Lompat ke konten
Home » Self Improvement » No Blame, No Excuse, No Justify

No Blame, No Excuse, No Justify

  • oleh
bej penyebab kegagalan

Lanjut yuk ngomongin tentang “kegagalan”. Sumbernya masihhh dari Bisnis Muslim 🙂 . Tinggal dikit lagi koq…

No Blame, No Excuse, No Justify

Dalam menyikapi kegagalan, janganlah kita bersikap BEJ. Apa itu BEJ ?

1. BLAME

Yang berarti menyalahkan lingkungan.

Tidak sedikit pengusaha yang gagal membuka atau mengembangkan usahanya bersikap “blame” dengan berkata:

  • “Pantas saya bangkrut, karena semua ini kesalahan karyawan saya“, atau
  • “Saya gagal buka usaha begini karena kesalahan keluarga saya yang tidak mendukung.”

Sungguh sikap seperti ini kurang bijaksana. Alangkah lebih baiknya kita evaluasi diri dan jangan menyalahkan orang lain semata. Bisa jadi kegagalan dalam bisnis tersebut ternyata memang betul-betul kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita.

2. EXCUSE

Yang berarti mencari-cari alasan.

Kita sering mendengar orang yang gagal berbisnis berkata:

  • “Saya selalu gagal begini, pasti karena tidak punya bakat berdagang.”

Alasan yang sering dijadikan sandaran biasanya:

  • kurang atau tidak adanya modal,
  • usia yang terlalu muda atau sudah terlalu tua,
  • kemiskinan di masa lalu,
  • pendidikan yang rendah,
  • kesehatan yang tidak mendukung,
  • tidak punya darah keturunan wirausaha,
  • tidak ada skill (keahlian) berkomunikasi,
  • kurangnya waktu, dan masih banyak lagi.

Ini semua adalah mitos yang salah kaprah dalam berwirausaha. Ternyata bukti di lapangan, banyak pengusaha sukses yang berhasil mengatasi mitos-mitos di atas.

“Carilah alasan untuk terus maju, bukan alasan untuk berhenti berwirausaha.”

3. JUSTIFY

Yang berarti pembenaran bahwa memang tidak mampu berusaha.

Orang seperti ini bila datang sedikit kegagalan, maka dia akan berkata:

  • “Pantas saja, saya memang tidak cocok jadi seorang pengusaha, tutup sajalah usaha ini.”

Ketahuilah bahwa sikap seperti ini akan membuat dia bisa tidak cocok dengan profesi apapun karena setiap datang kegagalan, dia akan berkata tidak cocok pada profesi tersebut. Akibatnya dia menjadi orang yang mudah berputus asa.

Insyaallah, dengan adanya persepsi yang baik terhadap kegagalan, lalu kuatnya mentalitas kita untuk siap menghadapi kegagalan, serta tidak adanya sikap BEJ, akan menjadikan kita “tidak takut gagal” dalam mengarungi aktivitas bisnis dan kehidupan lainnya.

14 tanggapan pada “No Blame, No Excuse, No Justify”

  1. Intinya sih kita mesti positif thinking dalam menghadapi situasi apapun ya, termasuk urusan bisnis sekalipun. Sikap seperti ini, ke depannya bakalan membuat kita lebih optimis lagi dalam melewati setiap tantangan yang ada. Very nice motivation !! ???

  2. Ya Allah Mbak Wiwin, 2 tahun terakhir ini, saya berjuang untuk 3 hal ini. No blame, no excuse, no justifiy pada diri sendiri. Tidak mudah, tapi Alhamdulillah saya jadi lebih kuat dan bahagia.

  3. Intinya bisn apapun yang kita rintis, tentu risiko akan kegagalan pasti ada. Tinggal kitanya saja yang harus bisa evaluasi diri agar bisnis tetap berjalan

  4. Saya pernah di posisi seperti 3 poin di atas kemudian belajar untuk berdamai dengan diri sendiri tanpa harus menyalahkan lingkungan atau orang lain. Memang butuh waktu untuk bangkit, tapi insyaAllah bisa, ya, selama ada ikhtiar maksimal dari kita

  5. Jadi inget kakak kelasku dulu pernah bilang kalau orang gagal katanya orang yang punya banyak alasan, huhu. Ternyata ada konsep BEJ ini makin membernarkan pendapatnya aja deh. Banyak alasan kapan kita mau majunya, yaaaa.

  6. Aku juga berpikir kalau ada keinginan, usaha dan tawakkal insyaAllah jadi lah, ngga pernah mau mikir gagalnya dulu hehehe, tp kadang2 itu juga dibutuhkan untuk antisipasi sih ya

  7. Pola pikir diri sendiri jadi kuncinya ya kak, sebagai peta masa depan arahnya mau ke mana nih. Kalo menganggapnya gagal terus, ya bakalan susah deh buat melangkah ke depan

  8. Sepengalamanku, MEMANG ADA sih lingkungan yang tidak mendukung, teman yang menjegal, rekan yang menikung usaha kita. Tapi setidaknya jadi tahu siapa mereka dan bisa lebih berhati-hati. Fokus aja usaha lagi.

  9. Kalau uda justify tuh kaya uda tahap akhir dalam sebuah permasalahan ya..
    Kayak konklusi.
    Dan ujung-ujungnya bisa jadi cap permanent yang bikin seseorang gak bisa maju karena ketakutan masa lalu akibat justify yang kita lakukan ke diri sendiri.

  10. Gak bisa dipungkiri sih, kadang kita suka nyalahin orang lain atau nyari-nyari alasan pas gagal. Padahal, yang terpenting itu evaluasi diri dan bangkit lagi! Kegagalan itu justru pelajaran berharga yang bikin kita jadi lebih kuat. Setuju banget, yuk kita semua lawan sikap BEJ ini dan jadikan setiap jatuh sebagai langkah untuk melangkah lebih jauh! ??

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *