Lompat ke konten
Home » Lifestyle » Wayang Kulit: Puntodewo

Wayang Kulit: Puntodewo

  • oleh

Malam Minggu kemarin (25 Oct 2008) kami jalan-jalan keliling kota karena semua jadwal acara berubah. Rencananya mau ambil foto kendaraan-kendaraan kantor untuk proses asuransi mobil, tapi batal karena kendaraannya lagi susah dipegang. Selain itu, ada rencana ke Sleman mengantar orderan Buku Perananku, tapi batal karena sorenya hujan dan mbak Vanny sendiri mau pergi keluar.

Akhirnya setelah hujan reda, kami keliling-keliling kota sambil makan malam. Tadinya pas sampai di Malioboro, hampir masuk tapi tidak jadi karena semua jalan ditutup. Oho.. aku baru tahu bahwa ada acara besar setelah meninggalkan Malioboro dan membaca spanduknya Esia. Tapi kami tidak menyesal tidak bisa menyaksikan acara tersebut, karena besoknya aku baca blog mbak Lala tentang acara tersebut.

Muter-muter dari barat sampai ke timur, akhirnya kembali lagi ke Jalan Gejayan, tepatnya Demangan. Berhenti di auditorium RRI Nusantara 2 Yogyakarta. Disana sedang ada pertunjukan wayang kulit, biasanya sih disiarkan secara langsung juga oleh RRI (wayang kulit semalam suntuk). Kami tidak tahu lakonnya apa, tapi kami iseng aja mampir. Tujuannya mengenalkan wayang kulit ke Satria. Satria bilang begini: “Bu, aku suka melihat wayang kulit yang ini, kalo yang di TV aku tidak suka”. Hehehehe… BTW, maaf ya setting date di dalam kamera belum dibetulkan :-), untuk foto yang satu ini:

Nah, kebetulan di luar arena pertunjukan ada orang jualan wayang kulit. Satria tertarik untuk membeli dan dia langsung memilih Puntodewo atau Yudhistira. Aku suruh pilih yang lain aja, dia tidak mau. Hmmm… ada apa dibalik karakter Puntodewo atau Yudhistira ?

Pernah dengar tentang Pandawa Lima ? Mereka adalah Puntodewo, Werkudoro (Bima), Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Nah, berarti Puntodewo adalah salah satu dari Pandawa Lima. Puntodewo, Nakula, dan Sadewa terkenal sebagai tiga tokoh yang lemah lembut dan selalu mengalah. Sedangkan Arjuna adalah tokoh yang pandai, baik dalam diplomasi maupun perang. Dan Werkudoro adalah tokoh yang lurus, blak-blakan, pemberani, dan pantang menyerah. Werkudoro tidak pandai diplomasi dan tanpa kompromi. Jika menurutnya benar, dia serta merta bersedia perang, apa pun risikonya.

Lebih jauh tentang Puntodewo: Selain lemah lembut dan selalu mengalah, Puntodewo dikenal sebagai intelektual yang religius dengan pendalaman filsafat yang amat tinggi. Puntodewo juga dikenal sebagai Yudhistira. Nah, siapakah dia ? Berikut keterangan yang terdapat di infowayang.com. Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bh?rata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.

Hmmm… semoga deh Satria punya watak/karakter seperti Puntodewo tersebut .

8 tanggapan pada “Wayang Kulit: Puntodewo”

  1. Permisi,.,kulonuon.,^_^ wah info artikelnya bagus juga nich.,.,boleh2 tuh buat referensi saya jalan2 nanti ke yogya.,.trima kasih nich sudah disediakan tempat buat komentar..^_^ Monggo silahkan pinara ke tempat saya juga yahh di sini http://inspirasi-dewo.blogspot.com harap maklum apa adanya.,permisi.,matursuon..^_^
    .-= Punto Dewo´s last blog ..Kiat Menangkal Konten Seksual di Ponsel Anak =-.

  2. Jangan salah Mas, Puntodewo juga hoby berjudi dan gara2 judi seluruh saudaranya diusir dari negaranya bahkan istrinya dijadikan taruhan di Astina.
    Karakter pasti ada kurang/lebihnya…

  3. mengkaji yang baik sebuah tokoh ,……..
    mempelajari yang kurang ….
    namun indah untuk membentuk karakter ….
    semangat …..sukses deh …

  4. yudistira/puntodewo memang suka bermain dadu, dan ketika memasuki arenapun yudistira juga berkata sebaiknya kita bermain dadu tapi jangan berjudi, sebab perjudian pasti akan berakibat buruk. kenapa akhirnya kok sampai berjudi…. tolong dibaca disumber2 lain atau tonton pagelaran wayangnya biar jelas. jangan sepotong-potong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *