Ketika Kemaluan Anak Lelaki Bengkak, Apa yang Dilakukan? – Jujur saja, saya tidak pernah membayangkan apalagi menginginkan kejadian tersebut. Nyatanya, baru-baru ini saya harus mengalaminya. Saya jadi teringat masa kecil adik-adik saya yang juga pernah mengalami hal serupa. Saya mencoba belajar dari pengalaman ibu menangani kemaluan anak lelaki yang bengkak, tetapi jaman sekarang rupanya berbeda dengan jaman dulu. Simak yuk pengalaman saya.
Hari itu Jumat. Petang sepulang saya kerja, Dimas pup. Seperti biasa, ceboknya masih dibantu ibu, Dimas belum bisa melakukan sendiri. Oke, cebok kelar. Nah, saat saya hendak membersihkan kemaluannya juga, terkejut saya karena kemaluannya bengkak berwarna kemerah-merahan, pun tidak boleh disentuh apalagi dikenain air. Ya sudah, akhirnya cuma dicebokin bekas tempat keluar pupnya, lalu pakai celana.
Dari situ, saya kemudian memberitahu suami sekaligus menanyakan seharian tadi bagaimana. Karena seingat saya, saat mandi pagi Dimas belum mengalami hal tersebut. Segalanya masih normal. Tahu-tahu kok sorenya sudah bengkak. Suami saya bilang bahwa dia juga tidak tahu, hanya saja saat mandi Dimas enggak mau kemaluannya dibersihkan.
Oh iya, Dimas biasanya mandi sendiri kalau di rumah hanya dengan ayahnya. Palingan si ayah hanya mengawasi sambil mengarahkan saja. Sedangkan kalau ada saya, “Dimas maunya mandi sama ibu.”
Kemudian saya dan suami mencoba menelusuri kemungkinan-kemungkinan penyebabnya. Karena tidak ada hal-hal ikutan lainnya seperti nyeri atau demam atau luka atau infeksi dan sebagainya, maka kami menyimpulkan bahwa bengkaknya itu disebabkan oleh gigitan sejenis serangga atau hewan kecil. Mengingat Dimas suka bermain di teras sambil duduk di lantai. Sedangkan di depan teras, samping kanan dan bagian depan banyak tanamana-tanamannya.
Karena sudah malam, sementara waktu kami menunggu perkembangan saja. Kami tidak memberikan obat apa pun, karena memang tidak tahu apa obatnya. Suami sempat bilang supaya saya ngasih bedak, tapi saya tolak dengan alasan nanti malah mengundang bakteri. Akhirnya diputuskan untuk observasi saja dulu, kalau memang tidak berkurang bengkaknya, Sabtu pagi dibawa ke dokter.
Malam itu Dimas bisa tidur nyenyak seperti biasanya. Hanya saja, boboknya sangat berhati-hati, jangan sampai kemaluannya kesenggol apa pun. Bahkan untuk celananya pun, Dimas minta pakai celana yang longgar, supaya tidak menyenggol kemaluannya. Jadi, Dimas kalau berjalan tampak seperti anak habis sunat.
Satu hal yang saya syukuri yaitu Dimas masih bisa pipis dengan normal. ‘Coz ada cucunya teman kerja saya yang sampai tidak bisa pipis lho hingga nyaris dioperasi.
Sabtu pagi saya mendaftarkan Dimas untuk periksa dokter umum di RS Panti Rapih. Supaya lebih santai, kami memilih jam periksa sekitar jam 2 siang. Sampai di sana tidak perlu menunggu lama-lama karena tidak ada antrean pasien. Dimas juga antusias diperiksa oleh suster dan dokter. Mulai dari timbang berat badan (25 kg) dan ukur tinggi badan (108 cm). Lalu berbaring di bed untuk diperiksa oleh dokter. Dimas manut, tidak takut sama sekali.
Saat pemeriksaan, dokter Hawa Mustika tidak melakukan tindakan apa pun, beliau hanya melihat beberapa saat pada kemaluan Dimas yang bengkak tersebut. Kemudian dokter meresepkan obat berupa salep, namanya CINOLON-N, berbentuk tube dan berukuran 75 gram. Salep tersebut dioleskan tiga kali sehari pada kemaluan yang bengkak.
Sepulang dari rumah sakit, cara jalan Dimas masih seperti anak habis disunat karena bengkaknya ‘kan masih. Kemudian saya telateni 3 kali sehari mengoleskan salep pada kemaluannya yang bengkak. Yaitu setelah mandi pagi, setelah mandi sore, dan saat mau bobok malam. Saat diolesi salep, jangan dikira Dimas diam duduk anteng. Bergerakkk terus, bukan karena sakit, tapi karena geli katanya. Setelah rutin diolesi salep dari dokter, alhamdulillah bengkaknya makin berkurang. Hari Senin atau di hari keempat kemaluan Dimas sudah tidak bengkak lagi. Sudah kembali normal.
Jadi, ketika kemaluan anak lelaki bengkak apa yang harus dilakukan?
Saat menemui kejadian kemaluan anak lelaki bengkak, hal pertama yang dilakukan adalah mengobservasi daerah kemaluan yang bengkak tersebut. Jika tidak ada gejala ikutan lainnya seperti nyeri atau demam atau luka atau infeksi dan lain-lain, ada kemungkinan adalah karena digigit hewan/binatang yang ukurannya sangat kecil. Kalau di desa biasanya ada satu hewan kecil banget berwarna merah yang suka ngendon di daerah kemaluan anak lelaki, nama hewan tersebut adalah “tengu” atau tungau.
Ibu saya dulu telaten mencari tengu (tungau) tersebut di daerah kemaluan adik-adik saya yang bengkak. Dasarnya memang adik-adik saya manut. Yang ibu saya lakukan adalah mengambil si tengu (tungau) tersebut menggunakan pulut buah nangka. Warna merah si tengu ini cukup memudahkan ibu saya menemukannya. Langkah selanjutnya adalah ibu mengoleskan minyak goreng pada kemaluan si adik. Kalau pun terpaksa tidak berhasil menemukan si tengu, ibu cukup mengandalkan olesan minyak kelapa tersebut. Biasanya lambat laun bengkak pada kemaluan adik-adik saya akan mengempis. Sehingga tidak perlu bantuan dokter.
Nah, kenapa saya tidak memraktekkan hal yang sama? Sejujurnya saya pengin melakukannya, tetapi ada beberapa alasan maka tidak saya lakukan, diantaranya: (1) Dimas enggak bisa diam, (2) di tempat tinggal saya sekarang susah mencari pulut buah nangka karena untuk mendapatkan pohonnya pun susah, dan (3) minyak goreng yang ada di rumah bukan minyak kelapa asli tetapi minyak goreng pabrikan.
Oleh karena itu saya memilih membawa Dimas ke dokter agar mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat dari dokter. Alhamdulillah cukup dikasih salep CINOLON-N lalu dioleskan tiga kali sehari dan selama tiga hari sudah sembuh. Harga obatnya sih murah yaitu cuma Rp 17 ribuan, yang mahal adalah jasa dokter dan biaya administrasi rumah sakit 😀
Saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Cukup sekali seumur hidup Dimas. Aamiin 🙂
Stay safe and stay healthy, everybody!
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Waaah makasih sharingnya mba. Akupun punya anak laki2 kecil yg masih suka main2 gini. Jadi setidaknya kalau dia mengalami kejadian serupa, sudah tahu pertolongan pertamanya. Nama salepnya aku catet.
Jujurnya aku juga lebih suka berobat ke dokter atau yg pakai obat resep dokter daripada memakai cara2 seperti diolesin minyak dll. Biar lebih tenang aja sih :).
@fanny_dcatqueen:
Begitulah, selagi masih punya anak kecil, sesekali pasti ada drama-dramanya 😀
terimakasih bun, ini yg skrng dialami anak saya. sudah saya bwa ke faskes tapi masih bengkak,
besuk saya mau belikan salep tsb krn kmren priksa cuma dpat obat minum saja. terimakasih ??