Beberapa waktu yang lalu saya pernah nulis ini di Facebook:
Saya pernah punya nomor HP yang menurut saya cukup cantik yaitu 0856 4338 7998. Namun akhirnya nomor tersebut saya biarkan mati, cukup pake satu nomor saja untuk segala macam urusan. Ternyata, nomor tersebut tidak berarti mati sepenuhnya, sodara-sodara! Nomor tersebut kini dipake orang lain dan nomor tersebut aktif. Aneh yaa.. Apakah providernya “ngopeni” nomor-nomor terlantar lantas dijual lagi? Saya tidak pernah tahu dan bukan urusan saya.
.
Pesen saya, kepada temen-temen yang masih menyimpan nomor lama saya tersebut, silakan dihapus saja atau diganti nama yaa jika Anda merasa kenal dengan the new owner.
.
Nomor HP saya hanya ada satu dan tidak pernah berubah sejak 2001 yaitu 081 5685 2076, tidak cantik tapi menghidupi saya hehehe….
Awal mula saya nulis itu adalah karena ada teman (Okta Berliana) yang masih simpan nomor 7998 tersebut dengan nama kontak adalah saya. Namun, ketika dia kirim WA ke nomor tersebut, ternyata foto profilnya seorang laki-laki yang tidak dikenal dan statusnya pun berbahasa Jawa.
Dari kasus tersebut saya kepikiran wahhh jangan-jangan teman-teman saya yang lain menghubungi saya juga masih ke nomor tersebut. Artinya, salah alamat donkkkk..
Dari kasus tersebut juga saya jadi tahu bahwa ternyata nomor-nomor lama yang sudah tidak pada dipake oleh si empunya dan lantas dianggap mati itu, ternyata beberapa bulan kemudian di-“recycle” oleh pihak provider penyedia nomor-nomor HP tersebut. Tadinya pun saya pikir hanya terjadi di Indosat (nomor lama saya adalah IM3 dari Indosat), namun ternyata itu terjadi di semua provider. Ada yang 6 bulan kemudian bisa diaktifkan lagi, entah kalo yang lain.
Kalau dipikir-pikir, mustinya pihak provider bisa donk ya mengeluarkan nomor-nomor baru daripada mendaur ulang nomor-nomor yang sudah kami anggap “mati”. Lagian probabilitas membolak-balik angka itu ‘kan besar. Tapi, saya dengar dari teman yang lain bahwa katanya ada keterbatasan pengeluaran nomor-nomor di pihak provider. Kata Kang Kombor: “Nomer tidak aktif dijual lagi oleh provider karena nomer itu merupakan resources yg terbatas.“
Baiklahhh.. mungkin memang demikian kebijakan yang ada ya.. Cumaaa… ‘kan kasihan itu yang tahunya beli nomor perdana namun ternyata itu nomor daur ulang. Ini ada beberapa cerita dari teman:
Camellia Windhie Hapsar: “Punya prospek lama juga berganti pemilik, kebetulan synron dg sosmed jadi nama pemilik baru pun muncul di wa dan line. Kan serem.“
Iwin Nawantiana: “Pengalaman kemarin anak saya lama ga pake no in**sat nya. Ini mau diaktivkan lagi datang ke kantor in**sat. Kata mereka udah ga bisa. Karena terlalu lama.. jadi trus di pakai kan ke orang lain (jadi maksud nya nomor itu trus dijual lagi sebagai nomor baru ya mbak).“
Ani Hartini: “Nomer hp suami saya yang lama juga aktif lagi, dan yang make sekarang anak ABG alayy x_x saya masih simpen, pas lihat di wa kok muncul kontak lama suami saya .”
Devy Intan: “Ku beliin nomer baru tapi tiba-tiba sudah ada line nya…dan tiap ada promo dari matahari pasti di sms atas nama oramg lain….“
Christina Yulianti: “Aku pernah ditelpon orang diunek-unekne jare aku pencuri, karena nomor yang aku pake itu nomor curian. Aku padahal tuku resmi neng esia waktu itu.“
Dan masih banyak lagi cerita-cerita yang lain..
Tapi kalo lagi beruntung, bisa saja lho nomor daur ulangnya kebeli oleh kita sendiri, seperti pengalaman mba Lutfi ini: “Nomer-nomer cantik itu setelah beberapa tahun mati dijual lagi mbak. Kemarin pas mau ngurus nomer lamaku harus beli lagi soalnya.“
Demikian sharing tentang nomor lama aktif kembali alias didaur ulang, semoga bermanfaat ๐
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Nomor saya kenapa di daurulang
@Adha:
Kenapa ya? Hehe.. itu wewenangnya pihak provider untuk menjawab.