Hari Rabu 18 Mei 2016 sekitar jam 14:35 ada pesan di BBM dari teman saya: ” Pak Triyatno kecelakaan, Win.” Iya, kaget saya karena berita ini tiba-tiba bahkan keluarga saya sendiri belum ada yang sempat kasih tahu ke saya. Jam 12:30 pas mau belok masuk ke halaman rumahnya, kebetulan berlokasi di pinggir jalan raya Yogya-Kaliurang, tiba-tiba ditabrak motor dari arah selatan. Beliau mengalami pendarahan di kepala, langsung tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa ke RS Panti Nugroho hingga sore hari dan kemudian perawatan dipindah ke Ruang ICU RS Bethesda Yogyakarta.
Kemarin hari keempat sejak kecelakaan saya sempatkan menemani istri dan anaknya, Mba Widi Hastuti dan Carolina, menjaga Mas Triyatno di RS Bethesda. Namun hari ini saya memang tidak ada rencana menemani jaga karena pagi ada acara di sekolahnya Satria hingga agak siang. Pas saya tiduran dan koq ya kebetulan sound HP off, ibu saya menelpon. Laku saya telpon balik dan ternyata ada berita bahwa Mas Triyatno meninggal dunia jam 12-an siang tadi.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan akan kembali pula kepada Allah. Insyaallah keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan sabar menerima semua ini. Insyaallah ini adalah yang terbaik untuk Mas Triyatno.
Mas Triyatno adalah suami dari kakak sepupu saya, Mba Widi Hastuti. Saya mengenalnya sejak mereka belum menikah, sejak saya masih kecil. Mas Triyatno adalah satu-satunya anggota keluarga besar saya yang paling sering datang kerumah kami, menyambangi kami, di saat sedang turun ke kota (biasanya mengantarkan Mba Widi kasih les muridnya). Ibaratnya beliaulah penghubung kami dengan keluarga besar. Mungkin memang sudah takdirnya meninggal melalui kecelakaan lalu lintas. Terakhir beliau telpon suami saya pada hari Minggu 15 Mei 2016, beliau bercerita bahwa bertemu dengan teman-teman dan guru-gurunya Satria yang sedang ada acara camping di dusun dekat rumah Mas Triyatno. Dan malamnya gantian saya yang telpon ke beliau nanya situasi dan kondisi di sekitar Hargobinangun mengingat waktu itu Condongcatur hujan deras, jangan-jangan campingnya Satria juga hujan deras (dan ternyata benar). Itulah komunikasi terakhir kami dengan Mas Triyatno.
Selamat jalan, Mas Tri…
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.