher rahim bagian bawah melalui luka-luka kecil di permukaan selaput lendir leher rahim. Sel-sel darah putih yang ada di selaput lendir rahim akan mencoba menghilangkan virus tersebut. Sebagian besar dari perempuan yang terinfeksi virus human papilloma akan sembuh karena sel darah putih berhasil membunuh semua virus, tetapi pada sebagian kecil perempuan sel darah putih gagal menghancurkan virus. Virus akan melanjutkan aksinya di sel. Sel yang terinfeksi virus human papilloma akan berubah sifat. Sel akan membelah berlebihan dan dalam rentang waktu 10-20 tahun akan berubah menjadi sel kanker yang kemampuan membelahnya tidak terbatas dan memilik kemampuan menyebar lewat pembuluh darah ataupun ke organ sekitar leher rahim.

Keterangan: 1. Vagina, 2. Leher rahim, 3. Rahim, 5. Saluran indung telur, 7. Indung telur (sumber: www.free-anatomy-quiz.com)

Apa sajakah gejala kanker leher rahim?

Gejala kanker leher rahim adalah:

  • Keputihan berlebihan dan terus menerus serta sering kali berbau busuk.
  • Pendarahan di luar siklus menstruasi.
  • Perdarahan saat berhubungan suami istri.
  • Nyeri pinggang.
  • Buang air kecil disertai darah dan atau buang air besar disertai darah.

Siapa sajakah yang bisa terkena kanker leher rahim?

Kanker leher rahim 99%-nya disebabkan oleh infeksi menahun virus human papilloma. Seorang perempuan berisiko terinfeksi oleh virus human papilloma bila:

  • Memiliki banyak pasangan.
  • Memiliki pasangan yang sering berganti-ganti pasangan.
  • Terkena infeksi virus human papilloma penyebab kanker leher rahim pada usia kurang dari 25 tahun.
  • Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda (=< dari 16 tahun).
  • Memiliki pasangan yang tidak menjalani sirkumsisi (tidak disunat).

Bagaimana cara mencegahnya?

Apakah kita bisa mencegah perkembangan sel menjadi sel kanker? Pencegahan kanker leher rahim dapat dilakukan melalui dua macam cara sebagai berikut:

  1. Pencegahan primer: Mencegah masuknya virus human papilloma ke dalam sel. Bila virus human papilloma tidak dapat masuk ke dalam sel, maka sel selaput lendir rahim tetap dalam kondisi sehat. Pencegahan primer dilakukan dengan cara vaksinasi.
  2. Pencegahan sekunder: Mencegah pertumbuhan lesi prekanker menjadi kanker leher rahim dengan deteksi dini lesi prekanker menggunakan pap smear atau inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
human papilloma virus
sumber: it.dreamstime.com

Pencegahan Primer

Pencegahan primer dengan vaksinasi bertujuan untuk mencegah virus human papilloma menginfeksi sel selaput lendir leher rahim. Dengan vaksinasi, tubuh dipacu untuk membuat antibodi terhadap virus human papilloma. Antibodi tersebut nanti akan menangkap virus sebelum virus masuk ke dalam sel. Vaksinasi ini efektif untuk usia 9-26 tahun. Vaksinasi ini HANYA efektif untuk mencegah masuknya virus ke dalam sel, tetapi TIDAK DAPAT mencegah virus human papilloma yang sudah terlanjur menginfeksi sel selaput lendir rahim. Oleh karena itu, bagi perempuan yang sudah berhubungan seksual sebelum vaksinasi tetap dianjurkan untuk melakukan skrining dengan pap smear atau inspeksi visual dengan asam asetat sesuai jadwal.

Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV)

Vaksinasi HPV yang ada saat ini ada dua macam, yaitu:

  1. Vaksinasi Bivalen (mengandung virus like particle dari HPV tipe 16 dan 18): Mencegah masuknya virus human papilloma tiep 16 dan 18 yang menyebabkan 70% kanker leher rahim.
  2. Vaksinasi Kuadrivalen (mengandung virus like particle dari HPV tipe 6,11,16 dan 18): Mencegah masuknya virus human papilloma tipe 6 dan 11 penyebab jengger ayam serta tipe 16 dan 18 yang menyebabkan 70% kanker leher rahim.

Kapan kita harus melakukan vaksinasi?

Vaksinasi dilakukan kapan saja tanpa dipengaruhi oleh siklus haid. Tetapi harus dipastikan bahwa saat vaksinasi tidak dalam kondisi hamil.

Vaksinasi Bivalen 3 dosis Bulan ke 0, 1 dan 6 bulan
Vaksinasi Kuadrivalen 3 dosis Bulan ke 0, 2 dan 6 bulan

Apakah ada efek samping vaksinasi?

Beberapa efek samping vaksinasi yang muncul, antara lain:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Demam
  • Pusing
  • Mual

Kedua vaksin sudah diujicobakan kepada beberapa ribu pasien sebelum disetujui untuk digunakan secara luas di seluruh dunia sehingga kedua vaksin ini aman untuk digunakan. Hingga saat ini, dengan 3 dosis saja sudah cukup, tetapi penelitian masih tetap berlangsung hingga saat ini apakah perlu diberikan dosis ulangan atau tidak.

Apakah perempuan yang sudah mendapatkan vaksinasi TIDAK PERLU skrining lagi?

Perempuan yang sudah divaksinasi dengan dosis penuh (sebanyak 3x) TETAP PERLU melakukan skrining dengan pap smear atau inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Mengapa? Karena vaksinasi hanya melindungi perempuan dari 70% virus HPV penyebab kanker leher rahim. Vaksinasi yang ada saat ini belum bisa melindungi dari 100%.

Pencegahan Sekunder

Dalam kasus kanker leher rahim, perkembangan dari sel normal menjadi sel kanker membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun. Dalam rentang waktu 10-20 tahun tersebut perubahan sedikit demi sedikit dari sel selaput lendir leher rahim yang terinfeksi virus human papilloma dapat diamati. Pengamatan tersebut melalui pemeriksaan skrining yang kita kenal dengan pap smear dan inspeksi visual dengan asam asetat atau IVA. Kedua prosedur ini sama-sama dapat mendeteksi adanya lesi prekanker (bagian pada leher rahim yang berubah ke arah kanker karena inveksi virus human papilloma).

Skrining Kanker Leher Rahim
Pap Smear (sumber: www.plannedparenthood.org)

Seberapa sering kita melakukan skrining?

Mungkin akan timbul pertanyaan pada diri kita, apakah pengamatan cukup dilakukan satu kali atau seberapa sering kita harus melakukan pengamatan?

Pengamatan dilakukan mulai usia 21 tahun dan seberapa sering kita harus melakukan pengamatan bergantung kepada hasil pengamatan yang dilakukan pertama kali. Bisa jadi pada pengamatan pertama hasilnya normal. Bisa pula hasilnya berupa lesi prekanker.

Bila pada saat pengamatan pertama hasilnya normal, apakah kita akan aman seumur hidup dari infeksi virus human papilloma? Jawabannya secara tegas adalah TIDAK. Bisa jadi pada pengamatan pertama kita sudah terinfeksi oleh virus human papilloma, tetapi karena infeksi baru saja terjadi maka sel selaput lendir leher rahim masih normal.

Kita dianjurkan untuk secara rutin melakukan skrining baik dengan pap smear atau IVA. Bila hasilnya normal, anjuran dari asosiasi ahli kandungan di Amerika (American College of Obstetrician and Gynecologist / ACOG) adalah 3 tahun sekali. Sampai kapan? Skrining dilakukan sampai usia 65 tahun. Berdasarkan ACOG, mulai usia 30 tahun pengamatan sebaiknya ditambah dengan melakukan tes DNA HPV. Tes DNA HPV adalah tes untuk mendeteksi adanya virus HPV. Bila hasil tes DNA HPV negatif, pap smear dianjutkan hanya 5 tahun sekali sampai usia 65 tahun.

Bagaimana cara melakukan skrining?

Ada 2 macam skrining yang kita kenal, yaitu:

  1. Pap Smear: Pemeriksaan skrining lesi prekanker leher rahim dengan cara mengambil cairan dari permukaan leher rahim dan saluran di dalam leher rahim. Cairan tersebut mengandung sel-sel leher rahim yang lepas dari leher rahim dan dengan pengecatan khusus akan terlihat apakah ada sel-sel tidak normal yang mengarah kepada lesi prekanker atau hanya dijumpai sel-sel radang dan sel normal.
  2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat: Adalah deteksi lesi prekanker leher rahim dengan cara membubuhkan asam asetat 3-5% ke atas permukaan leher rahim. Bila leher rahim dalam kondisi normal, maka tidak adakan ada perubahan warna menjadi putih, tetapi bila ada area di leher rahim yang berubah warna menjadi putih setelah dibubuhi asam asetat, maka bisa jadi terdapat lesi prekanker leher rahim.

Apa yang harus kita lakukan bila hasil skrining ditemukan sel yang abnormal?

Sel yang abnormal BUKAN berarti ada sel kanker tetapi bisa jadi terdapat sel lesi prekanker. Lesi prekanker adalah lesi/kondisi yang ditemukan pada saat skrining yang bisa mengarah ke kanker bila tidak segera diterapi. Ada beberapa macam terapi untuk lesi prekanker. Salah satunya adalah Kryoterapi. Kryoterapi adalah terapi dengan gas N2O atau CO2 untuk menghancurkan lesi prekanker. Lesi prekanker yang terkena gas CO2 atau N2O akan mati dan digantikan oleh sel baru yang sehat. Angka kesembuhan lesi prekanker mendekati 100%. Setelah lesi prekanker dihilangkan bukan berarti kita berhenti skrining. Skrining tetap harus dilakukan karena lesi prekanker bisa tumbuh kembali. Mengapa? Karena saat ini kita belum bisa menghilangkan virus human papilloma yang sudah masuk ke dalam sel.

Hidup sehat lebih cermat. Pencegahan lebih baik dari  pengobatan.

Salam sehat,

signature-fonts

Sumber:
Booklet Yayasan Kucala Yogyakarta

21 thoughts on “Skrining Kanker Leher Rahim”

  1. Harus mulai hidup sehat dari sekarang. Sel kanker itu bisa berkembang 10-20 mulai dari sekarang, berarti kalau dari rentang waktu itu kita bisa memperbaiki pola hidup, masih ada kesempatan untuk usir kanker ya mbak? Satu lagi, cek rutin, apalagi untuk cewek, wajib banget cek pup smear ini.

  2. Aduh mba. Makasih tulisannya. Jadi ngimgetin aku kalau aku belum divaksin atau pap smear huhuhu. Baca ini jadi ngerasa diingatkan. Makasih mba. Harus buru2 ini buat pencegahan

  3. dua tahun lalu saya pap smear Mbak, karena takut dengan berita-berita yang beredar, jadi penasaran juga kan dengan kesehatan rahim saya juga, jadilah memutuskan pap smear juga dan Alhamdulillah hasilnya baik.
    penting banget emang pengecekan rutin ini biar kita jadi lebih tahu keadaan kita ya Mbak.

  4. Dinamika jadi perempuan ya, banyak yang harus dicek, seperti kanker serviks ini, kanker payudara juga menjadi perhatian. Saya jadi ingat artis Jupe yang meninggal setelah menderita kanker serviks ini.

    1. @ Melysa Luthiasari:
      Jujur saja, saya pun “terpaksa” melakukan pap smear, namun setelah tahu hasilnya baik-baik saja saya jadi lega. Jadi memang lebih baik melakukan skrining, daripada tahu-tahu 10-20 tahun kemudian udah jadi kanker beneran.

  5. Sebetulnya emang ya skrining kanker leher rahim tuh penting banget. Aku harusnya mulai pap smear tapi belum dilakukan juga. KArena keluargaku ada riwayat kanker serviks, mba 🙁

  6. Makasih sharingnya ya, mbak. Aku termasuk yang concern banget dengan kesehatan organ intim perempuan. Mau gak mau kita harus aware dan cek secara berkala dan sedini mungkin. Pengalaman pernah terdeteksi tumor di payudara membuatku jadi lebih perhatian lagi ke kesehatan tubuh secara keseluruhan.

  7. Ternyata tidak hanya kanker payudara yang harus diwaspadai oleh kaum perempuan kanker mulut rahim juga sangat berbahaya yah mba.

    Dan aku baru tahu juga kalo suami yg tdk melakukan sunat dpt menyebabkan kanker mulut rahim ini yah. Berarti penting juga nih untuk laki2 tahu informasi ini, untuk menjaga kesehatan istrinya.

    Makasih sharingnya yah mba sangat bermanfaat sekali.

  8. kanker ini memang penyakit yang menakutkan ya, mbak. semoga aja kita semua diberi kesehatan dan dijauhkan dari penyakit yang berbahaya tersebut. saya sendiri pernah pap smear sekitar 5 tahun yang lalu dan belum ada lagi nih skrining sampai sekarang

  9. Kita sebagai perempuan memang harus aware ya mbak, dengan penyakit seperti ini. Karena untuk kanker, langkah pencegahan paling penting.

Leave a Reply to Irra Octaviany Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *