Lompat ke konten
Home » Kesehatan » Cari Dokter SpKK di Akhir Pekan? RS JIH Saja!

Cari Dokter SpKK di Akhir Pekan? RS JIH Saja!

  • oleh
air mineral RS JIH

Ibu harus waspada ketika si anak laki-laki takut untuk pipis karena kemaluannya bermasalah tetapi ia tidak bisa menceritakan dengan jelas. Saya memilih untuk segera membawanya ke dokter spesialis Kulit dan Kelamin. Akhir pekan memang sulit mencari dokter spesialis yang praktik di sore hari. Bersyukur ada dokter SpKK di RS JIH yang praktik sore mulai dari pukul 15.00 hingga 17.00.

Sejak hari Kamis, 27 November 2025, Dimas memiliki masalah di kemaluannya. Pada awalnya, saat menyabuni badannya, Dimas selalu menyingkirkan tangan saya dari area perut bawahnya. Gak boleh nyenggol. Besoknya saya tanya Dimas: “Adik kemaluannya kenapa? Sakit?” Dimas menjawab: “Iya”. Tetapi ia tidak bisa mendeskripsikan dengan jelas. Lalu saya hanya berpesan: “Ingat ya, Adik tidak boleh menahan ketika terasa pengin pipis.”

Di hari Jumat itu sempat saya olesi Minol, karena menurut Dimas ada luka akibat digaruk. Ayahnya pun menyimpulkan bahwa palingan kena serangga (baca: tengu). Apalagi di sekolah Dimas senang sekali bermain di pasir, di sungai, di kolam, juga di kebun. Di hari Jumat itu, penampakan kemaluan Dimas bengkak sebesar bawang merah besar.

Besoknya, Sabtu pagi, saya cek kemaluan Dimas. Ternyata masih bengkak dan cenderung membesar. Akhirnya hari itu kami memutuskan untuk membawa Dimas ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Berhubung pekerjaan domestik saya belum kelar, saya bilang ke mereka agar ke dokternya sore saja.

Jam 11-an pekerjaan domestik saya sudah beres. Lalu saya searching di beberapa rumah sakit, memastikan ada dokter SpKK yang jaga di Sabtu sore. Pertama-tama, saya cek di RS Panti Rapih melalui telepon, diinformasikan bahwa dokter SpKK praktik sampai jam 12.00 saja. Selanjutnya saya cek di RS Hermina melalui telepon juga, diinformasikan bahwa dokter SpKK praktik sampai pukul 11.30 saja. Terakhir, saya cek di RS Bethesda melalui website. Ternyata ada yang praktik pukul 13.00 – 15.00, lalu saya registrasi dan dapat nomor antrian.

Tetapi rupanya suami saya kurang setuju kalau jam segitu. Otak saya berputar lagi. Dua nama rumah sakit muncul di otak saya, yaitu RSA UGM dan RS JIH. Saya putuskan untuk cek di RS JIH melalui telepon. Alhamdulillah dapat informasi bahwa dokter SpKK praktik pukul 15.00 – 17.00. Suami langsung setuju. Saya pun langsung registrasi dan mendapatkan kode booking yang dikirim melalui WhatsApp.

kode booking rs jih

Menjelang pukul 4 sore kami sudah tiba di RS JIH. Kami langsung menuju bagian registrasi. Musti sambil bertanya ke Security sih karena ini pengalaman pertama saya berobat di RS JIH.

Pertama-tama, kami mengambil nomor antrian di sebuah mesin antrian dengan memasukkan kode booking yang saya terima lewat WhatsApp. Sambil menunggu dipanggil petugas, saya siapkan berkas pendaftaran, yaitu Kartu Identitas Anak milik Dimas. Sesampai di meja petugas pendaftaran, saya diminta mengisi formulir data-data pasien. Lalu petugas memberi saya nomor antrian untuk Poli Kulit dan Kelamin. O iya, dapat free 1 botol air mineral juga lho…

Dari bagian pendaftaran kemudian kami menuju ke poliklinik. Nomor antrian saya serahkan kepada suster jaga. Tak lama kemudian Dimas dipanggil untuk diukur berat dan tinggi badannya. Mau tahu berapa? Berat badan 33 kg dan tinggi badan 131 cm. Setelah itu, kami menunggu panggilan untuk pemeriksaan dokter.

Dimas dapat urutan 26. sehingga kami lumayan lama menunggu. Selepas waktu magrib, baru deh Dimas dipanggil. Kira-kira pukul 18.30. Pemeriksaan dokter tidak memakan waktu lama. Cukup dengan cek fisik pada kemaluan Dimas menggunakan loop (kaca pembesar). Ternyata ada infeksi di ujung kemaluan Dimas. Bisa jadi itu berupa kotoran yang agak menyumbat. Sehingga Dimas merasa nyeri, pun bengkak. Akhirnya dokter memberikan resep antibiotik saja yang dikonsumsi 2 kali sehari selama 7 hari, harus dihabiskan.

Oiya, kami juga minta dibuatkan surat keterangan sakit, mengingat besok paginya (Minggu) adalah jadwal Dimas sekolah sepak bola. Nah, karena pengin kemaluannya sembuh dulu, jadi lebih baik Dimas izin dulu karena sakit.

Setelah selesai pemeriksaan dokter dan mengambil print-out surat keterangan sakit di meja suster jaga, kami menuju ke farmasi. Saya scan dulu barcode yang ada di nomor antrian poli tadi untuk mendapatkan antrian di farmasi. Alhamdulillah dari pembayaran hingga penerimaan obat tidak perlu menunggu terlalu lama, sekitar 30-45 menit.

Jujur saja, proses yang lama di RS JIH tidak membuat kami capek atau bosan. Entah kenapa, suasana di rumah sakit tersebut berbeda sekali dibandingkan dengan rumah sakit yang lain. Suami saya sampai bilang: “Di rumah sakit tapi serasa di mall.” Karena sambil menunggu panggilan pemeriksaan dokter, kami bisa jajan di Alfamart yang ada di dalam poliklinik. Demikian pula ketika menunggu obat, kami bisa ngopi dan makan di Parsley yang ada di samping farmasi. Komplit makanan yang ada di sana, dari yang ringan sampai makanan berat.

Alhamdulillah saat saya menulis ini, kemaluan Dimas sudah menuju normal. Bengkaknya sudah sangat berkurang (95% normal) dan Dimas sudah tidak takut pipis lagi. Mungkin ini memang rencana Allah, yaitu hendak menunjukkan kepada saya tentang pelayanan di RS JIH. Selama ini saya memang menghindari, pilihan saya biasanya RS Panti Rapih atau RS Hermina. Sekali terpaksa ke RS JIH, dulu ketika suami saya kecelakaan dan jari tangannya patah.

Tidak mengapa, ya Allah, sesekali kami berobat di RS JIH. Semoga dengan suasananya yang nyaman banget serasa di hotel atau mall, juga pelayanan ramah dari para petugas dan tenaga medisnya, membuat pasien-pasiennya cepat sembuh dan tidak perlu balik-balik lagi ke sana. Just for your information, RS JIH tidak melayani JKN KIS a.k.a BPJS Kesehatan, hanya menerima pembayaran secara pribadi atau asuransi swasta/internasional.