Lompat ke konten
Home » Pendidikan » 14 Kurikulum Sekolah yang Wajib Anda Tahu!

14 Kurikulum Sekolah yang Wajib Anda Tahu!

  • oleh
cover kurikulum sekolah

Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan orang tua dalam memilih sekolah untuk anak-anaknya. Salah satunya adalah apa kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut. Sebagai orang tua kita sering mendengar istilah kurikulum pendidikan dan kurikulum sekolah.

Apa bedanya kurikulum pendidikan dengan kurikulum sekolah?

Istilah kurikulum pendidikan dapat dipahami sebagai konsep yang lebih luas dan abstrak. Ini adalah seluruh rencana dan pengaturan yang berhubungan dengan tujuan, isi, metode, dan penilaian yang digunakan dalam suatu sistem pendidikan secara keseluruhan.

Kurikulum sekolah adalah implementasi atau manifestasi konkret dari kurikulum pendidikan di tingkat institusi. Ini adalah bagaimana sebuah sekolah menerjemahkan dan mengaplikasikan rencana pembelajaran yang lebih besar ke dalam praktik sehari-hari.

Kurikulum sekolah adalah bagian dari, dan mengacu pada, kurikulum pendidikan yang lebih luas. Tanpa kurikulum pendidikan sebagai pedoman umum, kurikulum sekolah tidak akan memiliki arah yang jelas. Sebaliknya, kurikulum pendidikan tidak akan berarti tanpa implementasi nyata di sekolah.

Dalam konteks sehari-hari, ketika seseorang berbicara tentang “kurikulum”, seringkali yang dimaksud adalah “kurikulum sekolah” karena itu adalah hal yang paling dekat dengan pengalaman belajar siswa.

Berikut ini beberapa macam kurikum yang sebaiknya orang tua tahu.

1. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum terbaru yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia sebagai bagian dari program Merdeka Belajar. Kurikulum ini dirancang untuk mengatasi krisis pembelajaran yang diperparah oleh pandemi COVID-19, dengan fokus utama pada pengembangan potensi peserta didik secara holistik dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi sekolah dan guru.

KelebihanKekurangan
  • Lebih fleksibel dan berpusat pada minat dan bakat siswa.
  • Ada proyek ‘Profil Pelajar Pancasila’ yang menanamkan nilai karakter modern dan kontekstual.
  • Guru lebih bebas dalam merancang pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
  • Bisa mengurangi stres akademik dan memberi ruang untuk eksplorasi.
  • Implementasi masih baru, belum semua guru dan sekolah paham betul (banyak transisi dan eksperimen),
  • Tidak semua sekolah punya fasilitas dan pelatihan untuk menerapkan dengan baik.
  • Masih minim standar pengukuran hasil belajar (orang tua kesulitan menilai hasil akhir anak).

Di Yogyakarta, implementasi Kurikulum Merdeka sudah semakin luas. Sebagian besar sekolah, terutama sekolah negeri, sudah menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap. Kemendikbudristek memang mendorong semua satuan pendidikan untuk beralih ke kurikulum ini.

Secara umum, karena Kurikulum Merdeka adalah kurikulum nasional yang sedang digulirkan secara bertahap, sangat mungkin bahwa banyak sekolah lain di Yogyakarta (baik negeri maupun swasta) juga sudah mulai mengadopsi dan mengimplementasikannya, baik secara mandiri (Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, Mandiri Berbagi) maupun sebagai bagian dari program Sekolah Penggerak.

2. Nasional Plus

Kurikulum Nasional Plus bukanlah sebuah kurikulum tunggal yang resmi atau terstandardisasi seperti Kurikulum Cambridge atau International Baccalaureate. Istilah ini lebih merupakan penunjukan atau label yang digunakan oleh sekolah-sekolah di Indonesia untuk menunjukkan bahwa mereka mengintegrasikan Kurikulum Nasional (Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2013) dengan elemen-elemen dari kurikulum internasional atau pendekatan pendidikan lain.

Singkatnya, “Nasional Plus” berarti kurikulum nasional diperkaya atau diperluas dengan tambahan-tambahan tertentu yang diyakini dapat memberikan nilai tambah bagi siswa.

KelebihanKekurangan
  • Menggabungkan kurikulum nasional dengan unsur internasional (keseimbangan antara nilai lokal dan global).
  • Pembelajaran bilingual dan pendekatan modern seperti presentasi, proyek, dan diskusi.
  • Lingkungan sekolah lebih inklusif, mendorong kemandirian dan critical thinking.
  • Tidak ada standar nasional plus resmi, tiap sekolah bisa sangat berbeda kualitasnya.
  • Biaya lebih mahal daripada sekolah nasional.
  • Kadang membingungkan orang tua karena struktur kurikulum bisa unik di tiap sekolah.

3. Cambridge Curriculum

Kurikulum Cambridge adalah kerangka pendidikan internasional yang disediakan oleh Cambridge Assessment International Education, bagian dari University of Cambridge di Inggris. Kurikulum ini dirancang untuk siswa berusia 5 hingga 19 tahun dan digunakan di lebih dari 10.000 sekolah di lebih dari 160 negara di seluruh dunia. Dikenal karena pendekatannya yang akademik, ketat, berbasis mata pelajaran, dan berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis serta pemecahan masalah, Kurikulum Cambridge mempersiapkan siswa untuk sukses di pendidikan tinggi dan di kehidupan profesional.

KelebihanKekurangan
  • Akademik kuat, khususnya di Math, Science, dan English.
  • Cocok untuk persiapan kuliah di luar negeri (tersedia IGCSE dan A-Level).
  • Mengembangkan analisis kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan komunikasi.
  • Struktur jelas dan bertahap: Primary -> Lower Secondary -> IGCSE -> A-Level.
  • Tingkat kesulitan tinggi, bisa menimbulkan tekanan jika anak tidak siap akademis.
  • Fokus utama pada ujian (kurang cocok untuk anak yang lebih praktikal dan kreatif).
  • Biaya tinggi, dan butuh guru bersertifikasi khusus (Cambridge-trained).
  • Beberapa sekolah kurang fleksibel karena terlalu mengikuti buku teks/ujian.

Berikut ini beberapa contoh sekolah di Yogyakarta yang menggunakan Kurikulum Cambridge:

  1. Olifant School (Playgroup-SMA): Sekolah ini menerapkan Kurikulum Cambridge dengan fokus pada pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan karakter.
  2. Kesatuan Bangsa School (PG-SMA): Berlokasi di Sedayu, Bantul, sekolah ini menggunakan Kurikulum Cambridge untuk menanamkan keterampilan berpikir analitis dan komunikasi dalam bahasa Inggris.
  3. Sekolah Al-Azhar Yogyakarta (termasuk Al-Azhar Yogyakarta World Schools): Beberapa cabang Al-Azhar di Yogyakarta telah mengadopsi Kurikulum Cambridge, menyeimbangkan pendidikan agama dan akademik.
  4. Mutiara Persada (PG-SMA): Sekolah ini juga menggunakan kurikulum yang fleksibel dan berbasis riset, termasuk Kurikulum Cambridge.
  5. SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta: Sebagai salah satu sekolah negeri terbaik, SMAN 1 Teladan telah menerapkan Kurikulum Cambridge untuk beberapa mata pelajaran.
  6. Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta: Madrasah khusus putri ini mengadopsi Kurikulum Cambridge untuk membekali siswanya dengan ilmu agama dan keterampilan akademik internasional.
  7. Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta: Madrasah khusus putra ini juga telah resmi menjadi Cambridge International School.
  8. Fawwaz Global Islamic School: Sekolah ini juga disebutkan sebagai salah satu yang menggunakan Kurikulum Cambridge.

4. International Baccalaureate (IB)

Kurikulum International Baccalaureate (IB) adalah kerangka pendidikan yang diakui secara global, dirancang untuk mengembangkan individu yang berpengetahuan luas, berpikir kritis, peduli, dan berwawasan internasional. Didirikan pada tahun 1968 di Swiss, IB bertujuan untuk mempersiapkan siswa tidak hanya untuk universitas tetapi juga untuk menjadi warga dunia yang aktif dan bertanggung jawab dalam masyarakat yang semakin saling bergantung.

Filosofi inti IB berpusat pada pengembangan IB Learner Profile, yaitu seperangkat atribut yang diharapkan dimiliki oleh siswa IB, seperti menjadi: Inquirers (Penanya), Knowledgeable (Berpengetahuan), Thinkers (Pemikir), Communicators (Komunikator), Principled (Berprinsip), Open-minded (Berpikiran Terbuka), Caring (Penyayang), Risk-takers (Pengambil Risiko), Balanced (Seimbang), dan Reflective (Reflektif).

KelebihanKekurangan
  • Menekankan pada inquiry-based learning (anak belajar melalui pertanyaan, riset, dan refleksi).
  • Keseimbangan antara akademik dan pembentukan karakter global (global citizenship).
  • Cocok untuk anak yang suka berpikir kritis, berdiskusi, dan menulis esai.
  • Diakui global oleh universitas top dunia (terutama DP untuk jenjang SMA).
  • Tugas dan beban proyek sangat tinggi, bisa membuat stres jika tidak terbiasa.
  • Biaya sangat mahal, karena lisensi, pelatihan guru, dan sumber belajar berstandar internasional.
  • Menuntut peran aktif orang tua dalam mendampingi anak.
  • Tidak semua anak cocok karena prosesnya lebih konseptual daripada hafalan.

Di Yogyakarta, sekolah yang diketahui secara resmi terakreditasi dan menawarkan kurikulum International Baccalaureate adalah:

  1. Yogyakarta Independent School (YIS): YIS adalah satu-satunya sekolah internasional di Yogyakarta yang diakui sebagai IB World School dan menawarkan ketiga program inti IB secara berkelanjutan (continuum), yaitu Primary Years Programme (PYP), Middle Years Programme (MYP), dan Diploma Programme (DP). Ini berarti siswa dapat menempuh jalur pendidikan IB yang lengkap dari usia dini hingga pra-universitas di YIS.

Baca juga tulisan yang lebih lengkap tentang perbedaan kurikulum IB dan Cambridge di blog ini.

5. Montessori

Kurikulum Montessori adalah metode pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik Italia, pada awal abad ke-20. Filosofi utamanya berpusat pada keyakinan bahwa anak adalah pembelajar mandiri yang memiliki kemampuan alami untuk mengarahkan pembelajarannya sendiri jika ditempatkan dalam lingkungan yang disiapkan dengan cermat dan dibimbing oleh orang dewasa yang terlatih.

KelebihanKekurangan
  • Anak belajar mandiri, mengikuti minat sendiri (tidak dipaksa).
  • Lingkungan belajar rapi, terstruktur, dan disiapkan secara khusus.
  • Fokus pada hands-on learning (belajar lewat praktik).
  • Mendorong rasa tanggung jawab dan percaya diri sejak usia dini.
  • Transisi ke sekolah formal kadang menantang (karena Montessori tidak fokus pada ujian).
  • Tidak cocok untuk semua anak, terutama yang butuh struktur ketat.
  • Biaya relatif tinggi, dan kualitas bisa berbeda antara sekolah (tidak semua Montessori bersertifikat asli).

Berikut ini contoh sekolah di Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum Montessori, baik secara penuh maupun mengintegrasikan filosofinya:

  1. Jogjakarta Montessori School (JMS) / Bambini Montessori School: Ini adalah salah satu sekolah Montessori yang paling dikenal di Yogyakarta. Mereka menawarkan program dari jenjang Kelompok Bermain (Playgroup), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka memiliki beberapa lokasi, termasuk di Jl. A.M. Sangaji dan Jl. Lempongsari.
  2. Hanacaraka Montessori School: Berlokasi di Tamanan, Banguntapan, Bantul. Sekolah ini menyediakan pendidikan berbasis Montessori untuk anak usia dini (1,5 – 7 tahun) dan mengintegrasikan Kurikulum Merdeka.
  3. Rona Montessori: Sekolah ini berlandaskan konsep agama Islam dengan pendekatan filosofi Montessori di Yogyakarta.
  4. Albata Yogyakarta: Menawarkan kelas Montessori Islam, termasuk program Toddler Class (usia 1-3 tahun) dan memiliki fasilitas yang memadai.
  5. KBTK Alifa Muslim Montessori: Sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yang menerapkan Montessori Islam Bilingual, dengan dua cabang di Gedongkuning dan Kentungan.
  6. Wonderbreed Montessori: Terletak di Gamping, Sleman, sekolah ini dikenal dengan kelengkapan aparatus Montessorinya.
  7. Kalyca School Yogyakarta: Juga dikenal menerapkan metode Montessori dalam kurikulumnya.
  8. SD Montessori dan SMP Montessori (terdaftar di Dapodik): Ini menunjukkan bahwa ada sekolah formal yang mengadopsi nama dan kemungkinan besar filosofi Montessori pada jenjang SD dan SMP.

6. IPC (International Primary Curriculum)

International Primary Curriculum (IPC) adalah kurikulum yang dirancang untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun dan digunakan di lebih dari 1.000 sekolah di lebih dari 90 negara di seluruh dunia. IPC dikenal karena pendekatannya yang berpusat pada anak, berbasis tema, dan berorientasi internasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan belajar melalui kombinasi pembelajaran akademik, pribadi, dan internasional.

KelebihanKekurangan
  • Belajar tematik dan proyek yang menyenangkan (cocok untuk SD).
  • Anak dilatih berpikir limtas disiplin (integrasi antar pelajaran).
  • Fokus pada pembentukan global mindset dan kerjasama tim.
  • Cocok untuk anak yang suka ekplorasi dan kolaborasi.
  • Belum banyak digunakan di Indonesia, hanya sekolah tertentu.
  • Kurikulum ini hanya untuk level primary (SD) sehingga harus mengalami transisi saat masuk SMP.
  • Kurang cocok untuk anak yang lebih menyukai struktur belajar akademik ketat.

Berikut ini contoh sekolah di Yogyakarta yang menggunakan atau mengintegrasikan Kurikulum IPC (International Primary Curriculum):

  1. SD Tumbuh 3 Yogyakarta: Sekolah ini menggabungkan Kurikulum Nasional dengan International Primary Curriculum (IPC) dan dikenal sebagai sekolah inklusi yang juga memperhatikan budaya lokal dan pengembangan seni.
  2. SD Cahaya Bangsa Utama (Kinderstation School): Sekolah ini menerapkan kombinasi International Primary Curriculum (IPC) dari Inggris dan Kurikulum Nasional, serta menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

7. Waldorf / Steiner Curriculum

Kurikulum Waldorf, yang juga dikenal sebagai Kurikulum Steiner, adalah pendekatan pendidikan yang unik dan menyeluruh, dikembangkan oleh filsuf Austria Rudolf Steiner pada awal abad ke-20. Filosofi utamanya adalah mendidik seluruh anak—kepala (pikiran), hati (perasaan), dan tangan (kehendak/tindakan)—untuk mengembangkan individu yang seimbang secara intelektual, artistik, dan praktis.

KelebihanKekurangan
  • Fokus pada perkembangan anak secara alami dan bertahap (tidak ada screen time di awal usia).
  • Tidak ada ujian/tes, sehingga anak belajar tanpa tekanan.
  • Mengembangkan seni, imajinasi, dan kreativitas tinggi.
  • Pembelajaran terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.
  • Kurang akademik di usia dini (bisa membuat anak tertinggal bila pindah ke sistem konvensional).
  • Terlalu santai untuk anak yang perlu struktur dan target akademis.
  • Tidak semua orang tua cocok dengan pendekatan “slow learning”.

Contoh sekolah di Yogyakarta yang menggunakan kurikulum ini:

  1. Kulila Jogja Playgroup, yang beralamatkan di Jl. Mrisi RT11, Mrisi, Tirtonirmolo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Whatsapp  +6281513596303.

8. Homeschooling / Kurikulum Mandiri

Homeschooling, atau “sekolah rumah”, di Indonesia adalah model pendidikan informal yang semakin dikenal dan diakui. Ini adalah pilihan pendidikan di mana orang tua atau keluarga mengambil peran utama dalam mendidik anak di rumah atau di tempat lain di luar institusi sekolah formal.

KelebihanKekurangan
  • Sangat fleksibel (orang tua bisa pilih kurikulum nasional, Cambridge, Montessori, dll).
  • Bisa disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan anak secara spesifik.
  • Cocok untuk anak dengan kondisi khusus (misal anak gifted, autism, atau sering berpindah tempat).
  • Orang tua bisa lebih dekat dengan perkembangan anak.
  • Membutuhkan komitmen besar dari orang tua (baik waktu maupun pengetahuan).
  • Kurang interaksi sosial jika tidak aktif ikut komunitas homeschooling.
  • Validasi ijazah tergantung penyelenggara (harus hati-hati dalam memilih).
  • Tidak semua anak nyaman belajar di rumah terus menerus.

Di Yogyakarta, pilihan untuk homeschooling cukup beragam, mulai dari komunitas mandiri hingga lembaga yang terdaftar resmi. Berikut beberapa contoh homeschooling atau penyedia layanan homeschooling di Yogyakarta:

  1. Homeschooling Entrepreneur (HSE Jogja): Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) P9997452 dan telah terakreditasi B.
  2. Homeschooling HSPG (Homeschooling Primagama)
  3. Proactive Education Homeschooling Mandiri Yogyakarta
  4. Homeschooling Surya Nusantara
  5. Bintang Mulia Homeschooling: Berkantor pusat di Kudus, menawarkan kelas online dan mendukung siswa di berbagai wilayah, termasuk Yogyakarta, dalam proses pembelajaran dan pengurusan data kesiswaan hingga ujian kelulusan.
  6. Edufio (Homeschooling Jogja Guru ke Rumah)
  7. Bimbel Cerdas Homeschooling Yogyakarta
  8. Homeschooling Brilliant Yogyakarta
  9. Fadskul (Homeschooling Khusus ABK)
  10. Home Schooling Imam Nawawi (HSIN)

9. British Curriculum / Pearson Edexcel

British Curriculum secara umum mengacu pada National Curriculum for England, yaitu standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris untuk sekolah-sekolah di Inggris. Kurikulum ini juga banyak diadopsi oleh sekolah-sekolah internasional di seluruh dunia, sehingga seringkali disebut British International Curriculum.

Sedangkan Pearson Edexcel adalah salah satu penyedia utama yang memungkinkan sekolah-sekolah di Inggris dan sekolah-sekolah internasional untuk mengimplementasikan British Curriculum.

KelebihanKekurangan
  • Fleksibel dan bisa dikombinasikan dengan kurikulum nasional.
  • Ujian akhir (IGCSE / A-Level) diakui internasional.
  • Materi lebih update dan aplikatif.
  • Kurang terkenal dibanding Cambridge.
  • Resource/panduan tidak sebanyak Cambridge.
  • Nilai sangat tergantung ujian akhir.

10. Singapore Curriculum

Kurikulum Singapura dikenal secara global sebagai salah satu sistem pendidikan yang paling efektif dan berprestasi tinggi di dunia. Dikembangkan dan diatur secara terpusat oleh Kementerian Pendidikan Singapura (MOE – Ministry of Education), kurikulum ini dirancang untuk menghasilkan individu yang berpengetahuan luas, berpikir kritis, dan memiliki nilai-nilai yang kuat.

KelebihanKekurangan
  • Kuat di Matematika dan Sains.
  • Materi padat, terstruktur dan logis.
  • Banyak dipakai di jenjang SD (primary).
  • Bisa terlalu akademis dan berat untuk anak kecil.
  • Kurang penekanan pada soft skills dan kreativitas.
  • Tidak lengkap sampai jenjang SMA.

Mencari sekolah yang secara eksklusif menggunakan Kurikulum Singapura di Yogyakarta mungkin cukup spesifik. Meskipun demikian, ada beberapa sekolah yang dikenal mengadaptasi atau mengintegrasikan elemen-elemen dari Kurikulum Singapura, terutama dalam mata pelajaran Matematika dan Sains, yang memang menjadi keunggulan Kurikulum Singapura secara global.

  1. SD Cahaya Bangsa Utama (Kinderstation School): Sekolah ini dikenal mengintegrasikan Kurikulum Singapura untuk Matematika dan Sains, di samping Kurikulum Nasional dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

11. American Curriculum

Kurikulum Amerika, atau sering disebut sebagai American Curriculum, merujuk pada sistem pendidikan yang berlaku di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu kurikulum nasional tunggal di AS; sebaliknya, pendidikan sebagian besar diatur di tingkat negara bagian dan distrik sekolah lokal. Namun, ada banyak kesamaan dalam filosofi dan struktur yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi ciri-ciri umum dari American Curriculum.

KelebihanKekurangan
  • Lebih fleksibel dan project-based.
  • Tidak terlalu bergantung pada ujian.
  • Cocok untuk anak yang tidak suka sistem ranking.
  • Kurikulum berbeda antar negara bagian (kurang standar).
  • Sertifikat kurang dikenal di luar AS jika tidak disertai SAT/ACT.
  • Bisa terlalu longgar jika anak butuh struktur.

12. Australian Curriculum

Kurikulum Australia (The Australian Curriculum) adalah kurikulum nasional yang dirancang untuk seluruh sekolah dasar dan menengah di Australia, dari Foundation (setara Pra-Sekolah/TK) hingga Year 10, dengan kerangka kerja untuk Year 11 dan 12. Kurikulum ini dikembangkan dan ditinjau oleh Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA), sebuah badan hukum independen. Tujuannya adalah untuk memastikan semua siswa Australia, di mana pun mereka tinggal, memiliki akses ke konten kurikulum berkualitas tinggi yang sama.

KelebihanKekurangan
  • Mirip British, tapi lebih santai dan balanced.
  • Cocok untuk anak yang ingin studi ke Australia.
  • Fokus pada well-being dan pembelajaran holistik.
  • Belum banyak digunakan di Indonesia.
  • Materi dan sistem kadang tidak familiar bagi orang tua Indonesia.
  • Tidak semua jenjang tersedia di sekolah lokal.

13. Reggio Emilia

Kurikulum Reggio Emilia adalah sebuah pendekatan pendidikan anak usia dini yang berpusat pada anak, berbasis proyek, dan sangat menekankan pada lingkungan sebagai “guru ketiga”. Pendekatan ini berasal dari kota Reggio Emilia, Italia, dan dikembangkan oleh Loris Malaguzzi serta para guru dan orang tua setelah Perang Dunia II.

KelebihanKekurangan
  • Kreatif, eksploratif, dan sangat menghargai ide anak.
  • Kelas kaya proyek dan eksperimen visual.
  • Guru berperan sebagai fasilitator, bukan pengarah.
  • Hanya cocok untuk usia dini.
  • Penilaian tidak terstandar, bisa membingungkan orang tua.
  • Butuh guru sangat terlatih (tidak semua sekolah punya).

Berikut ini beberapa sekolah di Yogyakarta yang dikenal mengadopsi atau sangat terinspirasi oleh filosofi Reggio Emilia, terutama di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD/TK):

  1. Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Yogyakarta: SAIM dikenal menggabungkan konsep sekolah alam dengan pendekatan yang berpusat pada anak.
  2. Sekolah Pelangi Anak Negeri (SPAN): Sekolah ini menonjolkan pembelajaran berbasis proyek, apresiasi terhadap berbagai “bahasa anak” (melalui seni dan eksplorasi), dan lingkungan belajar yang dirancang dengan cermat.
  3. Playgroup & TK Alif Fadhila: Sekolah ini mengadopsi elemen-elemen dari Reggio Emilia dalam menciptakan lingkungan yang kaya stimulasi dan memfasilitasi eksplorasi anak.

14. STEAM-Based Curriculum

Kurikulum berbasis STEAM adalah pendekatan pendidikan holistik yang mengintegrasikan lima disiplin ilmu: Sains (Science), Teknologi (Technology), Teknik (Engineering), Seni (Arts), dan Matematika (Mathematics). Berbeda dengan pendekatan tradisional yang mengajarkan setiap mata pelajaran secara terpisah, STEAM menggabungkan disiplin-disiplin ini dalam suatu paradigma pembelajaran yang kohesif, berfokus pada aplikasi di dunia nyata dan pemecahan masalah.

KelebihanKekurangan
  • Fokus pada teknologi, inovasi, dan keterampilan abad 21.
  • Mengintegrasikan pelajaran secara praktis dan menyenangkan.
  • Cocok untuk anak yang suka eksperimen dan kreativitas.
  • Masih dianggap sebagai pendekatan, bukan kurikulum penuh.
  • Implementasi bisa tidak konsisten antar sekolah.
  • Biasanya butuh fasilitas teknologi yang mahal.

Berikut ini beberapa sekolah di Yogyakarta yang diketahui menggunakan atau mengintegrasikan pendekatan berbasis STEAM:

  1. Praxis High School: SMA alternatif berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang terletak di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Di sini sekolah mendorong siswa untuk mengembangkan proyek unik mereka sendiri melalui Self Development Project.
  2. SD Muhammadiyah Pakem: Sekolah ini telah aktif dalam praktik pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) di kelasnya.
  3. SMP Labschool UNY: Meskipun tidak secara eksplisit menyebut “STEAM-based curriculum”, Labschool umumnya dikenal sebagai sekolah yang mendorong inovasi dan proyek yang selaras dengan filosofi STEAM.
  4. SD Negeri Giwangan: Sebuah penelitian menunjukkan bahwa SD Negeri Giwangan, sebagai sekolah inklusi, menggunakan pendekatan STEAM dalam pembelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler di kelas IV. Ini menunjukkan bagaimana STEAM diintegrasikan dalam Kurikulum Merdeka.
  5. RA Riyadus Salihin Tumut Moyudan Yogyakarta: Sebuah penelitian juga menyoroti implementasi pembelajaran berbasis STEAM pada anak usia 5-6 tahun di RA ini, menunjukkan bahwa pendekatan STEAM juga diterapkan di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mendorong kreativitas dan pemecahan masalah.
  6. Sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka: Dengan penekanan Kurikulum Merdeka pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan pembelajaran berbasis proyek, banyak sekolah di Yogyakarta yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara otomatis akan mengintegrasikan elemen STEAM dalam proyek-proyek mereka, meskipun tidak secara eksplisit menyatakan sebagai “STEAM-Based School” penuh.

(Informasi diperoleh dari berbagai sumber termasuk dari Instagram @serpong_mom)