Kemarin ada berita bagus dari Satria: “Bu, aku Jum’at & Sabtu libur lhooo…”. Saya tanya sambil masih terbaring di tempat tidur: “Libur apa koq tumben?”. Satria menjawab: “Jum’at libur karena Hari Guru. Sabtu libur karena hari tenang.” Saya cuma mengangguk-angguk sambil bilang: “OK, baiklah.. berarti dua hari les Matematika-nya.” Hehehehe…
Jadi, hari ini 25 November 2016 adalah Hari Guru. Kalau ada Hari Guru, saya jadi teringat dengan Bapak saya. Bapak saya dulu pernah menjadi guru, sejak tahun 1981 hingga tahun berapa ya saya lupa, mungkin sekitar tahun 2008. Masih tersimpan rapi di memori saya ketika Bapak mulai mengabdi menjadi guru sejak saya masih kecil. Pengabdiannya pun tidak dimulai di tanah Jawa ini, tetapi langsung ditempatkan di pulau Sumatera sana, tepatnya di Sibolga Sumatera Utara. Hingga hari ini ibu dan kami anak-anaknya belum pernah diajak kesana. Dannn.. kami juga tidak pernah punya keinginan kesana. Mungkin karena butuh biaya besar untuk kesana. Jadi, setiap libur tutup tahun ajaran, Bapak yang selalu pulang ke Jawa. Bukan naik pesawat, tetapi baik bis, bis Antar Lintas Sumatera.
Ahhh.. saya bukan mau cerita suka duka tanpa didampingi Bapak. Tapiiii.. saya cuma pengin sharing sedikit betapa perjuangan Bapak sebagai GURU sungguh luar biasa. Saya tidak pernah mendengar Bapak mengeluh dengan pekerjaannya yang harus meninggalkan kami. Setiap pulang ke Jawa, Bapak selalu membawa berbagai macam cerita untuk kami sekeluarga. Jadi, setiap hari kami selalu merindukan Bapak pulang kemudian mengajak kami duduk bersama dan Bapak bercerita. Seruuu! Cerita tentang dongeng dari buku-buku yang dibacanya. Cerita tentang hikayat dari buku-buku yang dibacanya. Cerita tentang murid-muridnya yang sedang dalam masa nakal-nakalnya. Cerita tentang teman-teman gurunya. Cerita tentang keluarga yang ditempati Bapak. Cerita perjalanan Bapak dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. Dan masih banyak lagi cerita-cerita lainnya. Selalu seru jika ada Bapak.
Ya.. buat saya Bapak adalah sosok guru yang berdedikasi tinggi. Bapak bukan guru yang mengejar materi semata. Bapak benar-benar bekerja sebagai guru. Sosok yang di-gugu dan di-tiru. Bapak selalu dihormati teman-temannya, selalu dicintai murid-muridnya.
Berpuluh tahun mengabdi di luar Jawa, jauh dari istri dan anak-anak, pasti sebuah perjuangan yang tidak mudah. Kami pun demikian. Gimana sihhh.. rasanya tumbuh berkembang tanpa didampingi seorang Bapak. Sementara nun jauh disana Bapak mendidik anak-anak orang lain. Hingga pada akhirnya Bapak bisa pindah tugas ke Jawa, kami sungguh bersyukur sekali.
Semoga adanya Hari Guru ini, bukan semata hari besar untuk para guru, tapi bener-bener pemerintah memperhatikan nasib guru. Guru tidak akan berbuat yang merugikan anak didiknya jika benar-benar mengabdi untuk dunia pendidikan. Dannn.. guru akan bekerja dengan baik jika nasibnya diperhatikan serta ada penghargaan untuk para guru.
Bapak, selamat hari Guru, meskipun engkau sudah pensiun ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Saya juga sempat merasakan hidup jauh dari Bapak. Kebetulan bapak berprofesi sebagai polisi. Suka pindah-pindah tempat. Alhamdulillah sekarang akhirnya kumpul bareng.
Alhamdulillah ya mba Swasthika, kalo inget jaman LDR dulu.. aduhhh.. jadi selalu kangen sama Bapak ๐