Lompat ke konten
Home » Ibu Bekerja » Ibu Bekerja Turun Jabatan, Apa yang Harus Dilakukan?

Ibu Bekerja Turun Jabatan, Apa yang Harus Dilakukan?

  • oleh
ibu bekerja turun jabatan

Apakah Anda para ibu bekerja pernah memimpikan berada di puncak karir? Duduk di kursi yang nyaman, dengan segala fasilitas yang terjamin, hingga gaji yang menggiurkan. Siapa yang tak tergoda dengan jabatan tinggi? Memang, untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Begitu pula saat mempertahankannya, tidak kalah sulit. Lalu bagaimana jika tiba-tiba harus mengalami nasib ibu bekerja turun jabatan, apa yang harus dilakukan?

Ibu Bekerja Turun Jabatan

Layaknya roda yang harus berputar, karier kita pun tak selamanya di atas. Apalagi di dalam dunia kerja dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, pun ditambah usia yang makin berumur. Bisa saja kita terkena demosi alias penurunan jabatan. Berbeda dengan promosi, tentu demosi merupakan hal yang paling dihindari setiap karyawan.

Apa itu demosi? Apa penyebabnya? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demosi adalah pemindahan jabatan ke jabatan yang lebih rendah. Penurunan jabatan ini mempengaruhi beberapa hal lainnya, seperti tanggung jawab, gaji, tunjangan, serta beberapa keuntungan lainnya. Penyebabnya antara lain:

  1. Dari sisi perusahaan: Perusahaan melakukan merger sehingga mengakibatkan terjadinya duplikasi jabatan. Oleh karenanya, pasti harus ada yang “dikorbankan” dengan cara penurunan jabatan.
  2. Dari sisi individual: Karyawan melakukan pelanggaran tingkat menengah, kinerja yang tidak memenuhi standar, atau karena tidak siap mengisi posisi yang diberikan.

Tentu faktor kedua bisa kita cegah. Dengan meningkatkan etos kerja dan pencapaian target-target yang telah ditentukan. Namun jika penyebabnya masalah merger alias penggabungan perusahaan, tentu agak sulit untuk kita hindari. Kecewa? Sudah pasti.

Akan tetapi, apakah kita harus lama-lama larut dalam rasa kecewa? Tentu tidak boleh, Memang di awal-awal pasti akan mengalami kesulitan. Tetapi yang perlu kita ketahui, keputusan demosi diambil setelah melalui proses yang panjang, dan melalui berbagai pertimbangan.

Perusahaan melakukan demosi pada seorang karyawan, artinya karyawan tersebut tidak dipecat atau di-PHK, tentu karena perusahaan mempertimbangkan  bahwa karyawan tersebut masih bisa dipertahankan. Dengan kata lain, perusahaan masih menaruh rasa percaya akan performa dan kinerja kita yang masih sangat dibutuhkan oleh perusahaan.

Bangkit dan Belajar

Sebagai ibu bekerja yang baik sebaiknya kita mengambil sisi positifnya. Bisa jadi, demosi adalah salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada diri kita dan mendorong kita ke arah yang lebih baik. Justru seharusnya kita bersyukur, karena perusahaan tidak memutuskan hubungan kerja secara sepihak.

Daripada larut dengan rasa kecewa, lebih baik kita mengesampingkan ego dan berbesar hati untuk menerima jabatan baru. Mulailah dengan semangat dan optimis. Ambil langkah inisiatif, jika memungkinkan lakukan lebih dari yang ditargetkan perusahaan. Tunjukkan kita belajar skill baru.

Mengalami demosi berarti tanggung jawab kerja kita sedikit berkurang, itu artinya berkurang juga tekanan yang kita dapat. Jadi manfaatkan hal ini untuk fokus mengembangkan keahlian baru yang perusahaan butuhkan, namun sedikit orang yang memilikinya. Tentunya hal ini akan menjadi nilai jual kita di masa depan. Iya, ‘kan?

Cara terbaik menanggapi demosi adalah dengan mengubah mindset ‘saya adalah korban’ menjadi ‘saya bisa berubah’. Dengan mengubah pola pikir tersebut, maka cara kerja kita tentunya juga akan berubah. Sehingga berdampak pada kinerja yang semakin baik.

Hal yang perlu kita hindari adalah mengekspresikan rasa kecewa secara berlebihan. Bahkan sampai membuat ‘drama’ di kantor. Hal ini akan memperkuat atau meyakinkan perusahaan bahwa keputusan demosi itu memang tepat. Karena kita bisa saja dianggap tidak matang secara personal. Jadi, kuasailah diri kita. Jika perlu, ambil cuti sejenak untuk menenangkan diri.

Peluang Baru

Banyak hal yang bisa kita lakukan jika terkena demosi. Tentu saja bukan dengan terpuruk, tetapi dengan bangkit dan mencari jalan keluar yang membuat kita seakan ‘hidup’ kembali. Berikut ini tips yang bisa diikuti dalam menanggapi keputusan demosi dari perusahaan.

1. Hargai perusahaan

Walaupun berat rasanya, kita harus tetap terkendali dan tenang. Karena sikap awal yang kita tunjukkan akan menjadi dukungan terkuat bagi diri kita sendiri. Ini juga merupakan sikap profesional kita. Jika masih mengganjal di hati, tidak ada salahnya minta penjelasan lebih spesifik untuk memuaskan hati. Kita juga jadi bisa introspeksi diri dari kesalahan, jika memang ada.

2. Support system

Cari dukungan dari teman, keluarga, ataupun career coach. Mereka tidak hanya memberikan dukungan secara emosional, tetapi juga akan memberikan perspektif yang lebih segar untuk kita. Hindari mencari dukungan dari rekan kerja, karena hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi rekan kerja.

3. Fokus jabatan baru

Ketika sudah bisa menerima, segera fokus pada jabatan baru tersebut. Minta input dari atasan, apa yamg dia harapkan dari kita pada jabatan baru tersebut. Bagaimanapun reaksi kita atas tanggung jawab yang baru akan menentukan masa depan karir kita.

Semakin cepat kita beradaptasi, semakin cepat kita belajar, semakin baik pula performa kita. Tidak menutup kemungkinan kinerja kita selanjutnya bisa menjadi lebih unggul dari yang lain, sehingga perusahaan akan membuka peluang baru yang lebih baik.

Bagi teman pembaca atau ibu-ibu bekerja yang pernah mengalami demosi (turun jabatan), boleh dong sharing di kolom komentar ya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *