Seorang ibu memang harus pandai menjaga kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang yang dicintainya. Jadi, selain melakukan me time, seorang ibu juga harus bisa menjaga quality time. Kemarin saya sudah mengulas tentang me time, nah sekarang saya akan berbagi inspirasi tentang bagaimana menjaga quality time ibu bekerja dengan anak dan keluarga.
Apa sih Quality Time itu?
Teman pembaca pasti sudah sering mendengar istilah quality time. Jika diartikan secara harfiah menurut Google Translate atau kamus apapun, quality time sama dengan waktu berkualitas. Namun demikian, ia memiliki makna tersendiri yang saya kutip dari berbagai sumber, yaitu antara lain:
- Quality time merupakan waktu berkualitas yang bisa dihabiskan bersama keluarga atau orang tersayang. Waktu berkualitas bersama keluarga ini penting banget untuk dipertimbangkan sebagai bentuk mempererat hubungan antar anggota keluarga.
- Quality time adalah waktu yang Anda habiskan untuk memberikan perhatian penuh kepada orang-orang yang Anda sayangi, seperti pasangan, keluarga, atau sahabat, tanpa adanya gangguan dari hal lain pada saat yang bersamaan.
- Quality time artinya suasana yang berpusat pada kebersamaan. Hal itu berkaitan dengan bagaimana cara mengekspresikan cinta dan kasih sayang kepada seseorang dengan perhatian penuh.
- Quality time adalah kegiatan yang dilakukan untuk menikmati hidup, bersenang-senang, dan merawat diri sendiri tanpa gangguan dari orang lain.
Untuk poin yang keempat itu menurut saya masih mengarah kepada me time, tapi ya memang tidak jauh-jauh sih. Bedanya, me time itu fokus kepada diri sendiri, sedangkan quality time itu berhubungan dengan orang-orang yang kita sayangi.
Manfaat dari Quality Time
Memberikan waktu untuk diri sendiri memang penting, namun tidak kalah pentingnya juga adalah memberikan waktu yang berkualitas untuk anak dan keluarga. Apakah seorang ibu bekerja bisa melakukan keduanya? Tentu saja bisa, kuncinya terletak pada manajemen waktu yang baik.
Ibu bekerja dengan manajemen waktu yang baik akan tahu kapan saatnya butuh me time, mengingat ia harus bisa menjaga quality time dengan anak dan keluarga. Me time biasanya dilakukan pada saat-saat tertentu, tetapi anak dan keluarga membutuhkan quality time dari ibu setiap waktu.
Mengapa menjaga quality time itu penting? Berikut ini beberapa alasan dan manfaat dari quality time:
- Memperkuat hubungan keluarga
- Mengurangi stres
- Menjaga kesehatan ibu bekerja dan kesejahteraan mentalnya
- Tumbuh kembang anak menjadi lebih baik
- Meningkatkan produktivitas dan kreativitas
- Membangun kenangan berharga
Tips Menjaga Quality Time Ibu Bekerja
Sekali waktu boleh kok ibu bekerja minta pengertian kepada anak dan keluarga mengenai kesibukannya yang sedang tidak bisa diganggu, misalnya deadline sudah di depan mata, harus ke kantor karena ada meeting mendadak, dan lain-lain.
Tetapi karena waktu ibu bekerja banyak dihabiskan di tempat kerja, please banget untuk menyediakan waktu yang berkualitas bagi anak dan keluarga. Waktu berharga meskipun terbatas yang membuat mereka mereka nyaman karena merasa ibu selalu ada untuk mereka.
Trus, gimana dong caranya menjaga quality time ibu bekerja bersama anak dan keluarga? Berikut ini saya kasih tips-tipsnya ala saya. Mungkin ibu bekerja yang lain mau menambahkan, silakan tulis di kolom komentar yaa…
1. Tinggalkan pekerjaan kantor di kantor
Ini nih penting diingat, intinya jangan pernah membawa pekerjaan kantor ke rumah. Sebisa mungkin jangan sampai lembur pekerjaaan kantor dibawa ke rumah.
Saya cuma bisa tertawa dalam hati kala melihat teman kerja saya membawa pekerjaan dari kantor ke rumah lalu esoknya dibawa lagi ke kantor dalam kondisi belum diapa-apakan.
Iyalah, di rumah pasti gak bisa ngapa-ngapain apalagi ada beberapa anak kecil yang masih membutuhkan perhatiannya. Alih-alih sempat membuka tas kerja, pasti deh memilih bobok cantik bersama mereka.
2. Jauhkan gadget
“Ibu, temanin adik main dong, jangan pegang hape melulu.” Pernah loh anak saya yang kecil (si adik) bilang begitu. Kala itu dia sedang asyik bermain, tapi sayanya malah scroll-scroll Instagram dan Facebook.
Mendengar si adik bilang begitu, langsung deh si hape saya taruh. Sejak itu, kalau sedang menemani si adik saya tidak memegang hape. Saya fokus sama si adik, bermain sambil ngobrol.
Bahkan saat mengobrol dengan suami pun saya tidak membuka gadget. Betapa tidak enaknya ‘kan ya kalau sedang ngobrol (serius maupun santai) tapi salah satunya sambil sibuk hapean?
3. Buatlah rutinitas atau tradisi keluarga
Si adik sudah hafal kalau Sabtu dan Minggu ibunya ini libur kerja. Nah, biasanya pagi hari dia akan meminta saya menemaninya jalan-jalan atau main di lapangan depan kampung. Sebelum ke lapangan, biasanya mampir warung dulu untuk beli jajanan.
Kurang lebih 1 jam berduaan di pojok lapangan, ngobrol sambil makan jajanan dan bermain-main. Itu sudah cukup membuat adik merasa senang dan happy.
Selain itu 2 minggu atau sebulan sekali, saya ajak anak-anak menginap di rumah kakek dan nenek mereka atau jalan-jalan ke tempat wisata. Seperti beberapa waktu lalu kami jalan-jalan ke kebun binatang, juga bermain pasir di pantai. Happy banget mereka karena bisa seharian atau lebih waktu ibu full untuk mereka.
4. Mengantar anak ke sekolah
Saya bersyukur banget karena sekolah si adik berada di tengah-tengah antara tempat tinggal kami dan tempat kerja saya. Sebenarnya jam kerja saya mulai jam 09.30 WIB, tetapi demi bisa terus membersamai anak, saya rela berangkat lebih pagi.
Iya, saya bersyukur punya waktu di pagi hari agak panjang bersama anak. Dari bangun pagi hingga tiba waktunya mengantar ke sekolah. Sepanjang perjalanan ke sekolah saya bisa mengobrol dengan si adik.
Setelah ngedrop si adik di sekolahnya, kami lanjutkan perjalanan menuju tempat kerja saya. Nah, sepanjang perjalanan itu menjadi kesempatan saya dan suami untuk ngobrol banyak hal. Sesekali kami sempatkan sarapan berdua di warung soto langganan.
5. Anak ikut menjemput
Kalau tidak ada kegiatan sore atau tidak kecapekan, anak-anak biasanya menjemput saya pulang kantor. Si kakak ‘kan sudah kuliah, jadi sudah bisa mengendarai motor sendiri. Sedangkan si adik masih 6 tahunan, masih muat ditaruh di tengah.
Dalam perjalanan pulang dari kantor, biasanya anak-anak mengajak mampir makan. Saat itulah saya manfaatkan untuk ngobrol lebih dekat dengan anak-anak bertiga saja, tanpa ayahnya hehe… Menyimak celotehan si adik, mendengarkan curhatnya si kakak.
6. Selalu menghadiri undangan dari sekolah anak
Beberapa kali dalam setiap satu tahun ajaran pasti ada undangan acara dari sekolah anak-anak. Saya selalu meluangkan waktu untuk bisa hadir. Saya memilih untuk mengajukan izin datang terlambat kerja atau ambil cuti jika harus seharian.
Saya juga tidak menolak untuk bergabung dengan grup orang tua murid hanya karena alasan kesibukan. Selagi saya bisa berperan, dengan senang hati saya turut berpartisipasi.
Dengan demikian anak menjadi lebih termotivasi dan lebih percaya diri karena ibunya juga bisa seperti ibu-ibu temannya.
7. Berkomunikasi baik dengan pasangan
Mengingat kebersamaan kami terbatas, semaksimal mungkin kami menjaga komunikasi dengan baik. Tak jarang WhatsApp menjadi perantara kami untuk mendiskusikan sesuatu. So far so good, tidak ada masalah.
Sebagaimana sudah saya tuliskan di atas tadi, saat-saat mengantarkan anak ke sekolah juga menjadi kesempatan kami untuk mengobrol dan berdiskusi. Kalau saya tidak terburu-buru ke kantor, kami pun mampir warung makan langganan.
Buat saya, diantar jemput oleh suami tentu saja memberikan dampak positif. Karena kebersamaan kami terjaga. Dengan demikian komunikasi pun terus berjalan dengan baik. Di lubuk hati yang paling dalam saya bersyukur tidak bisa mengendarai motor sendiri. Hikmahnya, saya bisa sering-sering berduaan dengan suami.
Di artikel berikutnya saya berbagi pengalaman tentang bagaimana caranya ibu bekerja mengatasi konflik dengan rekan kerja.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Sebenarnya memang kesibukan bukan alasan untuk nggak bisa meluangkan waktu untuk quality time bersama keluarga.
Meski ibu bekerja memang memiliki waktu untuk bekerja lebih banyak. Tapi, selagi kita mau mencari waktu di sela-sela itu untuk kebersamaan, kenapa nggak?
Kadang secara tidak sengaja kita sering melupakan quality time dengan keluarga ya mbak. Saking sok sibuknya hehe. Pada akhirnya nonton bersama buat saya menjadi kegiatan quality time yang menyenangkan untuk keluarga
Nomor 2 harus ditegaskan. Pokoknya kalau sedang kumpul keluarga, wajib gadget disimpan semua. Soalnya percuma, rencana pergi bersama keluarga, tapi semua masing-masing sibuk dengan hape sendiri. Dari pergi, sampai acara makan bersama. Jadi quality time tidak tercipta.
Kalo pekerjaan kantor di bawa ke rumah jadinya tambah puyeng gak sih kak? Hehe.
Maka ketika memanfaatkan quality time alias cuti memang harus semaksimal mungkin biar cerah pikiran
anaku baru setahun lebih. tiap berangkat kerja, suka melow aja. quality time sama anaku itu artinya, menjauh dari gadget ya. itu yang paling sip sih
Sebaiknya nggak membawa pekerjaan ke rumah ya mbak. Kantor khusus kerja dan rumah khusus buat keluarga. Jadinya percuma malah di bawa lagi ke kantor. Sama mbaak anakku juga pernah protes kalau seharian aku buka laptop, malah laptopku langsung ditutup, huhu. Itu tandanya memang pengen main sama ibunya yaa…
quality time bukan tentang kuantitas, melainkan kualitas momen yang dihabiskan bersama. Luangkan waktu khusus setiap hari untuk berinteraksi dengan anak dan keluarga, meski hanya sebentar. Bisa saat sarapan pagi, sebelum tidur, atau di akhir pekan. Lakukan aktivitas yang disukai bersama, seperti bermain, membaca buku, atau menonton film.
Sepakat banget, jangan main gadget ketika sedang quality time. Kecualiii kalo bentuk quality time-nya itu main game bareng atau nonton bareng.
Salah satu hal yang paling sulit aku lakukan adalah membagi jam kerja dengan keluarga karena kebetulan kerjaanku hybrid, jadi agak tricky sih bagi waktunya
Nah, poin lepas dari gadget sementara kita sedang bersama anggota keluarga lain tuh penting banget lho. Karena harusnya waktu bersama ini sangat berharga. Jangan sampai sibuk terus dengan aktivitas lain dan keluarga, terutama anak atau pasangan, merasa terabaikan ya.
Berkomunikasi dengan pasangan ini paling membuat aku lega, pokoke hal terindah bisa curhat dari A sampai Z dengan pasangan. Bisa bikin plong ngga ada beban.
Setuju banget sama ketujuh tips di atas. Namun sebelum Ibu melakukan quality time untuk dirinya sendiri, pastikan quality time dengan lingkungan di sekitarnya sudah berjalan dengan baik, sehingga nantinya ke depannya tidak ada kendala yang berarti…
Sepakat banget kak. Kalo udh di rumah dan masih ada anak yg terjaga, jauhilah gadget. Mainlah bersama anak krn anak tentu kangen bgt dgn ortunya.
Momen bersama ini yg bikin bonding anak dan ortu tuh mkn erat.
Dulu pas ngajar, saya apricuate banget sama orang tua, yang meski bekerja tapi selalu datanh pas ada acara di sekolah. Terutama pas rapotan. Kelihatan banget effortnya.
JAUHKAN GADGET, sih bakal besar banget pengaruhnya, haha.. Karena, sejatinya, anak tuh cuma mau main kesukaannya bareng².
Selalu berusaha belajar quality time dengan keluarga.. Yang kadang susah itu tidak membawa kerjaan kerumah. Karena tipe pekerjaan saya tidak memungkinkan jika semua pekerjaan selesai ditempat kerja. Pasti dirumah masih membawa pekerjaan. Sering bangun tengah malam atau nunggu anak-anak tidur untuk membuka laptop dan menyelesaikan pekerjaan.
Selalu ada hikmah yang disyukuri yaa, ka..
Dan karena anak-anak jarak usianya lumayan, sehingga sang kakak bisa minimal “ngemong” adeknya buat kompakan diajakin jemput mama sepulang kerja. Dan selain berduaan sama suami kalau pas dijemput suami, juga bisa menjadi qtime bersama anak-anak kalau pas dijemput kakak.
menjaga quality time dengan keluarga meski bekerja juga penting ya, terutama soal komunikasi dan waktu “hadir” ditengah keluarga tanpa gadget atau kerjaan yang gak dibawa ke rumah. tapi kalao soal menghadiri undangan dari sekolah anak kayaknya ibu bekerja lain masih struggle sih ya, karena timingnya yang bentrok dengan jam kerja kantor
Quality time ibu dan anak ibu bisa dilakukan dengan banyak hal ya, yang terpenting sih baik orang tua atau anak harus sama-sama menjauh dari gadget biar waktu yang dihabiskan semakin berkualitas.