Lompat ke konten
Home » Self Improvement » Pria Tetap Akan Seperti Anak Laki-laki

Pria Tetap Akan Seperti Anak Laki-laki

  • oleh
pria tetap anak laki-laki

Hari ini saya mendapatkan sebuah buku gratis dari seorang teman baik. Judul bukunya adalah What’s On A Man’s Mind? yang ditulis oleh Geoff Barker. Begitu buku sampai di tangan saya, kemudian saya buka secara random, tahukah Anda halaman apa yang terbuka pertama kali? Yaitu, halaman berjudul “Pria Tetap Akan Seperti Anak Laki-Laki”.

Mengarungi bahtera rumah tangga selama dua puluhan tahun, jangan dikira saya sudah memahami suami sepenuhnya. Sampai hari ini pun saya masih terus belajar. Nah, kenapa saya memilih buku ini sebagai buku gratis yang saya mau? Ya, sebagai pendamping saya untuk mengerti apa sih yang ada di dalam pikiran para pria.

Agar supaya saya tidak sendirian membaca bab “Pria Tetap Akan Seperti Anak Laki-Laki”, izinkan saya berbagi di sini. Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Pria Dewasa Tetaplah Anak Laki-Laki

Pada intinya, kebanyakan pria tak lebih dari anak laki-laki dalam tubuh pria dewasa. Bahkan pria dewasa yang pemarah seringkali sebenarnya hanya takut bahwa anak laki-laki 10 tahun dalam dirinya muncul ke luar. Seringkali pria hanya ingin dicintai, ditinggalkan sendiri, diajak bermain, dan diberi makan. Sebagian besar keputusan mereka didasarkan pada pertimbangan apakah mereka mendapatkan salah satu atau keempat kebutuhan dasar tersebut.

Seandainya pria lebih cerdas, kami tak perlu dada yang lebih besar. (Jaci Stephen)

Pria lebih menyukai kehidupan yang sederhana, terutama dari sisi emosional, dan untuk mencapainya mereka mengukur segala sesuatu berdasarkan “skala nilai kebutuhan” di otak mereka.

Sangat mudah bagi kita untuk mengetahui hal yang disukai pria atau apa yang menempati posisi tertinggi dalam sistem nilainya. Anda tinggal mengamati tindakannya. Perhatian, waktu, dan energinya akan terfokus pada apa yang menjadi prioritas tertingginya.

Pernahkah Anda melihat penggemar olahraga yang melewatkan tim kesayangannya bertanding untuk bersih-bersih rumah? Atau seorang perfeksionis yang meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai untuk berbelanja? Atau pria penggemar otomotif yang membiarkan mobil favoritnya dimakan karat? Atau pria dengan pacar baru yang memilih membatalkan kencan untuk menyelesaikan pekerjaan di kantornya?

Tindakannya Lebih Penting Daripada Perkataannya

Pria bisa melewatkan satu hari untuk melakukan sesuatu yang menurut Anda sama sekali tidak penting dan mengabaikan semua pekerjaan rumah tangga mendesak yang menurut Anda sangat penting. Hal yang menurut Anda penting mungkin menempati posisi rendah dalam daftar prioritasnya, sebagaimana apa yang menurutnya penting mungkin tidak begitu penting bagi Anda.

Ambillah sepasang suami istri yang pergi ke pusat perbelanjaan sebagai contoh. Pria mungkin akan langsung menuju bagian elektronik dan sepenuhnya mengabaikan antusiasme orang-orang yang mengerubungi obralan pakaian wanita. Dan mungkin Anda akan berkeliling mengusir kebosanan saat ia masuk ke toko elektronik untuk melihat-lihat gadget atau berkutat di sudut bisnis atau olahraga di toko buku.

Sisi positif jika kita menyadari bahwa kita semua mempunyai sistem nilai berbeda adalah kini Anda mengetahui cara-cara baru yang menunjukkan bahwa pasangan Anda memedulikan Anda, yang sebelumnya sama sekali tidak Anda sadari. Sebagai contoh, dia akan bekerja membanting tulang untuk keluarganya karena prioritasnya adalah mencari nafkah bagi mereka.

Anda mungkin merasa bahwa dia tidak melewatkan cukup banyak waktu bersama Anda, tapi baginya yang ia lakukan itu adalah ungkapan cinta dengan mengorbankan kesenangan dan waktunya untuk sesuatu yang menurutnya demi kebaikan yang lebih besar (jaminan finansial mada depan bagi keluarganya).

Karena pria menjalani hidup sesuai dengan apa yang penting bagi mereka. Hal itu merupakan cara terbaik untuk mengetahui apa yang sebenarnya ada dalam pikiran mereka. Jika pria bermalas-malasan di rumah dan terpaku di depan TV, itulah prioritasnya. Tetapi, Anda boleh bertaruh bahwa jika temannya datang dengan tiket untuk menyaksikan sebuah pertandingan bola misalnya, prioritas tadi turun ke posisi kedua.

Oleh karena itu, mempelajari bagaimana cara membaca nilai-nilai yang dianut pria akan memberi Anda kesempatan untuk mengetahui kedudukan Anda dalam hidupnya. Mengetahui sistem nilainya adalah senjata paling ampuh bagi Anda untuk mengetahui secara persis kedudukan Anda dalam kehidupannya saat itu.

Obrolan Pria: Membuatnya Melakukan Apa yang Anda Inginkan

Jika Anda tahu nilai seseorang, Anda bisa membuatnya melakukan apa yang Anda inginkan.

Entah bos, pacar, atau sahabat Anda, alat ini bekerja di setiap bidang dari menjalin hubungan yang lebih berkualitas sampai memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Bayangkan ini: Anda telah meminta suami Anda untuk memperbaiki keran yang bocor selama berminggu-minggu. Dia selalu sibuk atau mengatakan, “Ya, Sayang.” tapi tidak pernah benar-benar melakukannya. Dalam skala nilainya, posisi keran bocor nyaris setara dengan memilih pakaian dalam yang cocok. Jadi, alih-alih mengomel, kenapa Anda tidak menghubungkan hal itu dengan sesuatu yang ia pahami?

Misalnya, “Sayang, kemarin kamu bilang akan memperbaiki keran bocor di tempat cuci piring di dapur ‘kan? Nah, pertandingan yang kamu tunggu-tunggu besok akan disiarkan langsung dan aku ingin membuat cemilan untuk teman-temanmu sehingga kalian bisa lebih menikmati pertandingan  itu. Jika kamu membantuku memperbaiki keran itu sekarang, aku bisa mulai mempersiapkan cemilannya sehingga aku tidak perlu mengganggumu di tengah-tengah pertandingan jika kerannya rusak.”

Bingo! Tiba-tiba tempat cuci piring mempunyai prioritas yang sesuai dengan nilainya: memperoleh makanan dan tidak diganggu saat menyaksikan pertandingan.

Contoh lain: Istri saya, yang sangat terlatih dalam metode SNK, menginginkan saya untuk membeli baju baru, sesuatu yang sangat saya benci.

Maka, ia mengatakan hal berikut ini: “Temanku Caelia melihatmu memakai baju yang kubenci itu dan bertanya apakah berat badanmu bertambah. Besok kita berdua akan pergi ke pesta, dan kamu pasti tidak mau terlihat tua dan gemuk di hadapan wanita-wanita muda yang cantik di acara itu. Jadi, besok kita cari baju yang lebih bagus dan sekalian jalan kita nanti mampir ke toko komputer untuk melihat barang-barang baru di sana.”

Tiba-tiba saya tidak sabar lagi untuk membeli baju baru.

Nilai 1: Ego saya sebagai pria.

Nilai 2: Keinginan saya untuk tampak atletis di mata orang lain.

Nilai 3: Keinginan saya untuk tetap tampil menarik, terutama di hadapan wanita-wanita muda.

Nilai 4: Keinginan saya untuk secara umum terlihat lebih muda.

Nilai 5: Keinginan saya untuk tampil rapi di pesta yang mewah.

Nilai 6: Kesukaan saya pada komputer.

Nilai 7: Kesukaan saya melakukan dua hal secara bersamaan.

Nilai 8: Dan terakhir, keinginan saya untuk akhirnya menyenangkan istri saya.

Delapan alasan versus satu alasan bahwa “saya tidak suka berbelanja”. Mudah, kan!

Setiap saat pengiklan memanfaatkan teknik “nilai” ini dengan mengatakan bahwa Anda akan terlihat tua dan kuper di mata lawan jenis Anda jika tidak menggunakan produk mereka atau Anda tampak lebih menawan, bergairah, dan seksi dengan produk mereka.

Coba Anda membayangkan tingkat kesuksesan sebuah kampanye iklan jika iklan itu menyemprot Anda dengan cara seperti ini: “Astaga, bukankah sudah ribuan kali kukatakan kepadamu agar kamu memakai detergen Super Lux? Kamu tak pernah mendengarkan aku. Dasar tidak berguna, aku tidak peduli lagi denganmu, Nona!”

Wanita itu jago manipulasi, jadi saya selalu terkejut ketika mereka melupakan betapa mudahnya menyesuaikan diri dengan sistem nilai pria yang cukup sederhana.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai, mulailah berlatih dengan seorang pria sekarang juga!

Jangan Berharap Menjadi Nomor Satu

Jika Anda meminta pasangan Anda untuk melakukan sesuatu dengan asumsi Anda dan nilai-nilai Anda merupakan prioritas tertinggi baginya, saya khawatir Anda akan terkaget-kaget. Dia dan nilai-nilainya merupakan prioritas utamanya dan akan selalu seperti itu. Dalam daftarnya Anda mungkin berada di bawah mobil, sepakbola, pekerjaan, atau hobi, namun itu tak jadi soal karena kenyataannya dia juga bukan prioritas nomor satu Anda.

Jika dia prioritas nomor satu, Anda pasti tahu bahwa memperbaiki keran adalah pekerjaan yang sangat menjengkelkan baginya dan Anda pasti akan menyuruh orang lain untuk memperbaikinya sehingga Anda tidak perlu mengganggu kesenangannya saat menonton TV.

Menempatkan pria sebagai prioritas nomor satu berarti Anda menjadikannya superior dan membuat Anda merasa inferior. Hal tersebut pada akhirnya akan membuat Anda diperlakukan layaknya seorang karyawan. Padahal tidak selalu karyawan favoritnya.

Biarkan dia memiliki daftar nilai dan Anda juga punya daftar nilai sendiri, namun cobalah belajar untuk memanipulasi daftar itu agar tujuan Anda tercapai. Ingatlah bahwa jika Anda menempati posisi yang sangat rendah dalam daftar nilainya, sejajar dengan “membuang sampah”, itu artinya hubungan Anda jauh lebih baik.

Dia mungkin tidak memprioritaskan kebahagiaan Anda saat meninggalkan rumah dalam kondisi berantakan, tetapi bisa dipastikan ia akan memprioritaskan kebahagiaannya jika Anda hendak meninggalkannya dan dia harus melakukan semuanya sendirian.

Biasanya pria mengatakan, “Kamu cocok dengan nilaiku”, hanya karena ia tahu ia dapat memanfaatkan Anda tanpa harus menanggung konsekuensinya.

Kesimpulan

  • Perhatikan apa yang dia bicarakan dan lakukan sepanjang waktu. Itulah hal yang dia senangi. Temukan posisi Anda dalam daftar nilainya.
  • Ingatlah bahwa Anda tidak akan menjadi prioritas Nomor Satu, tapi seharusnya Anda juga tidak berada di posisi ke-10.
  • Jangan berharap ia dapat memahami nilai-nilai Anda kecuali Anda mengungkapkannya dengan cara-cara yang dapat ia pahami.
  • Jangan berharap Anda bisa memahami nilai-nilainya, tapi mengetahui cara memanfaatkan hal itu demi kepentingan Anda akan membantu Anda memanipulasinya.
  • Ingatlah bahwa semakin rendah posisi Anda dalam daftar nilainya, semakin kecil peluang ia memikirkan Anda dan semakin mudah baginya untuk merendahkan Anda hingga ia bisa menginjak-injak Anda.
  • INGAT: Bagaimana Anda menghargai diri sendiri akan berdampak besar pada caranya menghargai Anda.

12 tanggapan pada “Pria Tetap Akan Seperti Anak Laki-laki”

  1. Yang dimaksud seperti anak laki-laki itu apa karena cara berpikirnya lebih simple daripada perempuan? Atau karena masih ingin dimanja istri?
    Makasih banyak tipsnya yaa ternyata gitu cara minta tolong yang efektif.

  2. Saya mesem-mesem membaca ulasan ini, Mbak. Adik laki-laki saya membiarkan istrinya ke laundry sendiri karena tidak mau diganggu nonton bola. Saya juga kalau lagi ada pertandingan bulutangkis, tidak mau diganggu hal lain, termasuk menulis break dulu hahaha. Tapi selalu ada trik jitu untuk mengatasinya ya. Misal contoh nonton pertandingan sepak bola dan keran air hehehe.

  3. Jadi dapat gambaran tentang dunia kaum Adam, terlebih ini dilihat dari sudut pandang nya. Walau sudah dewasa, seorang pria tetaplah ada sisi sebagai anak laki-laki ya.

  4. Saya sendiri merasakan masih sebagai anak laki-laki, apalagi di depan ibu. padahal umur sudah memasuki 40. Tetapi ya begitulah, orang tua memang masih memandang kita sebagai anak laki-lakinya dan men-treatment-nya seperti layaknya anak laki-laki, dan kadang kala perasaan itu terbawa juga ke rumah, di hadapan istri kita.. hehe

  5. Aku berpikir saat membaca judulnya, maka saya akan dihadapkan pada cerita betapa manjanya seorang pria kepada pasangan, Tapi kemudian berpkir bahwa benar juga. Anak laki-laki itu kalau sudah melakukan hal-hal yang dia sukai, maka yang lain akan terabaikan.

  6. Setuju bahwa banyak pria yang masih mempertahankan sisi kekanak-kanakannya. Namun, Setiap individu, baik pria maupun wanita, memiliki kompleksitas dan keunikan masing-masing. Kedewasaan bukanlah soal usia, melainkan tentang tanggung jawab dan kematangan emosional yang terus berkembang.

  7. wkwkwk, jadi senyum-senyum sendiri baca reviewnya, jadi ingin membaca bukunya juga.
    Apa yang disampaikan benar lo, tetapi sebetulnya tidak hanya berlaku untuk pria. Dengan mengubah cara penyampaian untuk mendapatkan keinginan ini sebetulnya bisa diterapkan ke siapa saja

  8. Ka Wiwin, ijin tanyaa..
    Hihihi, karena aku sambil catetin point-pointnya nih.. agar komunikasi aku sama pasangan lancar kan kudu match yaa.. Memahami kebutuhan dasar pria dan kebutuhan aku sebagai seorang wanita.

    Kalimat ini, “Seringkali pria hanya ingin dicintai, ditinggalkan sendiri, diajak bermain, dan diberi makan.”

    Pas bagian ~ditinggalkan sendiri, itu maksudnya mereka ingin diberi ruang atau privacy-kah?

    Haturnuhun.
    Ini artikelnya bikin aku deep thinking. Kadang kalau lihat kasus perselingkuhan tuh bikin kita, para wanita ini mikir kan yaa.. “Apa yang kurang siih.. dari pasangan sebelumnya?”

    Apakah ada kebutuhan dasar mereka yang ga terpenuhi sehingga menjadi one big reason untuk mengkhianati yang namanya “komitmen”?

    1. @lendyagassi:
      Pas bagian ~ditinggalkan sendiri, itu maksudnya mereka ingin diberi ruang atau privacy-kah? <<=== Iya, benar.
      Apakah ada kebutuhan dasar mereka yang ga terpenuhi sehingga menjadi one big reason untuk mengkhianati yang namanya “komitmen”? <<=== Bisa jadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *