Lompat ke konten
Home » Parenting » Hansaplast Kompres Demam Pertolongan Pertama #GakPakeDrama

Hansaplast Kompres Demam Pertolongan Pertama #GakPakeDrama

  • oleh
hansaplast kompres demam

Hansaplast kompres demam pertolongan pertama #GakPakeDrama. Ini adalah satu hal penting yang wajib saya ketahui sebagai seorang ibu, apalagi saya masih memiliki anak usia balita. Mengapa demikian? Karena anak-anak di usia balita masih rentan terhadap gangguan kesehatan. Kalau saya bilang sih karena anak-anak sedang dalam masa membentuk imunitas tubuh. Nah, biasanya kalo anak-anak demam, seorang ibu menjadi panik. Belum lagi jika si anak tidak mau minum obat penurun panas. ibu pun menjadi semakin panik. Oleh karena itu, seringkali terjadi drama antara ibu dan anak pada saat tiba-tiba anak mengalami demam. Hikss… jujur aja, saya juga pernah mengalaminya. Penginnya sih, punya anak yang tidak pernah sakit, hehehe…

Saat Dimas Demam

Saya memiliki dua anak, laki-laki semua. Yang besar sudah duduk di bangku SMA kelas X, sedangkan adiknya saat ini masih berusia 2 tahun 5 bulan. Si kakak ketika masih balita pernah beberapa kali mengalami demam. Si adik juga pernah. Waktu anak pertama dulu, wajarlah kalo saya pernah panik saat anak demam. Ya, karena saya belum berpengalaman. Terhadap anak kedua ini, kadar panik saya sudah turun, tidak setinggi dulu waktu anak pertama. Satu, karena sudah punya pengalaman. Dua, karena saya mau belajar tentang penanganan demam.

Nah, hari Sabtu kemarin, pada saat kami bersiap-siap hendak berangkat ke pesta pernikahan kolega, tiba-tiba Dimas muntah-muntah. Semua keluar apa-apa yang dimakan dan diminum sebelumnya. Akhirnya kami membatalkan kepergian kami. Gak tega mengajak Dimas pergi jauh-jauh, pun tidak tega meninggalkannya di rumah. Untuk mengurangi kekecewaannya karena tidak jadi naik mobil jarak jauh, maka kami ajak Dimas naik mobil ke restoran seafood yang tidak terlalu jauh dari rumah. Ternyata di dalam mobil Dimas muntah lagi. Jadinya, tidak perlu berlama-lama di restoran, satu jam kemudian saya ajak pulang.

hansaplast kompres demam
Dimas dengan Hansaplast kompres demam edisi Disney Frozen (sebelum ganti baju karena muntah).

Semakin malam, baru deh terasa suhu tubuh Dimas meningkat. Tentu saja hal ini membuatnya gelisah dan menjadi agak susah tidur. Saya sudah mempersiapkan obat penurun panas yang berbentuk sirup. Selain itu saya juga menyediakan kompres demam. Ketika saya tunjukkan obat sirup penurun panas, Dimas langsung menolak, katanya,”No! No! No!”. Baiklah, sambil saya singkirkan obat tersebut. Kemudian saya buka kemasan kompres demam di depan Dimas, lagi-lagi menolak,”No! No! No!”. Tapi, saya enggak kehilangan akal dong. Kebetulan Dimas minta mimik susu, biasanya pake dot. Nah, saat dia ngedot itulah saya tempelkan kompres demam di dahinya. Taraaa! Alhamdulillah Dimas enggak protes sama sekali.

Setelah ditempel kompres demam, Dimas tampak lebih nyaman. Meskipun setelah itu sempat muntah sekali lagi. Setelah diganti baju, tampak lebih nyaman dan akhirnya tertidur hingga pagi hari. Bangun pagi, demamnya sudah hilang dan tidak muncul lagi. Juga sudah tidak mengalami muntah. Semakin siang, Dimas sudah ceria dan kembali bermain seperti biasanya 🙂

Mengenal Demam pada Anak

Sependek pengetahuan saya, demam merupakan hal yang sering dialami oleh anak-anak. Demam merupakan kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38 derajat Celcius untuk waktu minimal 24 jam. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil di dalam tubuh yang disebut dengan pirogen (zat pencetus panas) yang meningkat pada saat infeksi, radang, keganasan, alergi, teething, dan lain-lain.

Demam juga menandakan adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh. Demam umumnya terjadi sebagai reaksi dari sistem imun dalam melawan infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit penyebab penyakit. Selain penyakit, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya demam, yaitu paparan cuaca dan suhu panas yang berlebihan, serta reaksi setelah pemberian imunisasi pada anak. Nah, yang pernah Dimas alami adalah demam karena paparan cuaca sangat dingin di tempat neneknya dan demam setelah imunisasi DPT combo II. Dan satu kali yang paling parah adalah ketika menjelang kena diare akut pada bulan Desember 2018 yang lalu sehingga harus mondok di rumah sakit selama seminggu.

Image by Augusto Ordonez from Pixabay

Sedangkan awal mula demam yang dialaminya kemarin itu adalah karena sehari sebelumnya Dimas nempel terus pada ayahnya yang sedang mengalami demam juga. Bisa jadi karena masuk angin sehingga perutnya mual hingga mengalami muntah-muntah. Dan efeknya adalah suhu tubuhnya naik karena sistem imunnya sedang bekerja.

Jadi, demam itu bukan penyakit. Demam adalah gejala. Demam merupakan alarm bahwa telah terjadi sesuatu di dalam tubuh. Bisa dikatakan juga bahwa demam merupakan salah satu taktik sistem imun tubuh untuk menyerang balik penyebab infeksinya. Kalau ada infeksi, hampir pasti ada demam. Umumnya demam akibat infeksi ringan tak membahayakan jiwa. tidak membuat anak cacat. Kelak, ketika sistem imun anak sudah semakin canggih (pada usia SD), frekuensi demam pun akan berkurang.

Dari beberapa referensi yang saya baca, disebutkan bahwa tingginya demam tidak berarti penyakitnya semakin parah. Untuk itu, saat demam si anak musti dipantau terus suhunya dengan menggunakan thermometer. Dengan menggunakan thermometer maka suhu tubuh akan terukur dengan akurat, daripada hanya mengandalkan perabaan. Di rumah saya menyediakan thermometer digital, agar memudahkan saya dalam membacanya.

Penanganan Demam 

Ketika terjadi demam, anak-anak cenderung menjadi tidak bersemangat, bad mood, juga cenderung menolak obat ataupun kompres demam yang diberikan. Tentu saja ini membuat ibu menjadi tidak tenang dan panik. Belum lagi ditambah dengan si kecil rewel dan tidak tenang. Situasi dimana anak rewel ini yang membuat ibu menjadi makin sedih, tidak tenang dan bingung, ditambah lagi saat si kecil menolak dikasih obat ataupun kompres demam.

Kalau sudah begitu, pengalaman saya dulu nih, biasanya saya segera mencari tahu lewat internet atau artikel-artikel yang saya kumpulkan mengenai penanganan demam. Menurut saran para ahli, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menenangkan si kecil, antara lain:

  1. Tenangkan si kecil dengan sapaan lembut.
  2. Berikan sentuhan dan pelukan.
  3. Alihkan perhatiannya dengan bercerita atau menyanyi.

Nah, itu semua saya coba terapkan ke anak-anak saya. Juga saya terapkan saat Dimas demam kemarin. Lumayan berhasil sehingga bisa menenangkan hati dan pikiran saya 🙂 . Tapi kalau Dimas kemarin sambil nonton video Nussa dan Rara 😀 .

hansaplast kompres demam
Dimas dengan Hansaplast kompres demam edisi Disney Frozen (setelah ganti baju karena muntah).

Setelah itu, jika demamnya tinggi, saya usahakan untuk memberikan obat penurun panas atau kompres demam. Masalahnya sekarang anak saya, Dimas, sudah bisa menolak jika dikasih obat. (Sebagaimana saya ceritakan di awal tadi). Padahal dulu waktu usianya masih di bawah 1,5 tahun, gampang banget dikasih obat penurun demam. Tapi begitu menginjak usia 2 tahun, dia menolak dengan cara memalingkan wajahnya. Bersyukur saya sekarang karena ada alternatif lain yaitu dengan menggunakan kompres demam. Tentu saja ini cocok banget digunakan pada Dimas. Sehingga gak pake drama lagi untuk menurunkan demamnya.

Oiya, dari buku yang pernah saya baca, disebutkan bahwa penggunaan obat penurun panas atau kompres demam bukan bertujuan untuk menormalkan suhu tubuh, melainkan untuk sedikit menurunkan suhu serta membuat anak merasa lebih nyaman. Jadi, jika kondisi anak memburuk atau demam berlangsung hingga 72 jam, si kecil wajib dibawa ke dokter.

#GakPakeDrama dengan Hansaplast Cooling Fever

Menurut penelitian nih ya, tingkat kesadaran ibu terhadap penggunaan kompres demam adalah tinggi. Bahkan kompres demam dikategorikan sebagai “must use product” untuk membantu meredakan demam dan memberikan perasaan aman untuk ibu. Sementara itu, kompres demam yang beredar di masyarakat saat ini memiliki kemiripan antara satu dengan yang lain. Hal ini menjadikannya mudah digantikan dengan kompres tradisional.

hansaplast kompres demam

Oleh sebab itu, Hansaplast sebagai ahli produk pertolongan pertama tidak pernah berhenti berinovasi dalam memberikan produk pertolongan pertama yang tepat guna bagi masyarakat. Salah satunya adalah memproduksi kompres demam yang berbeda, unik, serta lain daripada yang lain. Produk tersebut adalah Hansaplast Cooling Fever dengan karakter favorit anak yaitu edisi Disney Frozen dan edisi Marvel Avengers. Hansaplast Cooling Fever Disney Frozen biasanya disukai anak-anak perempuan. Hansaplast Cooling Fever Marvel Avengers biasanya disukai anak-anak laki-laki. Tapi kemarin karena saya buru-buru, jadinya Dimas memakai yang edisi Disney Frozen 😀

Kedua karakter ini diharapkan bisa membantu mengalihkan perhatian anak dari rasa tidak nyaman karena demam dan dapat membuat anak merasa sedang “melawan” demamnya dengan karakter favoritnya. Selain itu, dengan bentuknya yang gel ramah kulit serta aroma menenangkan anak yaitu Peppermint dan Wintergreen Oil membuat anak merasa tidak sedang menggunakan obat. Jika perhatian anak teralihkan, maka kita dapat memberikan pertolongan pertama pada demam anak #GakPakeDrama.

hansaplast kompres demam

Nah, karena saya masih memiliki anak balita yang rentan mengalami demam, maka saya selalu menyediakan produk ini di kotak obat (P3K) di rumah. Selain itu saya juga selalu membawa Hansaplast Cooling Fever di dalam tas khusus yang biasa saya bawa saat jalan-jalan dengan Dimas. Sehingganya misalnya tiba-tiba Dimas demam saat berada di rumah neneknya atau dimana pun, saya sudah siap sedia dengan kompres demam.

O iya, mungkin ada yang bertanya beli Hansaplast Cooling Fever ini dimana sih? Mudah koq, produk ini bisa didapatkan di Shopee, Tokopedia, Lazada juga di toko obat modern seperti Guardian, Watson, Alfamart, Hypermart, dan lain-lain. Sedangkan untuk informasi lebih lanjut, Bunda bisa mengunjungi:

website: www.hansaplast.co.id atau
follow akun Instagram: @Hansaplast_ID
dan Facebook: @HansaplastID

Salam #GakPakeDrama,
Wiwin Pratiwanggini

Referensi:
– Q&A Smart Parents for Healthy Children
– Website Hansaplast