“Mba, disitu hujan batu ga?” Itu pertanyaan dari adikku tadi malam jam 00:00. Kaget! Kebetulan memang pas Johan telepon tersebut, disini belum hujan apa-apa. Barulah 15 menit kemudian terjadi hujan pasir. Suaranya kritik-kritik diatas genteng dan asbes. MUlai jam tersebut aku terbangun dan tidak tidur lagi.
Sejak menerima telepon tersebut hingga pagi ibu dan adik-adikku mengungsi di daerah Candi, tepatnya Penen. Entah kenapa mereka memilih disana, padahal orang-orang sebagian besar justru turun ke arah kota Yogyakarta.
Sampai Subuh aku tak bisa tidur sama sekali, hanya berdoa terus semoga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap keluargaku. Apalagi sampai dengan pagi tadi masih belum ketahuan Bapak ada dimana ๐
Barulah setelah jam 6 pagi, ibu dan adik-adikku datang di tempat tinggalku. Untuk sementara mereka biar istirahat di tempat tinggalku. Tapi masih ada yang kurang yaitu Bapak masih belum jelas dimana dan bagaimana.
Setelah lumayan tenang, Johan dengan istri dan ibunya pulang dulu ke rumah sambil mau mengajak Bapak untuk ikut turun ke Yogya. Sampai disana Johan sms bahwa Bapak sudah mau diajak mengungsi, alhamdulillah ๐
Selama menunggu Bapak dan adik-adik kembali kesini, saat itu saya harus menghandle penerbangan Boss saya. Kebetulan Boss sedang di Jakarta, dan harusnya pulang ke YOgya sore ini dengan Garuda jam 16:20. Tapi pagi-pagi beliau telepon minta change flight CGK-JOG lebih awal (siang), alhamdulillah dapat di jam 13:10. Tapi rupanya airport Adisutjipto ditutup, sehingga tidak mungkin ada penerbangan ke dan dari Yogya untuk hari ini. Akhirnya Boss memutuskan minta tiket Garuda rute CGK-SRG (Semarang), alhamdulillah dapat di jam 11:10 ๐
Boss lumayan panik karena istrinya di Yogya tadi malam sempat mengungsi hanya dengan ART dan anak-anaknya, menyetir sendiri. Akhirnya Boss merelakan naik pesawat ke Semarang dan jalan darat ke Yogya yang sekitar 3-4 jam. Ya.. semoga juga dalam keadaan baik dan selamat, amin.
Intermezzo ya.. just for your info bahwa saya handle urusan kantor itu sambil mencuci baju hehehe.. sebentar-sebentar ada SMS dan telepon, sebentar-sebentar berhenti dulu nyucinya. Begitu seterusnya sampai semua urusan selesai.
Akhirnya menjelang waktu Jum’atan Bapak sudah tiba di Concat. Rasanya bahagia semua keluarga bisa berkumpul. Meski dalam suasana menegangkan tapi setidaknya penderitaan bisa kami lewati bersama-sama. Insyaallah ada adik sepupu yang meminjamkan rumah kosongnya untuk kami tempati, tepatnya di Gamping.
Terimakasih ya Allah… atas segalanya baik bencana maupun anugerah, pasti dibalik ini semua ada hal baik yang akan KAU berikan kepada kami ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Alhamdulillah bapak sudah kumpul sama keluarga ya.. td di twitter saya tanya apa bapak bawa hp? mudah2an keadaan di sana segera membaik ya mbak.. bantu doa dari sini..
Mksh supportnya mba Nita, kuharap udah kujawab yg di Twitter :-). Btw bapak tdk punya hape, tapi untung dipantau terus oleh pemuda-pemuda dusun sana, dan kami dapat info bapak dimana adalah dari mereka ๐