Lompat ke konten
Home » Kesehatan » Mengucapkan Niat Berpuasa, Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka: Sebuah Perspektif Sains

Mengucapkan Niat Berpuasa, Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka: Sebuah Perspektif Sains

  • oleh

Serial Puasa Ramadhan: Mengucapkan Niat Berpuasa, Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka: Sebuah Perspektif SainsSalah satu akun Facebook yamg saya ikuti adalah akun Profesor Arie Karimah. Kalau tidak salah, saya mengikuti akunnya sejak pandemi Covid-19 lalu. Dari akun beliau saya mendapatkan banyak informasi tentang kesehatan. Beliau selalu menuliskan secara gamblang tentang suatu kasus dengan bahasa yang sangat mudah dipahami. Orang ilmiah tetapi menjelaskan secara alamiah.

Nah, salah satu ilmu yang saya dapatkan dari beliau adalah saya sebut sebagai serial puasa Ramadhan. Sebagai blogger saya tergelitik untuk share di sini, karena saya yakin banyak netizen yang tidak mengikuti akun Facebook beliau, tetapi memiliki pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah terjawab di akun Facebook Arie Karimah ini. Satu per satu akan saya share di blog ini, semoga bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amal jariyah bagi Ibu Arie Karimah Muhammad (Pharma-Excellent, Alumni ITB). Aamiin ????

Satu topik penting yang saya bagikan kali ini adalah Mengucapkan Niat Berpuasa, Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka: Sebuah Perspektif Sains. Yuk, simak penjelasan beliau berikut ini.

ACHTUNG!
Tulisan ini setara dengan kuliah 4 SKS di Fakultas Farmasi 😀 . Jadi silakan dibaca pelan-pelan dan berulang-ulang, untuk bisa mendapatkan pemahaman yang utuh.

Pemikiran ini diilhami oleh 2 kejadian:

  • When I was young dan baru pertama kali bekerja. Teman saya yang seorang dokter non muslim suatu hari bilang: “Rie, saya mau nginap di tempat kostmu. Pingin lihat kamu kalau sahur makannya apa”. Dan beneran dia nginep, ikut bangun ketika aku sahur dan nongkrongin aku di meja makan. Selesai sahur dia nanya:
    “Kamu makannya cuma begitu doang?”
    Iya.
    “Terus kamu kuat puasa sampai Maghrib?”
    Kan kamu lihat sendiri di kantor.
    Dan dia geleng-geleng kepala.
    Mungkin waktu dia kuliah di FK Atma Jaya dulu nggak ada temannya yang puasa
  • Yang kedua juga teman kantor, manager frontliners non muslim, yang seminggu sekali harus hadir rapat di kantor bersama para manager lainnya, penasaran pingin merasakan puasa itu seperti apa. Jadi dia ikut puasa. Artinya dia tidak memakan sarapan dan makan siang yang disediakan di kantor, juga tidak minum hingga tiba waktu berbuka. Aktivitas laporan dan rapat mereka diadakan sejak pagi hingga malam. Dia juga ikut pesan nasi kotak untuk berbuka.
    Selesai berbuka dia datang ke ruangan saya:
    “Bu Arie…ya ampun buuu….. Saya tadi gemetaran nyaris pingsan karena kelaparan. Begitu adzan saya langsung makan dengan lahap sampai makanan tak bersisa. Kok bisa sih ibu puasa selama sebulan? Saya sehari saja sudah kapok..”.

Mengucapkan Niat Berpuasa

Mengapa kita dianjurkan untuk mengucapkan niat berpuasa ketika sahur? Atau earlier if you want to, atau khawatir lupa.

Perspektif sains:

  • Di dalam otak kita ada sebuah kelenjar yang disebut sebagai master gland atau the super duper gland, yaitu kelenjar HIPOTHALAMUS. Kelenjar ini mengatur hampir semua fungsi organ tubuh, termasuk paru-paru, jantung, ginjal dan hati.
  • Tuhan menciptakan alam semesta ini dalam keteraturan. Demikian juga dengan tubuh kita. Ketika mengucapkan niat, kita sebenarnya memberi tahu dan menitipkan pesan kepada kelenjar hipothalamus bahwa tidak akan ada pemasukan kalori dan air minum sama sekali selama 13,5 jam ke depan. Jadi tolong jaga saya, jangan sampai:
    1. Kelaparan, atau kadar gula darah turun menjadi sangat rendah.
    2. Dehidrasi.

Karena hypothalamus sudah diberi tahu, maka dia akan memerintahkan:

  • Hati: agar cadangan energi yang ada (dalam bentuk glikogen) digunakan secara cermat, dan kita tidak akan sampai kelaparan (kalau lapar sih ya udah pasti ), atau kadar gula darah turun hingga sangat rendah, di bawah 70 mg/dL.
  • Otot: melakukan penghematan energi di semua sektor, antara lain dengan cara menimbulkan rasa ngantuk yang hebat sejak Subuh. Mengantuk membuat konsumsi energi oleh seluruh otot menjadi berkurang, karena otot lebih banyak mengalami relaksasi dibandingkan kontraksi.
  • Ginjal: akan mengurangi pengeluaran (ekskresi) air, agar tidak terjadi dehidrasi. Darah yang disaring di ginjal sebagian besar cairannya (plasma) akan diserap kembali (reabsorpsi).
  • Jantung: akan berdenyut lebih lambat, sehingga kita kadang merasa lemas.

Ngantuk dan lemas adalah kondisi DEFAULT yang diciptakan oleh tubuh atas perintah hipothalamus. Tapi anda bisa melawannya jika mau.

Dan niat itu kita ulang setiap hari, karena kita akan berpuasa dalam jangka panjang (30 hari). Jadi hipothalamus juga perlu punya perencanaan jangka panjang.

Puasa Ramadhan itu ibarat lari marathon, bukan lari sprint jarak pendek 100 atau 200 meter. Berbeda dengan puasa Senin – Kamis atau puasa Nabi Daud (sehari puasa, sehari off).

Akan tetapi proses sinkronisasi organ-organ tubuh oleh hipothalamus itu tidak berjalan mulus dengan begitu saja, melainkan perlu dilatih terlebih dahulu. Itu sebabnya anak-anak perlu berlatih puasa mulai dari puasa sampai Dzuhur, Asar dan kemudian puasa penuh. Tujuannya adalah agar kerja sama seluruh organ tubuh berlangsung mulus sejak kecil.

mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka

Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka

Mengapa Islam sangat menganjurkan untuk makan sahur, dan lebih tepatnya lagi mengakhirkan sahur, serta menyegerakan berbuka?

Meskipun sebagian orang mengatakan: “Saya kuat juga kok puasa tanpa sahur”.

Kenapa kita kuat tidak makan dan minum selama 13,5 jam selama sebulan penuh? Padahal di bulan-bulan lain telat makan siang saja sudah ngomel. Di bawah ini adalah perspektif keilmuan saya. Tapi jujur saya tidak berani berbicara untuk negara-negara yang harus menjalani puasa hingga 16 – 17 jam, seperti di Finlandia, Swedia dan Skotlandia. Lha waktu saya dulu ikut kongres di Basel, Swiss, saat bulan puasa saya memilih membayarnya saat sudah pulang ke Jakarta saja.

Kita pelajari dulu bagaimana tubuh kita mengatur agar sumber energi, yaitu glukosa, harus senantiasa ada di dalam darah dalam jumlah cukup. Kenapa? Karena energi itu diperlukan agar:

  • Jantung bisa terus berdenyut mengalirkan darah.
  • Paru-paru bisa terus mengembang dan mengempis untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
  • Ginjal bisa terus menyaring darah dan membuang zat-zat terlarut dan cairan yang berlebihan atau sudah tidak dibutuhkan.
  • Otak tetap bisa berpikir.
  • Sel-sel yang rusak bisa memperbaiki diri, sel-sel yang mati bisa diregenerasi, dan seterusnya.

Sehabis Sahur

Jika metabolisme karbohidrat kita sudah selesai maka glukosa akan diserap ke dalam darah untuk digunakan sebagai sumber energi oleh seluruh sel tubuh kita.

  • Jika jumlahnya berlebih, maka kelebihannya akan SEGERA disimpan di hati, dalam bentuk GLIKOGEN dengan bantuan insulin.
  • Jika Anda sahurnya sangat berlebihan, maka kelebihannya akan disimpan juga di sel-sel lemak (jaringan adipose), yang memiliki kapasitas penyimpanan tanpa batas.
  • Kalau Anda makan sedikit berlebih dan kemudian berolah raga pagi, maka sebagian kelebihannya akan disimpan sebagai protein di sel-sel otot.

Ketika Puasa

Ketika di siang hari kadar glukosa mendekati batas terendah, karena terus digunakan tanpa ada penggantian dari makanan yang masuk, maka kelenjar hypothalamus akan meminta hormon GLUCAGON untuk membongkar cadangan glukosa yang disimpan di hati dalam bentuk glikogen. Glikogen akan diubah menjadi glukosa, kemudian dilepaskan ke dalam darah, agar kadar gula darah meningkat. Itu sebabnya kita tidak pingsan.

Mengapa bukan cadangan energi di otot atau sel-sel lemak yang dibongkar?

  • Hati itu mirip ATM, yang bisa kita datangi setiap saat untuk mengeluarkan simpanannya jika kita membutuhkan uang dengan segera.
  • Otot dan sel-sel lemak itu ibarat reksadana atau deposito. Perlu waktu lebih lama atau kondisi khusus untuk “mencairkannya”.

Glukosa juga merupakan SATU-SATUNYA SUMBER ENERGI UNTUK OTAK KITA. Itu sebabnya otak merasa berkewajiban menjaga agar glukosa di dalam darah, yang juga mensuplai otak, harus senantiasa dijaga dalam batas tertentu. Tidak boleh terlalu rendah. Kalau terlalu rendah otak tidak akan bisa berpikir dengan cepat.

Kadar glukosa darah normal dalam keadaan puasa: 70 – 100 mg/dL. Pingsan umumnya akan terjadi jika angka tersebut kurang dari 60.

Jadi penjelasan di atas menjawab pertanyaan tentang:

Q: “Mengapa makan sahur yang diakhirkan sangat dianjurkan?”
A: Agar hypothalamus dan hormon glukagon tidak harus mati-matian bekerja menjaga agar kadar gula darah tetap normal dalam waktu yang jauh melebihi 13,5 jam.

Q: “Mengapa menyegerakan berbuka sangat dianjurkan?”
A: Karena itu berarti anda memberi pertolongan cepat kepada hypothalamus dan glukagon untuk rehat sejenak dan kembali ke fungsi normal.

Tuhan menciptakan alam semesta dan seluruh organ tubuh kita dengan prinsip “keteraturan”. Kalau mau puasa ya ucapkan niat, siapkan energi yang cukup dengan sahur. Jangan memperlakukan otak, hati, jantung dan ginjal seenaknya sendiri, dengan tidak makan sahur dan menunda-nunda berbuka.

KM. 8 March 2024

Disclaimer: Isi tulisan adalah apa adanya sesuai yang tertulis di akun beliau, tidak ada yang saya kurangi atau tambahi. Hanya pointer-pointer saja saya sesuaikan dengan theme blog ini.

sumber asli: FB Arie Karimah