Skip to content

Pengajian Nailun Najah

Jum’at malam, tepatnya malam 1 Suro… ehhh.. malam 1 Muharram 1436 H orang tua murid diundang untuk menghadiri pengajian Nailun Najah, tepatnya seminar motivasi untuk anak-anak kelas 6 SD Muhammadiyah Condongcatur. Beberapa hari sebelumnya hingga Jum’at pagi (Hari H), saya masih galau karena suami pergi ke luar kota. Maunya saya ‘kan berdua datang atau minimal suami bisa mengantarkan saya pergi, seperti biasanya. Akhirnya saya hanya bisa bilang ke Satria bahwa ibu tidak janji datang, tapi akan ibu usahakan datang. Hikss.. dengan berat hati sih menyampaikan hal itu ke Satria. 🙁

Kamis malam di-BBM oleh Ummi Jabran, tapi saya baru jawab Jum’at siang. Ternyata Ummi Jabran menawarkan diri untuk menjemput saya sebelum Maghrib dan mengantarkan pulang sesudahnya. Alhamdulillah, akhirnya bisa menghadiri acara sekolah Satria!! 🙂 Setelah urusan Satria beres jam 15:00, saya menyempatkan diri untuk tidur siang. Setelah cukup, saya bersiap-siap jika sewaktu-waktu dijemput Ummi Jabran. Pas adzan Maghrib, Ummi Jabran datang menjemput, lalu kami menuju rumahnya. Sholat Maghrib disana sambil nunggu ayahnya Jabran pulang kerja, karena beliau juga akan hadir di acara sekolah.

20141024_192912Tepat waktu Isya’ kami tiba di sekolah, lalu ikut sholat Isya’ berjama’ah, kemudian dilanjutkan dengan acara pengajian Nailun Najah. Pengajian ini berisi motivasi untuk anak-anak kelas 6 yang sebentar lagi akan menempuh ujian kelulusan. Pengajian diisi oleh tim dari Pancaran Qolbu yang katanya sudah 14 tahun mengisi acara seperti ini. Pembicaranya adalah Mas Ipung. Acara malam itu dikemas dengan sedemikian rupa sehingga tidak membosankan apalagi bikin ngantuk. Oiya, acaranya dimulai setelah Isya’ dan selesai jam 10-an malam.

Inti dari acara tersebut adalah membangun komitmen antara orang tua dengan anak. Bahwa agar anak berhasil, maka harus ada komitmen bersama antara ortu dengan anak. Komitmen tersebut meliputi:

1. Sama-sama meluruskan niat.
2. Sama-sama membuka hati.
3. Sama-sama membuka pikiran.
4. Sama-sama fokus pada materi.
5. Sama-sama ikhlas dan sabar.

Di awal acara, anak diberi games, judulnya sih cerdas cermat hehehe.. Anak-anak diberi satu lembar kertas yang berisi beberapa instruksi. Hehehe.. hebohhhh, ketika anak-anak mulai mengerjakannya. Ada salah satu instruksi yang cukup menyentuh yaitu: carilah orang tuamu lalu peluk dan cium mereka sambil meminta maaf. Saya jadi sedih seandainya malam itu saya benar-benar tidak jadi hadir di acara tersebut. 🙁

Selanjutnya ada sesi dimana anak-anak diminta untuk jujur menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pembicara. Semua anak harus menutup mata sambil duduk tegak. Hanya boleh menjawab pertanyaan dengan mengangkat tangan. Dengan demikian otomatis teman-teman kanan kiri tidak tahu. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sempat saya catat dan cukup membuat merinding. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

1. Siapa yang masih berat melakukan sholat 5 waktu?
2. Siapa yang bisa membaca Al Qur’an tetapi malas?
3. Siapa yang masih malas belajar?
4. Siapa yang sudah pernah merokok?
5. Siapa yang sudah pernah minum minuman keras?
6. Siapa yang sudah pernah nontok film porno?
7. Siapa yang sudah pernah nontok film porno lewat HP?
8. Siapa yang sudah pernah nontok film porno lewat warnet?
9. Siapa yang sudah berpacaran?
10. Siapa yang punya teman bermain, tetapi teman tersebut sudah rusak?
11. Siapa yang masih suka menyepelekan bapak/ibu guru?
12. Siapa yang masih suka membantah ayah bunda?
13. Siapa yang mau belajar bertobat mulai sekarang?

Ternyata ada lho anak yang melakukan nomor 4-10 itu. 🙁 . Miris. Bahkan si pembicara menyampaikan juga bahwa anak SD pun ada yang sudah hamil. Makanya benar bahwa di acara tersebut memang seharusnya orang tua hadir mendampingi anak-anaknya. Setelah selesai pertanyaan-pertanyaan tentang kejujuran tersebut, lalu sesi berikutnya adalah anak disuruh menghampiri orang tua masing-masing dan minta maaf. Sedangkan orang tua tidak boleh memarahi anak-anaknya, meskipun mereka telah melakukan hal-hal dari nomor 1 hingga 12 tersebut diatas. Di sesi ini banyak yang menangis, ya ortu, ya anak…

Di akhir acara, pembicara dari Pancaran Qolbu memberikan satu bendel PR yang harus diisi oleh anak dan orang tuanya. Beberapa lembar pertama adalah yang harus diisi oleh anak, berupa komitmen si anak. Dan lembar terakhir adalah yang harus diisi oleh orang tua. Inti dari PR ini adalah anak bisa menuliskan apa yang ingin dicapai serta bagaimana cara mencapainya dan merencanakan membangun komitmen antara orang tua dan anak.

Ada beberapa poin penting yang sempat saya catat, antara lain sebagai berikut:

1. Belajar itu ada 3 waktu, yaitu: (1) setelah sholat Subuh kurang lebih 30 menit, (2) selama di sekolah, dan (3) pada waktu malam hari.

2. Belajar pada waktu malam hari sebaiknya dilakukan setelah sholat Maghrib dan Isya’ dilunasi. Belajar pun tidak perlu lama-lama, cukup 1 jam saja.

3. Ortu memaksa anak untuk belajar itu keliru.

4. Jika pamit kepada orang tua, sebaiknya cium tangan dan cium pipi juga.

5. Tidak ada yang bodoh, tapi yang malas banyak 🙂

Demikian sedikit oleh-oleh dari pengajian Nailun Najah di sekolah anak saya pada malam 1 Muharram 1436 H. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *