Pernahkah Anda mendengar kata “dadah” ? Bukan dada-dada melambaikan tangan lho yaaa… “Dadah” ini saya kenal dari bahasa Jawa, yang artinya adalah pijat bayi. Dadah bayi ini biasanya dilakukan oleh seorang dukun bayi. Kalau jaman sekarang secara modern dikenal sebagai pijat bayi atau dadah yang bahkan sudah marak tersedia di banyak rumah sakit ibu dan anak.
Jaman dulu ketika di desa saya masih ada mbah dukun bayi, namanya mbah Kerto, beliau rajin men-dadah bayi-bayi di desa saya. Bisa datang kepada beliau, bisa juga beliau yang keliling ke rumah para bayi. Ahhh.. tapi saya sudah lupa gimana urutan men-dadah, karena ketika itu saya masih kecil juga. Setelah mbah Kerto meninggal dunia, tidak ada lagi dukun bayi di desa saya, lalu gimana kelanjutannya jika bayi pengin didadah? Alhamdulillah ada ibu-ibu dari desa sebelah yang pandai juga men-dadah bayi.
Kemarin ini adalah pertama kalinya Dimas serius didadah. Biasanya sih hanya saya massage sendiri di bagian punggung dan kedua kakinya menggunakan minyak telon. Kenapa saya bilang kali ini didadah serius? Iya, karena benar-benar dibawa ke rumahnya mbah dukun bayi dan dipijat total.
Sebenarnya dari dulu ada saja yang menyarankan untuk sesekali Dimas didadah, tetapi saya hanya mengiyakan tanpa berusaha bertanya dan mencari dimana ada dukun bayi. Hari ini saya menyerah karena benar-benar sudah tidak mampu menangani sendiri kondisi Dimas yang berhari-hari merasa tidak nyaman.
Menurut observasi saya, Dimas mulai tidak enak badan sejak saya ajak ke keluarga Parangtritis. Mungkin dia kecapekan karena pulang pergi kami hanya menggunakan sepeda motor dan Dimas saya gendong. Apalagi ketika itu kami berangkat siang dan pulangnya sudah malam. Pastilah kena angin malam juga.
Setelah itu, Dimas mulai kena batuk, lalu pilek, kadang-kadang demam. Berganti-gantian. Malahan beberapa kali susah tidur, sampai-sampai semalaman tidak tidur sama sekali. Sekali sempat saya bawa ke dokter Yustivani di RS Hermina Jogja. Saya bawa kesana karena batuk berdahaknya lumayan parah menurut saya. Kondisi setelah saya bawa ke dokter adalah berganti-gantian antara pilek, batuk dan demam. Duhhh..
Nah, kemarin pagi, seperti biasa setelah mandi pagi saya bawa Dimas jalan-jalan ke depan rumah. Biasanya berjemur sambil makan pagi. Biasanya juga saya hanya berhenti di warung burjo Wijaya 2, tapi entah kenapa koq saya melangkahkan kaki hingga ke rumah bu Cucu (langganan laundry saya) yang kebetulan suka ngajak main Dimas.
Di sana, sambil ngobrol dan main, Bu Cucu bilang kalo pengin sesekali membawa Dimas ke dukun bayi. Karena mungkin Dimas capek sehingga perlu didadah. Saya belum komentar apa-apa pagi itu karena Dimas baik-baik saja. Setelah agak sementara waktu, saya ajak Dimas pulang, lanjut bobok sesuai jadwal hariannya.
Pagi itu Dimas lumayan lama boboknya, mungkin sekitar 2 jam. Bangun tidur bermain lagi seperti biasa, tapi ternyata lama-lama badannya kerasa anget. Suami saya curiga, sementara saya cuma komentar: “Itu bukan demam tapi hanya melawan udara hari ini.” Sok tau ya sayaaa… Namun akhirnya saya curiga juga bahwa ini demam tidak biasa, ini demam masuk angin lagi. Segera saya SMS Bu Cucu nanya apakah hari itu mbah dukun bayi buka, kalo iya pengin bawa Dimas kesana karena demam lagi.
Alhamdulillah mbah dukun bayi tidak libur meskipun tanggal merah dalam rangka Hari Kemerdekaan. Jadi, sekitar Ashar Dimas udah diambil bu Cucu dibawa ke mbah dukun. Tadinya saya berencana mau mengantarkan juga tapi ternyata ketika bu Cucu datang, saya masih tanggung memasak sayur lodeh. Ya sudahlah…
Sekitar satu jam kemudian Dimas datang, sampai depan pintu rumah langsung deh dia menangis kencang. Mungkin semacam melapor bahwa tadi badannya abis dipijat dan diurut. Kata Bu Cucu dan Fajar, mereka berdua harus megangin Dimas karena si mbah dukun ga sanggup megang Dimas yang meronta-ronta. Ahhh.. sayang saya tidak menyaksikan sendiri 🙁
Selanjutnya saya mandikan Dimas dengan air hangat seperti biasanya. Abis mandi tumben tidak bermain-main air. Ternyata sudah ngantuk berat. Begitu selesai pakai baju, lalu saya gendong, saya kasih dot, ehhh.. langsung merem. Sepertinya enakkkk banget bobo’nya.
Bersyukur semalam Dimas bisa bobok dengan tenang, gak rewel sama sekali. Hanya 2 kali minta ganti popok dan 2 kali mimik susu.
Jadi, menangani anak kecil yang masih bisa dikatakan bayi itu tidak mudah tapi juga tidak sulit. Kalo menurut saya sih musti tahu dan apal polanya. Sesekali juga gak ada salahnya mendengarkan saran dan nasehat dari orang lain. Andai dari awal yang tahu bahwa Dimas cukup didadah saja tentunya saya ga perlu membawanya ke dokter hehehe.. Tapi ya begitulah, mungkin memang jalannya musti begitu. Bersyukur saja sih saya masih selalu dikasih petunjuk oleh Gusti Allah dalam menangani anak.
Setelah dadah kemarin apakah akan dadah lagi? Mungkin iyaaaa.. ketika Dimas mulai kelihatan lelah dan capek, atau sebulan sekali juga ga ada salahnya 🙂
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga, dan freelance blogger. Baginya blog adalah ruang berbagi inspirasi dan media menulis untuk bahagia. Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.