Lompat ke konten
Home » Parenting » Hizbul Wathan Membentuk Karakter Saya

Hizbul Wathan Membentuk Karakter Saya

  • oleh

Hari Minggu 5 Agustus 2018 Satria mendapat undangan khusus dari almamaternya, SMP Muhammadiyah 2 Depok (Muhadesta), dalam acara pengajian Ahad Pagi. Saya sebagai orang tuanya juga diminta mendampingi.

Jam 5:30 pagi saya sudah siap untuk berangkat. Tinggal nunggu Satria. Bersyukur Dimas masih bobok sehingga tidak perlu ada drama di pagi hari.

Dalam memenuhi undangan ini sebenarnya Satria pengin pake seragam sekolah tetapi sayang seragam sekolah belum dibuat. Akhirnya Satria pake seragam Hizbul Wathan lengkap dengan segala atributnya, pun dilengkapi dengan sepatu PDH. Saya bilang: “Pakai kaos berkerah atau baju hem gapapa koq, yang penting rapi.” Tapi jawaban Satria di luar dugaan saya: “Bu, aku di sekolah itu dikenalnya karena HW.” Baiklah, ibu dukung deh kalo gitu 🙂 . Kebetulan memang di kelas 2 SMP Satria menjabat sebagai Ketua Dewan Hizbul Wathan. Lagipula Satria tampak lebih pede, gagah dan bangga memakai seragam HW.

Hizbul Wathan secara harfiah bermakna pembela tanah air. Hizbul Wathan adalah kelompok kepanduan yang berada di bawah naungan Muhammadiyah. Hizbul Wathan didirikan dengan asas Islam. Tujuan berdirinya adalah memasukkan ajaran Islam dalam undang-undang dan perjanjian Hizbul Wathan, memperdalam dan meresapkan jiwa Islam dalam latihan kepanduan, dan memajukan amal ibadah sehari-hari. (sumber: Republika)

Sampai di sekolah, alhamdulillah acara belum dimulai. Jadi kami tidak terlambat.

Ceritanya, di acara ini Satria akan menerima hadiah atas prestasinya sewaktu sekolah di Muhadesta. Prestasi tersebut adalah juara tanding Tapak Suci. Oiya kali ini yang diundang selain Satria ada juga Andika. Andika ini juara futsal. Pada kesempatan ini Ibu Kepala Sekolah, Diyah Puspitarini, ingin menunjukkan kepada para wali murid baru bahwa Muhadesta memiliki banyak prestasi.

hizbul wathan Setelah menerima hadiah dari Ibu Diyah, Satria diberi kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan. Jujur, baru kali ini saya melihat anak saya berbicara di depan audiens yang notabene seumuran ayah ibunya. Saya lumayan surprise sekaligus bangga karena ternyata Satria bisa berbicara dengan tenang dan jelas serta tegas. Anak remaja yang selama ini masih dianggap anak-anak itu ternyata benar memiliki jiwa kepemimpinan. Dalam kalimat-kalimat yang disampaikannya terselip: “Hizbul Wathan telah membentuk karakter saya, diantaranya menjadi lebih disiplin, dan itu menjadi bekal saya di sekolah sekarang (SMK Penerbangan AAG Adisutjipto) yang pendidikannya semi militer.”

Memang benar bahwa Hizbul Wathan telah membentuk karakter kepemimpinan Satria, jelas di dalam Hizbul Wathan ada pendidikan karakter. Bersyukur Satria terpilih menjadi Ketua Dewan Hizbul Wathan. Bersyukur juga saya karena Satria memilih ikut berorganisasi (IPM dan HW) bukan hanya murni sekolah. Pendidikan yang didapatkannya dari berorganisasi itu kelak juga  akan menjadikannya siap terjun ke masyarakat.

Sekarang pun, di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto, dengan antusias Satria berani mengajukan diri sebagai pengurus di organisasi kepramukaan. Mungkin juga nanti akan bergabung dengan organisasi-organisasi yang lain.