Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Semangat, Ibu Bekerja Terus Belajar Yuk!

Semangat, Ibu Bekerja Terus Belajar Yuk!

  • oleh
ibu bekerja terus belajar

Saya pernah merasakan satu hal yaitu pengin mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Tetapi terkendala dengan mengurus keluarga, rumah, dan pekerjaan yang sudah terasa menyiksa. Belum lagi biaya pendidikan yang tak murah. Tapi saya tidak putus asa. Semangat saya masih menyala. Ibu bekerja terus belajar itu wajib. Bagaimana saya akhirnya? Simak yaa…

Alasan Ibu Bekerja Memilih Terus Belajar

Saya pernah membaca survai bahwa hampir seluruh perempuan Indonesia mempunyai keinginan untuk belajar. Hanya saja sebagian besar merasa kesulitan mengatur waktunya. Tak sedikit pula perempuan yang lantas urung menimba ilmu karena bermacam-macam alasan.

Sesungguhnya ilmu itu tidak melulu didapat dari sekolah atau perguruan tinggi saja. Kita dapat menjumpai ilmu dan pengetahuan dimana pun kita berada. Seperti kita mendapatkan udara atau oksigen untuk bernapas. Sebagai manusia, khususnya ibu bekerja, kita perlu merasa haus akan ilmu dan tergerak untuk terus belajar.

Seorang psikolog dari Personal Growth Jakarta, Veronika Adesla, mengatakan bahwa belajar bukan hanya sebuah keinginan, tetapi sudah termasuk kebutuhan setiap manusia. Saat memasuki usia dewasa muda (20-40 tahun), perkembangan kognitif seseorang akan mulai menuntutnya untuk membuat pilihan. Baik pilihan untuk jurusan pendidikan maupun pekerjaan. Setelah melalui tahap eksplorasi seseorang tersebut akan menentukan pilihan.

Alasan seorang perempuan merasa tidak perlu belajar lagi di usianya yang tak lagi muda, diantaranya:

  1. Kemungkinan dirinya telah merasa cukup akan ilmu yang ia miliki.
  2. Mungkin dirinya merasa terlampau sibuk dengan pekerjaan kantor, rutinitas sehari-hari yang terlalu padat, juga urusan rumah tangga yang menumpuk.

Seseorang yang menggunakan alasan terlalu sibuk, mengakibatkan ia pun secara sadar menolak rutinitas baru yang mungkin akan masuk ke dalam hidupnya dan membuatnya semakin terpuruk.

belajar tak kenal usia

Sementara itu, alasan seorang perempuan memilih untuk kembali belajar biasanya adalah karena ia memang merasa perlu untuk memperkaya wawasan, ilmu, dan informasi dalam dirinya.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa orang dewasa belajar untuk mempelajari hal-hal yang ingin mereka ketahui dan untuk mengembangkan kemampuan yang mereka butuhkan untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi.

Meskipun posisi saya di kantor sudah bagus, ibaratnya kerja saja danterima gaji, tetapi saya tidak bisa begitu saja. Saya akan terus belajar dan belajar mengenai ruang lingkup pekerjaan saya. Setiap waktu saya selalu ingin lebih baik dan labih baik lagi. Oleh karena itu saya selalu haus untuk belajar.

Saya bersyukur sekali bahwa usia sama sekali bukan penghalang bagi seseorang untuk terus belajar dan memperkaya wawasan. Usia tidak mempengaruhi keinginan seseorang untuk belajar. Yang mempengaruhi adalah kebutuhan mereka untuk mengetahui hal-hal baru, informasi baru, atau untuk memperluas wawasan.

Satu lagi, saya belajar dari big boss saya yang usianya sudah kepala 7 tetapi tidak pernah berhenti belajar. Seringkali saya menyaksikan sendiri beliau lebih up-to-date daripada saya dalam hal teknologi, informasi, dan lain-lain. Beliau juga bilang jangan sampai otak menjadi tumpul karena malas belajar.

Jadi, mau berapapun usia Anda, jangan sampai terdorong untuk berhenti belajar. Anak-anak saja perlu untuk belajar, apalagi orang dewasa yang kelak menjadi orang tua yang harus mendidik dan membimbing buah hatinya.

Bukankah seorang ibu yang wawasannya luas akan membuat anak-anak bangga? Ngobrol dan berdiskusi bisa nyambung. Ini tentu saja sangat bermanfaat untuk menjaga quality time ibu bekerja dengan anak.

Beruntungnya Hidup di Era Digital

Melihat kemajuan teknologi digital yang sangat pesat saat ini, membuat saya membuang jauh-jauh alasan-alasan kesibukan dan rutinitas sehari-hari. Kehadiran teknologi multimedia dan internet mampu menjadi solusi atas kebutuhan saya untuk terus belajar di manapun dan kapan pun.

Misalnya:

  • Saat saya ingin belajar memasak pasta, padahal sama sekali tak pernah menginjakkan kaki ke dapur. Tenang, saya cukup membuka situs YouTube dan mencari video tutorial memasak. Dalam sekejap, saya pun bisa menjadi koki yang handal.
  • Ingin belajar berkebun secara hidroponik? Cukup mencari informasinya di Google, maka saya bisa langsung berkebun ria tanpa kendala.
  • Bingung di kala anak tantrum? Saya pun bisa mencari pemecahannya lewat artikel parenting di internet.

Dengan adanya kemajuan teknologi seperti saat ini, saya bisa memperoleh ilmu dari mana saja. Mulai dari buku, film, video di internet, kelas/kursus online, sampai berbagai seminar dan workshop yang mengangkat tema-tema tertentu. Karena sebenarnya ilmu enggak selalu datang dari sekolah.

belajar dari internet

Kapan waktu yang tepat untuk memperluas wawasan dengan internet? Kapan pun!

Ibu bekerja bisa mengakses sumber pengetahuan lewat handphone di kala jam istirahat. Ibu rumah tangga bisa membaca artikel dan menonton video yang bermanfaat di saat si kecil tidur siang di rumah.

Namun kita perlu berhati-hati dalam menggunakan internet sebagai sumber pengetahuan. Jangan sampai salah memilih sumber informasi dan terjebak dalam informasi bohong alias hoax. Oleh karena itu, sebaiknya mencari informasi di situs-situs terkemuka dan terpercaya.

Belajar dengan cara seperti ini merupakan cara belajar mandiri. Jika Anda merasa tidak pas dengan cara ini, Anda bisa belajar secara non formal dengan mengikuti kursus atau lembaga pelatihan untuk mengasah keterampilan.

Persiapan Ibu Bekerja untuk Belajar

Sehubungan dengan pekerjaan utama, saya berencana untuk belajar secara formal namun dalam format mandiri. Hasil dari mengumpulkan berbagai informasi, saya memutuskan untuk kuliah lagi lewat jalur pembelajaran jarak jauh dengan modul dan secara online.

Untuk itu, saya mempersiapkan 5 hal berikut ini, simak yuk.

1. Tujuan Belajar

Mencari tahu dulu apa yang bisa dipelajari dan menentukan apa tujuan dan goal yang ingin dicapai. Mempertimbangkan alasan mengapa Anda mau mempelajari sesuatu dan mencari tahu manfaatnya.

Kebetulan posisi saya adalah di bagian keuangan. Setiap hari berurusan dengan debet kredit, cash flow, buku kas, buku bank, dan lain-lain. Tetapi latar belakang pendidikan saya bukan orang keuangan atau akunting.

Saya lulusan SMA jurusan Fisika, sama sekali tidak mempelajari urusan keuangan, ‘kan? Saya pernah kuliah di Manajemen Informatika, ada mata kuliah Pengenalan Akuntansi, otomatis hanya mengenal dasarnya saja.

Oleh karena itu saya mempunyai tujuan belajar yang jelas yaitu belajar secara lebih mendalam mengenai keuangan atau akuntansi untuk mendukung pekerjaan dan karir saya.

2. Posisi Diri

Setelah memiliki goal, tarik ke posisi saat ini. Anda bisa melakukan apa untuk bisa mengembangkan diri sehingga goal bisa lebih cepat tercapai. Kemudian memilih ilmu yang bisa mengarahkan Anda ke goal tersebut.

Selama ini saya lebih banyak belajar secara mandiri, antara lain belajar dari buku, belajar dari artikel-artikel di internet, mengikuti pelatihan online, juga pernah mengikuti pelatihan jarak jauh (dengan modul). Yang menjadi alasan saya belajar secara mandiri adalah kesibukan sebagai ibu bekerja sekaligus ibu rumah tangga.

persiapan untuk belajar

3. Waktu

Kalau memiliki banyak waktu luang yang tidak mengganggu pekerjaan dan urusan rumah tangga, Anda bisa mempertimbangkan untuk mengambil jalur pendidikan formal. Akan tetapi kalau hanya memiliki waktu yang sedikit, Anda bisa menjadikan pendidikan non formal sebagai pilihan.

Dulu, setelah menikah, saya memang selalu mempunyai alasan untuk tidak mengambil jalur pendidikan formal. Alasan sibuklah, repot dengan anaklah, punya pekerjaan sampinganlah, dan lain-lain.

Tapi sekarang anak-anak sudah besar. Si kakak sudah kuliah, si adik sudah mau masuk SD. Rasanya saya sudah bisa mempunyai waktu untuk upgrade diri saya sendiri. Insyaallah sekarang saya sudah siap untuk kuliah lagi di jurusan Akuntansi meskipun usia sudah tidak muda lagi.

4. Keluarga

Mendiskusikan terlebih dulu dengan suami mengenai keputusan Anda untuk belajar kembali. Jangan memaksakan untuk mengambil sesuatu yang kemudian memberatkan keluarga.

Saya bersyukur memiliki suami yang selalu mendukung penuh apapun pilihan saya ketika itu memang baik untuk saya, keluarga dan pekerjaan. Anak-anak pun sangat mendukung ibunya yang lebih suka mempunyai lebih banyak kesibukan. Tak lupa pula saya minta doa restu kedua orang tua saya.

5. Biaya

Biaya belajar harus sesuai dengan kantong Anda, karena kalau dipaksakan hanya akan membebani diri Anda sendiri. Kita harus bijak dalam memikirkan hal ini. Yakinlah bahwa perempuan itu bijak dari mulai faktor waktu, biaya, penting atau tidaknya pendidikan, dan sebagainya. Kita harus mempertimbangkan semuanya.

Jika sudah dipertimbangkan, ternyata cost yang dibutuhkan ada, dan jika dikeluarkan pun worth it sehingga kelak bisa membantu keluarga dan menjadi lebih optimal, barulah kita bisa memilih jenis pendidikan apa yang akan kita ambil.

Saya memutuskan untuk kuliah lagi pun setelah tahu biaya yang akan dibutuhkan. Alhamdulillah jauh di bawah biaya kuliah anak saya. Setidaknya masih bisa saya bayar dari honor menulis artikel blog, hehehe…

Sekali lagi buat saya, menjadi ibu bekerja dan ibu rumah tangga tak boleh berhenti belajar. Bahkan jika di usia matang pun tertarik untuk kuliah, mengapa tidak? Di artikel berikutnya saya akan berbagi inspirasi mengapa ibu bekerja kuliah lagi di usia yang tak muda. Penasaran ‘kan? Simak terus yaaa…

20 tanggapan pada “Semangat, Ibu Bekerja Terus Belajar Yuk!”

  1. Salut buat ibu2 yang masih semangat belajar menambah skill. Apalagi di tengah kesibukannya memasak hingga mengurus anak.

    Cukup dengan gawai, emak2 skrg pun bs belajar di media sosial. Kyk emakku skrg. Makin rajin scroll medsos sambil nyuapin cucu. Skrg beliau malah rajin belanja online. Ktmu yg lucu dan murah minta dibeliin. Wkwk. Buat praktek bikin kue dan memasak gt katanya.

  2. Belajar sebenernya tidak mengenal usia dan gender. Enaknya sekarang ada internet, bisa belajar dari rumah juga. Ibu bekerja pun harus selalu upskill ilmu sih. Sangat bermanfaat ketika memutuskan untuk berhenti bekerja di luar rumah, tapi ingin tetap aktif dari rumah aja…

  3. baca judul artikel ini, berasa aku disemangatin
    iya, jadi ibu bekerja yang masih tetap ngurus toddler di rumah juga, tetap harus punya waktu buat meningkatkan value diri ya

  4. Banyak wanita merasa ya udahlah kalau sudah menikah nggak perlu belajar lagi. Padahal, kita harus selalu up date. Karena kita akan mendidik anak sesuai perkembangan jamannya kan. Nggak bisa berhenti untuk terus mengupgrade diri harusnya.

  5. Belajar memang dilakukan sepanjang hayat ya, Kak. Walau sudah jadi ibu tetap wajib belajar, misalnya belajar masak MPASI, belajar menangani anak tantrum, dll. Alhamdulillah sekarang banyak kelas online jadi lebih fleksibel untuk tempat dan waktunya.

  6. Iya lhoo masyaAllah aku salah satu yang merasa beruntung banget di dunia digital, segalanya jadi lebih mudah. Termasuk kalo pas lagi ga bawa dompet, pembelajaran jarak jauh yang sampe sekarang masih kuikuti, alhamdulillaah

  7. Belajar memang tidak mengenal usia ya kak. Siapapun bisa ya, yang penting bisa membagi waktu dengan baik. Semangat buat para ibu

  8. Saluuut! Bos Mb Wiwin keren banget, udah 70an tapi masih semangat belajar. Jadi malu kalau lihat lansia seperti itu. Untungnya jadi ikut terpacu buat belajar juga.

  9. Respek banget sama para ibu yang bekerja tapi masih bisa menyeimbangkan dengan aktivitas lainnya, termasuk belajar. Keren selalu pokoknya Mba Wiwin

  10. Mempertajam softskill itu perlu untuk mengasah kemampuan diri dan mengembangkan bakat yang terpendam. Syukur2 kalau softskill tersebut bisa dijadikan sebagai sampingan. Ga ada kata telat untuk terus belajar untuk semua kalangan

  11. Aku juga meskipun IRT juga terus belajar, bahkan aku juga ikut les bahasa Inggris dan Arab untuk bekal ngajarin anak. Kadang ikut kelas parenting juga atau kulwapp

  12. Aku selalu salut buat ibu² dengan segala aktivitasnya yang seabrek itu tapi masih meluangkan waktu untuk tetap belajar buat ningkatin skillnya. Sehat² untuk para ibu² yang pantang menyerah untuk tetap belajar

  13. Aku jadi tersadar, kak… sejak liburan ini jadi gak cari info apapun mengenai kajian.
    Kajian rutin bikin aku punya waktu untuk belajar ilmu agama yang duluuu pas sekolah gak aku dapetin secara mendalam.

  14. Sebagai ibu pekerja aku selalu meluangkan waktu untuk bisa terus upgrade diri, upgrade skill, supaya tetap relevan dengan zaman kini. Tapi ya memang tantangannya soal waktu hehe

  15. Memang, tak ada batasan usia untuk terus mengembangkan diri, apalagi ketika tujuannya untuk mendukung karir dan keluarga. Semangat terus untuk mengejar ilmu, semoga perjalanan kuliah mbak kembali memberikan berkah dan kepuasan yang lebih dari sebelumnya!

  16. Tidak ada salahnya juga sich walaupun menjadi seorang ibu dan produktif bekerja tapi masih mau belajar jelas ini ada nilai plusnya. Tidak semua ibu-ibu bisa seperti itu.

  17. Kalau bicara soal belajar, gak terpaku usia dan profesi ya. baik ibu bekerja maupun IRT baiknya memang kemauan belajar gak punah. apalagi ibu bekerja yanng notabene kan kerja diperusahaan yang pastinya perlu upgrade skill untuk perkembangan karir ya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *