Hari Rabu 11 April 2018 kemarin saya dan beberapa teman dari Komunitas Blogger Jogja (KBJ) mendapat kesempatan menghadiri acara nonton bareng dan Meet & Greet dengan para pemain film Terbang Menembus Langit. Acara ini digelar di beberapa kota. Di Yogyakarta sendiri diadakan pada hari tersebut, bertempat di Hartono Mall. Hashtag acara ini adalah #TerbangKeJogja.
Acara dimulai jam 18:00 WIB (lepas Maghrib) berupa Meet & Greet. Sampai di atrium (depan panggung Meet & Greet) ternyata sudah banyak berkumpul para gadis. Ada beberapa aktor dan aktris yang hadir antara lain Dion Wiyoko, Laura Basuki, Marcel, Baim Wong, pemeran Ibu Onggy dan pemeran Ibu Kost.
Sebelum ngobrol dengan para pemain, acara diisi dengan bagi-bagi hadiah. Hihi.. saya sih ga sempat ikut begituan. Saya lebih asyik ngetwit sebagai reportase acara ini dan motret-motret. Setelah itu dilanjutkan dengan ngobrol dengan para pemain. Ada juga acara foto bareng dengan para pemain. Alhamdulillah kami dari Komunitas Blogger Jogja mendapat kesempatan pertama untuk berfoto bersama. Gak nyangka saya bisa foto sama artis yang cakep-cakep dan wangi-wangi hehehehehe.. Sayangnya saya ga sempat selfie sama mereka 😛
Foto dari Instagram @demi_istri
Acara Meet & Greet berlangsung selama satu jam tepat. Selanjutnya kami semua menuju CGV di lantai atas (2 atau 3 ya saya gak apal) untuk nonton bareng. Berdasarkan informasi yang saya terima bahwa untuk acara nonton bareng ini CGV membuka 2 (dua) studio. Saya dan temen-temen dari KBJ kebagian nonton di Audi #7. Alhamdulillah dapat kursi di tengah meskipun agak di depan, sehingga enak nontonnya.
Sebelum film dimulai, kru dan pemain film Terbang Menembus Langit membuka acara nonton bareng dengan memberikan beberapa pesan dan ditutup dengan yel-yel. Setelah itu mereka keluar ruangan dan kami mulai nonton hingga selesai.
Film Terbang Menembus Langit ini diangkat dari kisah nyata (based on true story) seorang motivator yang sudah mendunia yaitu Bapak Onggy Hianata. Digarap oleh Demi Istri Production yang diproduseri oleh Susanti Dewi. Penulis skenario sekaligus sutradaranya adalah Fajar Nugros. Film ini bersetting di Tarakan (Kalimantan), Surabaya dan Jakarta. Kisah yang diangkat adalah sejak Onggy masih anak-anak dan diakhiri pada kisah tahun 1998. Jadi yang diceritakan benar-benar proses perjalanan Onggy ketika belum mencapai sukses, betapa benar-benar berat perjuangan yang dilaluinya untuk menggapai cita-cita.
Onggy terlahir dalam keluarga miskin sebagai anak kedelapan (bungsu). Dari tujuh saudaranya, dua orang diantaranya diperankan oleh Delon dan Baim Wong. Mereka hidup sebagai masyarakat minoritas keturunan Tionghoa di Tarakan Kalimantan. Pada suatu ketika Onggy menyaksikan sendiri papa dan mamanya sangat sedih karena gaji yang tidak mencukupi kebutuhan hidup. Kemudian Onggy bertanya kepada kakak-kakaknya,“Kalo sekolah kita bisa kayakah?”. Kakaknya menjawab,“Kalo pintar, kita bisa jadi apapun, Chun.” (Di dalam keluarganya, Onggy dipanggil dengan Achun).
Ketika hendak kuliah, Onggy pindah ke Surabaya, hidup mandiri sebagai anak kost. Kakaknya (yang diperankan oleh Delon) sempat meragukan kemampuan Onggy hidup mandiri di Surabaya mengingat mereka adalah termasuk kaum minoritas. Kata Onggy untuk meyakinkan kakaknya,“Kita orang Indonesia, keturunan China.” Di Surabaya Onggy tinggal di kost, disinilah mulai kelihatan pesan Bhinneka Tunggal Ika dari film ini. Di tempat kost, Onggy tinggal satu kamar dengan 3 orang temannya yang sudah ada disitu lebih dulu, yaitu Solihin dari Tasikmalaya, Togar dan Medan, dan Mote dari Fakfak. Mereka berbeda-beda suku tetapi selalu kompak 🙂
Sejak tinggal di Surabaya, Onggy hidup melalui bisnis (berjualan), sayangnya hampir semua berakhir dengan gagal alias bangkrut. Jualan apel Washington, jualan kerupuk unyil, jualan jagung bakar, pernah juga lho jualan porkas hehehehe.. Sementara di luar itu Onggy terus mengerjakan bisnis jaringannya, sayang tidak disebutkan bisnis jaringan apa.
Di Surabaya pula Onggy mendapatkan jodohnya yang bernama Candra Dewi seorang pegawai salon kecantikan yang diperankan oleh Laura Basuki. Ia jatuh cinta sejak melihat Candra pertama kali ketika mengantar Ailing potong rambut. Sampai akhirnya Onggy mengajak nikah Candra Dewi. Ada satu komentar lucu dari Candra ketika Onggy mengajaknya menikah,“Kamu ini lho mau ngajak nikah seperti ngajak nonton. Gak romantis.”
Ketika papanya masih hidup, ada begitu banyak pesan dan nasehat yang disampaikan kepada Onggy sehingga itu semua menjadi bekalnya menjalani kehidupan dan menggapai impian. “Apapun yang kalian lakukan setelah papa pergi, jagalah nama baik keluarga kita,” pesan terakhir papa Onggy sebelum meninggal dunia.
Dalam masa-masa sulit, Onggy juga selalu ingat nasehat papanya,“Papa yakin suatu hari nanti kau akan menemukan jalanmu. Tapi ingat, Chun. Apapun yang kau lakukan, lakukan dengan penuh kejujuran.”
Di dalam keluarga Onggy semua dilakukan bersama meskipun mereka hidup dalam kemiskinan, hingga suatu hari papanya bilang,“Mengapa dalam kemiskinan kita bertahan? Karena satu makan, semua makan. Satu tidak makan, semua tidak makan. Selalu bekerjasama. Saling dukung sebagai satu keluarga.” Ya, di dalam film tersebut diperlihatkan mereka selalu makan bersama di ruang makan. Mama papa dan kedelapan anaknya. Jika ada satu anak belum datang, semua harus menunggu sampai komplit.
Setelah punya anak, Onggy dan Candra pindah ke Jakarta. Di Jakarta mereka tinggal di tempat yang sangat sederhana, bahkan ventilasi pun tidak ada. Suatu hari mereka membeli AC di sebuah toko elektronik, AC untuk Rich anak mereka, supaya tidak kepanasan. Dan ternyata ketika itu bersamaan dengan tragedi 1998 dimana toko-toko milik orang-orang keturunan Tionghoa dijarah oleh orang-orang pribumi. Nyaris saja Onggy, Candra, Rich dan AC mereka menjadi korban. Ketakutan melanda Candra, bahkan ia ingin pulang saja.
Satu poin yang saya suka banget dari sosok Candra adalah dia menaruh kepercayaan yang besar kepada suaminya. Dia selalu bilang,“Aku percaya sama kamu lho..”. Hal itu tentu membuat Onggy semakin semangat berjuang untuk menggapai impian-impiannya. Bahkan jika perlu dengan terbang hingga menembus langit.
Kini Onggy, nama lengkapnya Onggy Hianata, is an international network marketing leader whose organization spans five continents. Onggy grew up in dire poverty and started his network marketing business from scratch in 1992.
Gimana? Menarik ‘kan cerita dalam film ini? Penasaran? Tenangggg… film Terbang Menembus Langit ini akan segera tayang di bioskop-bioskop di kota Anda nanti pada 19 April 2018 🙂 . Yukkk.. ajak orang-orang yang Anda sayangi untuk menyaksikan film ini ya..
Referensi: Networking Times
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Spoiler banget ini mbak. Bocoran filmnya banyak banget. Hehehe. Smg kita bs ngejob bareng lg ya mbak…
wah jadi penasaran dg film ini
Komentar ditutup.