Perempuan khususnya seorang ibu memilih untuk bekerja tentu ada motivasinya. Bukan semata-mata suatu kebetulan. Ada yang motivasinya karena membutuhkan aktualisasi diri, membutuhkan relasi atau teman, mempraktekkan ilmu, membantu suami, ada juga yang butuh menambah penghasilan. Di bawah ini saya akan mengulas tentang motivasi ibu bekerja.
Menurut KBBI, secara umum motivasi berarti dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologis, motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Motivasi Saya Menjadi Ibu Bekerja
Kebetulan saya sudah bekerja sejak masih gadis. Hingga tiba waktunya saya mengalami masa transisi dari hidup sendiri menuju hidup berumah tangga. Kemudian benar-benar menjadi seorang ibu yang tetap memilih untuk bekerja. Sepanjang waktu tersebut tentu saya mengalami yang namanya pergeseran motivasi bekerja.
Ketika masih gadis, motivasi saya bekerja adalah saya ingin mandiri. Saya tidak ingin menyusahkan orang lain, khususnya orang tua saya. Perlu diketahui bahwa saya adalah seorang difabel (cacat pada kaki kiri). Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa orang-orang pasti memandang sebelah mata kepada perempuan seperti saya.
Oleh karena itu, saya mempunyai keinginan kuat agar saya bisa bermanfaat bagi orang lain atau lingkungan sekitar saya. Saya ingin menunjukkan bahwa di balik kelemahan saya pasti ada kelebihan yang bisa saya darmabaktikan. Bersyukur sekali Tuhan memberi saya pekerjaan tanpa saya bersusah payah melamar ke sana kemari di usia yang masih belia.
Begitu memasuki bahtera rumah tangga, keputusan saya dan suami adalah saya tetap bekerja. Sejak itu status saya adalah ibu bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Bukan perkara mudah tetapi juga tidak sulit karena saya pernah menjadi perempuan mandiri. Hanya saja saya butuh adaptasi dengan ridha suami dan tak melupakan kodrat saya sebagai ibu rumah tangga.
Yang saya rasakan kemudian adalah ada pergeseran motivasi saya sehingga memilih tetap menjadi ibu bekerja. Motivasi kuat yang muncul adalah membantu suami mendapatkan penghasilan karena kami butuh biaya untuk hidup sehari-hari. Apalagi kemudian kami memiliki dua anak, tentu saja kebutuhan pun kian meningkat.
Di samping motivasi utama tersebut, ada motivasi lain yang membuat saya betah bekerja, antara lain: aktualisasi diri, rasa nyaman ketika saya bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat, pengembangan diri melalui never ending learning (selalu haus untuk belajar hal-hal baru). Ada satu lagi motivasi yang sangat pribadi buat saya yaitu memberi kebanggaan kepada kedua anak saya. Mengingat saya seorang ibu penyandang difabel.
Motivasi Ibu Bekerja Secara Umum
Saya memilih menjadi ibu bekerja karena memang ada alasan-alasan atau motivasi khusus, yang mungkin tidak dimiliki atau dialami oleh orang lain. Nah, di bagian ini saya ingin sedikit membahas mengenai motivasi ibu bekerja secara umum.
1. Memenuhi Kebutuhan Aktualisasi Diri
Menurut Wikipedia, aktualisasi diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa dilakukan. Ahli jiwa Abraham Maslow, dalam bukunya Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia.
Motivasi ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, antara lain meliputi:
Keinginan untuk melanjutkan cita-cita
Generasi angkatan saya jika bisa sekolah atau kuliah tinggi, harapannya setelah lulus adalah bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan. Syukur-syukur bisa menduduki suatu jabatan dengan imbalan gaji yang tinggi. Jadi, masa’ sih sudah susah payah sekolah lantas tidak bekerja.
Keinginan untuk memperluas pergaulan
Di tempat kerja, sangat terbuka kesempatan untuk bisa mempunyai banyak teman. Apalagi di tempat kerja yang karyawannya memang banyak.
Keinginan untuk mencari kesibukan di luar rumah
Sambil tetap bekerja kantoran, saya pernah memiliki bisnis sampingan. Dari bisnis itu saya mengenal banyak orang dengan berbagai macam karakter. Ada sebagian orang ingin berbisnis yang bisa dikerjakan dari rumah, namun tidak sedikit pula yang berbisnis karena pengin ada kesibukan di luar rumah.
Bisnis yang saya jalankan dulu bisa banget mengakomodasi kedua keinginan yang bertolak belakang tersebut. Untuk yang lebih suka di luar rumah, tentu saja banyak sekali kegiatan yang menantang untuk bisa mencapai target omzet.
Keinginan untuk mengembangkan diri
Setiap manusia memiliki potensi yang ada di dalam dirinya, potensi tersebut harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dari diri seseorang tersebut. Pengembangan diri menyiapkan seseorang mampu bersaing, terkhusus di dunia pekerjaan.
2. Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Keluarga
Kebutuhan atau keperluan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui pencapaian kesejahteraan. Kebutuhan juga merupakan suatu keadaan perasaan kekurangan terhadap pemuas dasar tertentu.
Sedangkan kebutuhan ekonomi adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam rangka mempertahankan kebutuhan hidup guna mencapai taraf hidup sejahtera. Atau segala sesuatu yang harus dipenuhi supaya bisa hidup dengan layak.
Motivasi ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, antara lain meliputi:
Keinginan memiliki penghasilan sendiri
Dengan memiliki penghasilan sendiri, seorang ibu akan lebih leluasa dalam membelanjakan uangnya. Misalnya bisa leluasa memberikan uang jajan kepada anaknya, leluasa beli skincare, leluasa membantu keluarga yang lain, dan lain-lain.
Keinginan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga
Tidak sedikit keluarga yang penghasilan kepala keluarga jauh di bawah anggaran kebutuhan rumah tangga. Bukan tidak mensyukuri berapapun penghasilan, tetapi realita kehidupan memang demikian adanya. Mau tidak mau, seorang ibu biasanya akan mengambil peran agar bisa tercukupi.
Sesimpel bapak saya seorang PNS guru, tetapi ibu saya turut bekerja dari rumah, dengan harapan penghasilan bapak dan ibu bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Alhamdulillah penghasilan ibu yang bekerja dari rumah malah bisa melebihi gaji bapak.
Keinginan untuk meningkatkan pendapatan keluarga
Sekarang banyak keluarga yang sudah melek keuangan. Bisa dikatakan literasi keuangannya sudah bagus. Sehingga bukan lagi kebutuhan primer atau sekunder saja yang hendak dipenuhi, tetapi juga pengin bisa memenuhi kebutuhan lain seperti memiliki tabungan, dana darurat, hingga dana pensiun.
Ketika penghasilan utama kepala keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut, solusinya adalah ibu bekerja untuk meningkatkan pendapatan. Tambahan penghasilan inilah yang sebagian besar disisihkan untuk tabungan, dana darurat, dana pensiun, dan lain-lain.
3. Memenuhi Kebutuhan Psikologis
Saya mengutip dari Gramedia, kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan rohani, atau kondisi batin dari seseorang. Sebagai contoh kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, kebutuhan dicintai, kebutuhan akan kebebasan dan rasa aman.
Motivasi ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan psikologis, diantaranya:
Rasa lebih nyaman jika bekerja
Tidak semua orang bisa menikmati hidup di rumah saja, sekalipun di rumah segala kebutuhannya terpenuhi. Juga tidak semua orang bisa menjadi wirausaha, karena tidak sedikit orang yang cocoknya menjadi karyawan. Saya pribadi lebih nyaman menjadi karyawan karena saya kurang disiplin dengan to-do-list pribadi, Saya juga tipe orang yang membutuhkan supervisi agar selalu on track.
Bekerja untuk mengisi waktu
Saya pernah punya teman sekantor yang aslinya sudah kaya raya. Ongkang-ongkang kaki saja dia bisa hidup. Bahkan dia mendirikan perusahaan kosmetik. Tetapi dia tetap bekerja sebagai karyawan. Ternyata motivasinya adalah untuk mengisi waktu. Lagian toh jam kerjanya sudah pasti, sehingga di luar itu dia bisa mengurusi bisnisnya.
Mendapatkan hiburan
Banyak cara seseorang untuk bisa terhibur. Jangan heran kalau salah satunya adalah dengan bekerja. Bertemu banyak orang bisa menjadi hiburan tersendiri. Apalagi bagi seorang ibu yang sukanya ngobrol, tak bisa duduk tanpa teman. Di tempat kerja ia bisa bercanda dan bercerita dengan teman-teman kerja.
Demikianlah, kalau ngomongin motivasi bekerja atau apa sih yang mendorong ibu bekerja, tak akan ada habisnya. Setiap orang memiliki tantangan hidupnya masing-masing, sehingga motivasi untuk bekerja pun bisa berbeda-beda.
Namun hebatnya seorang ibu, meskipun sibuk bekerja ia tidak akan pernah melupakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan juga peran-peran lainnya. Simak sharing saya selanjutnya mengenai: Bagaimana Strategi Ibu Bekerja Multi Peran?
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
kalau aku sih kebutuhan aktualisasi diri. bukan enggak mau di rumah, hanya saja aku butuh tempat dengan suasana dan orang-orang lain, biar tetap waras
Kebutuhan untuk aktualisasi ini motivasi utama saya untuk bekerja juga nih. Saya merasa lebih bahagia dengan bekerja dari pada fulltime dirumah
Apapunmotivasi seorang ibu dalam bekerja, ada satu hal yang harus dilakukan dan ga boleh dilewatkan, mengkomunikasikandengan suami dan mendapatkan ridho dari suami. Insya Allah yang dilakukan akan berbuah kebaikan.
Suami pun akan mengerti dengan apa yang dilakukan kita jadinya
Mau gimana pun seorang ibu nggak akan sanggup meninggalkan anaknya untuk bekerja. Apalagi kalau anaknya masih kecil. Cuma kadang ada motivasi yang bikin harus bekerja, kayak misal membantu ekonomi keluarga gitu.
Membantu suami untuk bekerja itu baik, tapi kadang kasihan anak-anak yang ditinggal terlebih yang masih kecil. Karena bagaimanapun juga, anak akan lebih baik dan nyaman dengan orang tuanya
Pilihan memang mbak, aku juga begitu. Istriku kerja juga ya lumayan buat tambahan beli susu sama popok. Dijalani aja hehe
@ Aldhi:
Yang penting sudah sama-sama sepakat 🙂
Awal menikah aku belum bekerja. Setelah anak usia 2 tahun baru deh mulai kerja.
Waktu itu pilih-pilih kerjaan yg disesuaikan dengan kondisi jadi Ibu, cocoknya mengajar deh.
Belum ada bisnis online, ngeblog, dll, kayak zaman sekarang.
@Hani:
Kalo tidak salah, dulu jam mengajar tidak full day seperti sekarang ya, Bun.. Sehingga dulu meninggalkan anak bisa dibilang tidak terlalu lama.
Semua motivasi tersebut kayanya ada deh di semua ibu bekerja… Semangat semua ibu bekerja
Mengisi waktu jadi lebih bermakna ya kak dengan bekerja. Apalagi bisa menyalurkan skill yang dimiliki. Sukses selalu buat para ibu bekerja
@Fenni Bungsu:
Aamiin
Sejak menjadi ibu, aku merasa sebagian besar waktuku habis untuk yang lain. Dengan bekerja, kita bisa bertemu teman2, cerita-cerita, bikin semangat naik lagi pokoknya.
Kebutuhan memang selalu ada dan jumlahnya pasti meningkat ya. Jika istri ikut bekerja pastinya suami nggak terlalu kerja keras banget dan terbebani karena sama-sama menopang. Ekonomi keluarga juga jadi lebih baik.
Apapun keputusannya mau bekerja atau di rumah atau bekerja dari rumah, ibu tetaplah ibu. Hal yang penting adalah itu sudah keputusan bersama suami-istri. Nggak usah terpengaruh komen orang lain yang julid. Semangat untuk semua ibu
Semangat untuk semua mom pekerja ya, apapun keputusannya semoga itu yang terbaik untuk keluarganya yaa
Beragam alasan memang hadir saat seorang ibu memilih bekerja. Dan motivasi Mbak Wiwin ini sangat keren dan sangat menginspirasi. Ingin Mandiri dan menunjukan kelebihannya. Namun secara umum saat seorang ibu bekerja, pastinya ada sesuatu kesenangan sendiri yang dirasakan atau banyak keinginan yang bisa terpenuhi.
Bener banget. Semua alasannya itu cocok dengan yg saya rasa
Sayang setelah menikah, semua impian hancur
@ Okti Li:
Semangat, kakak! Pasti ada skenario lain dari Tuhan, yang lebih indah 🙂
Dulu ketika memutuskan untuk resign dari kerjaan kantor, saya tetap pilih bekerja dari rumah. Supaya otak terus terasah, hehehe… iyaa itu yang jadi motivasi saya.
Selain itu kayaknya butuh juga aktualisasi diri dan punya penghasilan sendiri, meskipun paksu sudah menanggung perekomian keluarga.
Hiburan, yes, setuju banget ini. Salah satu motivasi bekerja memang hiburan, karena saya butuh hiburan di luar rumah jadi saya bekerja. Wkwwkw
Biar hiburannya gak sia-sia jadi ya bekerja. Meskipun stres tak jarang melanda.
Di tempat kerja banyak teman, bisa sharing, bisa makan bersama bahkan bisa bikin ide bisnis bareng. ????????
Selain krn pendapatan, perempuan bekerja emg krn butuh sosialisasi. Soalnya kl bekerja sendirian di rumah tuh bikin stres. Apalagi kalo anaknya ekstrovert. Duh, ga bisa tuh kerja sndirian.
Mereka butuh penyaluran kreativitas yg bs bermanfaat bagi orang lain. Aku kalo punya istri, malah mendukung kl pgn bekerja. Tp jgn berlebihan aja sih. Jgn sampe lembur2 gt lah.
Bahkan emakku sndiri jg aku perbolehkan ikut acara sana-sini selama ga mengganggu kesehatannya. Syukur kl bs menghasilkan uang sndiri.
Ada banyak ya motivasi yang bikin ibu ingin bekerja. Apapun motivasinya, tidak ada yang salah dengan pilihan ibu untuk bekerja. Soal urusan keluarga tentu bisa dibicarakan dengan suami. Selama bisa saling bekerjasama, tentu semua akan berjalan dengan baik.
Kalau saya untuk aktualisasi diri, dan diizinkan suami sih, dengan catatan anak tetap prioritas
Apa pun motivasinya, terpenting bisa bertanggung jawab atas pilihan yang diambil. Yang bermasalah itu justru kalau nggak punya motivasi kerja :))
Walau dapet predikat ibu bekerja, tapi tetep harus bisa memprioritaskan keluarga ya, mbak. Makasih untuk motivasinya. Semangat terus Mbak Win.
Wah, Mbak, ceritanya menginspirasi banget! Saya salut dengan semangat dan keteguhan hati Mbak dalam menghadapi tantangan hidup. Jadi terharu melihat bagaimana Mbak tetap gigih bekerja untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, sambil tetap menjaga semangat untuk terus berkembang. Ini bukti bahwa kekuatan dan keberanian tidak terbatas, dan pasti memberi inspirasi besar bagi kedua anak Mbak. Semoga selalu diberi kelancaran dan kebahagiaan dalam setiap langkahnya! ????????
@ KakaKiky:
Aamiin, terima kasih atas supportnya 🙂
ibu bekerja pastinya punya motivasi dan alasan, selain tentunya finansial dan aktualisasi diri ya. and that oke, selama gak jadi boomerang dan anak yang menjadi korban karena ketidak hadiran ibu selama masa bertumbuh dan berkembang. hal seperti ini memang bijaknya dibicarakan dengan pasangan dan anggota lain yang terlibat (dititipi anak).
Kalau aku pribadi, bekerja itu selain ingin mandiri dalam finansial sehingga tidak tergantung pada suami, juga untuk mengamalkan ilmu yang aku miliki
memang setiap orang punya alasan berbeda mengapa ia bekerja
Pernah memilih menjadi ibu bekerja, lalu sekarang memilih jadi ibu di rumah. Dua-duanya memiliki tantangan tersendiri. Saat masih bekerja di ranah publik, alhamdulillah bisa bantu bayar cicilan-cicilan. Tapi merasa bersalah karena anak dititip di daycare sampai malam. ????????
Aku pun pernah berjumpa dengan rekan kerja yang memang tujuan kerjanya ya hanya untuk mengisi waktu lho, Mba. Mau ada masalah apapun di kantor, dia tetap santai saja. Nggak terlalu kelihatan stresnya. Tapi kinerjanya pun bagus memang. Unik ya. Ternyata ada pula yang bisa begitu.
Ada banyak motivasi ya yang mendorong ibu memilih untuk bekerja. Kalo aku mungkin lebih ke aktualisasi diri dan peranku sebagai anak pertama ya. Merasa oh aku harus punya uang sendiri biar gak minta suami klo untuk urusan keluargaku (keluarga kandungku maksudnya). Misalnya mo patungan sama adik2ku, mo jalan2 keluarga besar, mo kasih hadiah ultah, acara kumpul2, dll. Cara ini nggak bebani keuangan keluarga kami dan gak membebani suami juga.
Ada ya ternyata orang yang bekerja hanya untuk mengisi waktu hehehe… padahal waktunya bisa digunakan untuk mengembangkan bisnisnya sendiri. Tapi ya tiap orang memang punya keputusan masing-masing.
Saya bekerja sejak masih bujangan hingga punya anak2 yang kini sudah berangkat dewasa. Baru sekitar 5 tahunan ini enggak ngantor lagi. Kerasa banget bedanya mbak, ritme hidupnya berbeda sekali. Mau diakui ataupun tidak, menjadi ibu bekerja di luar rumah tuh effortnya luaaar biasa. Been there…
Aku juga punya teman yang sama mba, sudah mampu tapi masih bekerja. Katanya sih alasanya pengen punya banyak relasi dan teman.
Masing-masing pilihan apakah menjadi ibu pekerja atau full sebagai ibu rumah tangga aku pikir sama baiknya ya. Tapi kalau aku, lebih memilih bekerja lebih ke kebutuhan psikologi dan aktualisasi diri sih. Ya alasan ekonomi ya pasti ya, tapi sebenarnya kalau untuk ekonomi ada suami yang memberi ya.. Berasa gak nyaman aja kalau gak bekerja, cuti karena melahirkan 3 bulan aja secara psikologis udah gak nyaman banget tanpa aktivitas bekerja. Memang aku tipe nya selain urus rumah anak dan suami, harus juga ada aktivitas lain, ketemu atau komunikasi dengan rekan/kolega baru tiap harinya.
Istri yang bekerja tuh emang lebih mandiri dari segi finansial yaaaaa.. udah gitu, dia pemasukan dalam rumah tangga, bikin keuangan lebih stabil dibanding satu pemasukan yaaa kak
Selain uang, bekerja itu jadi ajang aktualisasi diri seorang ibu ya, jadi ajang me time juga untuk ibu, rehat sejenak dari pekerjaan di rumah. Banyak juga ya yang dijadikan sebagai motivasi ibu bekerja.
Keren banget sih suami Mbaknya karena suportif buat mendukung Mbak tetap bekerja walaupun sudah rumah tangga dan mempunyai dua anak. Dan saya setuju kalau melalui ibu bekerja atau jadinya seorang ibu tetap bisa aktualisasi dirinya dan tidak berhenti belajar
Motivasi Ibu bekerja menurut saya kebanyakan lebih ke aktualisasi diri, daripada motif ekonomi, ya…
Saya sendiri diizinkan bekerja oleh suami dg alasan untuk mengisi waktu dan aktualisasi diri. Untuk urusan menambah penghasilan sebenarnya bonus aja ya, hehe.
lebih ngurangin stres juga gak sih kalau kerja? soalnya di rumah bikin cepat bosan dan sering galau. kalau aku sih, dari sekarang udah berpikir walau nanti menikah pengen tetep kerja. tapi tetep ngurus anak juga. semoga kita kaum perempuan selalu dikuatkan
kebetulan saya dulu ingin jadi pure ibu rumah tangga tapi ternyata ada beberapa hal yang lebih berubah dan saya bersyukur juga sekarang jadi ibu bekerja, salah satunya memang memenuhi aktualisasi diri
MashaAllaa yaa..
Ibu bekerja itu adalah wanita tangguh. Yang ia merelakan waktunya untuk bangun lebih pagi dan tidur paling akhir. Rasanya pasti lelah, namun semoga menjadi lillah karena Allah lillahi ta’ala.