Jam 10 pagi tadi aku terima telpon. Tiba-tiba orang yg nelpon bilang gini (suaranya persis banget dengan suara suamiku bila sedang menahan sakit/luka): “Bu, aku kecelakaan, aku nabrak 2 anak mati semua. Kamu punya uang berapa ? Soalnya keluarga korban dalam waktu 30 menit minta uang Rp 30 juta.”
Wait !!! Jelas shock aku !! Perbincangan selanjutnya sbb:
Wiwin: “Haaa…!!! Kecelakaan ??? Dimana ?? Yg ditabrak mati ?? Terus Satria gimana ?”
Penelpon 1: “Di bunderan UGM. Satria kutitipkan temanku yg polisi, yg sekarang nolongin aku. Wis to,.. nanti aja ceritanya, tolong ibu siap2 aja duitnya. Ini temenku yg polisi biar bicara sama kamu, dan ikuti aja petunjuknya ya !”
Penelpon 2: “Bu, supaya suami ibu aman, tolong ikuti saran-saran saya ya ?”
Wiwin: “Apa yang harus saya lakukan ?”
Penelpon 2: “Utk sementara ini ibu jangan terima telpon dari siapapun, bahkan nomor suami ibu, karena yg tertabrak dan mati tadi adalah anak-anak tentara. Nomor suami dan nomor ibu nanti akan terlacak kalo sampai terjadi komunikasi. Jadi jangan terima telpon dari siapapun”.
Wiwin: “OK. Lalu apa lagi ?”
Penelpon 2: “Ibu akan ambil uang dimana ?”
Wiwin: “Bank Mandiri XXXXX”
Penelpon 2: “Tolong ibu segera berangkat ya. Gak usah minta antar siapa2 karena suami saya sudah saya kondisikan tidak punya keluarga atau saudara, sudah saya akukan sebagai saudara saya. Dalam waktu berapa menit ibu meninggalkan kantor ?”
Wiwin: (*sambil setengah marah karena emosi dan shock*) “Pak, saya ini gak bisa kemana-mana, gak ada yg bisa nganterin saya, temen2 disini pada pergi melayat semua. Kalo pun saya naik taxi, tidak cukup waktu 30 menit taksinya tiba di kantor saya !”
Penelpon 2: “OK OK, tapi kira2 berapa lama lagi ibu meninggalkan kantor utk ke bank ?”
Wiwin: (*saking sudah panikku*) “Ya udah.. 10 menit lagi !”
Klek !! Telpon langsung aku tutup.
Itu sebagian pembicaraan lewat telpon yang aku terima tadi pagi. Panik deh gue karena “suami menabrak 2 anak dan mati semua !!”. Langsung kepikiran pinjam uang kantor dulu. Setelah itu aku langsung minta tolong teman kantor untuk antar aku ke terminal. Sampai disana aku sempat ragu antara naik taksi atau jalan kaki karena sebenarnya tidak begitu jauh. Tiba2 muncul Kobutri, langsung aja aku naik kendaraan tersebut dan turun di depan Bank Mandiri. Sampai di Bank Mandiri aku masuk ke ATM untuk mentransfer sejumlah dana ke rekeningku supaya mencukupi 30-40 juta. Sekali berhasil tertransfer Rp 6,5 juta. Kemudian aku ganti kartu ATM, anehnya PIN yg kumasukkan ditolak terus oleh mesin, padahal udah bener lho yang kumasukkan. Akhirnya gak aku teruskan, aku pasrah dengan sejumlah uang yang ada di rekeningku sekarang.
Setelah itu aku langsung ngantri di teller, tapi anehnya aku gak ngisi form penarikan uang. Aku cuma mikir, “Biar ajalah uangnya gak sejumlah yang diminta, yang penting aku sudah menunjukkan itikad baik”. Beberapa menit aku berdiri diantara antrian HPku berdering terus, ada beberapa yang telpon tapi tidak kuangkat dan SMS pun tidak kubaca, karena aku mengikuti perintah si penelepon. Tapi karena diantara penelpon tersebut ada nomor HP suamiku, aku jadi mulai terbuka pikiran karena ini pasti ada hal penting banget. Langsung aku keluar dari antrian. Aku kepikiran utk pinjam HP orang lain untuk menelpon suamiku. Aku menuju ke tukang parkir yang sudah aku kenal dengan baik. Aku pinjam HPnya utk telpon suamiku tapi sayang pulsanya habis ! Terus dia SMS ke suamiku supaya ngebel balik. Abis itu si tukang parkir ke kios sebelah bank untuk beli pulsa (kayaknya dia ngerasa bahwa aku bener-bener butuh bantuannya). Beberapa saat aku berdiri diantara motor parkir karena menunggu si tukang parkir, tiba-tiba 2 teman kantorku datang. Aku langsung nangis, aku bilang kalo suamiku kecelakaan dan nabrak 2 anak kecil sampai tewas !!! Kontan temanku yang satunya menyadarkan aku: “Istighfar, Win !!! Kamu kena ‘gendam’ !! Kamu ditipu orang yang nelpon di kantor tadi !”.
Setelah itu aku duduk di teras bank bersama mereka. Dan sebenarnya aku sadar sepenuhnya. Hanya saja yang membuat aku terpengaruh oleh omongan si penelpon adalah karena aku SHOCK ! Bagaimana tidak shock jika aku dikabari seperti itu ??? Dan anehnya orang yg menelponku tersebut suaranya persis banget dengan suara suamiku. Cara dia ngomong pun persis banget. Sampai-sampai 2 orang temanku yang sempat memperhatikan aku terima telpon, menyangka bahwa aku sedang berbicara dengan suamiku. Aku pun mengira demikian !!! Masyaallah… !!! Ternyata itu hanya orang penipu yang meniru suara suamiku ! Dan satunya lagi penipu yang mengaku sebagai polisi yang menolong suami dan anakku !!! Ya Allah…..
Akhirnya aku minta diantar pulang oleh temanku. Aku pengin memastikan bahwa suami dan anakku bener-bener baik-baik aja di rumah ! Karena kami sudah punya rencana jam 10:30 suamiku akan menjemputku ke kantor kemudian ngedrop aku LC Meeting di Oriflame Yogyakarta. Dan begitu sampai rumah.. ya Allah… lha wong suamiku sedang beres2 rumah petak kami, dan Satria sedang tidur dengan nyenyaknya !!
Huh… rasanya gemes banget aku sama si penipu tersebut. Sejak aku di bank hingga aku di rumah, sepertinya si penipu ngebel ke HPku terus (dia menyembunyikan nomor HPnya sehingga yg muncul hanya ‘withheld’), tapi aku gak ngangkat karena si penipu udah pesan “jangan angkat kalo ada telpon dari siapapun”. Tapi begitu sampai di rumah dan si penipu menelpon, kuminta suamiku yang jawab, eh begitu dengar suara laki-laki telponnya langsung ditutup dan sampai saat ini si penipu tidak ngebel2 lagi ke HPku.
Ya Allah… kenapa saya juga mengalami hal semacam ini ?? Anehnya di awal saya dibuat shock dulu !
Aku sangat berterimakasih sama temen2 kantorku yang care banget sama aku dan segera bertindak untuk menolongku. Dan alhamdulillah semua belum terlambat. Insyaallah ketika itu kesadaranku masih ada, sehingga masih ada hal-hal yang bisa menggagalkan rencana penipu tersebut. Dan terimakasih kepada-Mu ya Allah.. Engkau masih melindungi saya, sehingga saya masih baik-baik saja dan yang jelas uang kantor tidak jadi hilang percuma ! Engkau buat ATM tidak mengenali PIN yang saya masukkan padahal PIN itu benar2 tidak salah. Engkau buka pikiran saya untuk ngecek suami dan anak di rumah, walau belum sempat saya lakukan. Engkau beri saya jalan untuk pinjam HP ke tukang parkir.
Aku masih belum bisa flashback, apa yang membuat ini bisa menimpaku. Tapi setidak-tidaknya Allah menunjukkan ke aku bahwa seperti ini lho salah satu contoh dan cara penipuan lewat telpon yang ujung2nya minta uang.
Ke depannya aku harus lebih hati-hati ketika terima telpon dari siapa pun baik melalui telpon kantor maupun HP. Ke depannya insyaallah tidak mudah panik ketika menerima berita seburuk apa pun. Berusaha tetap gunakan logika dan pikiran, tidak terpengaruh secara emosi.
Memiliki nama lengkap Wiwin Pratiwanggini. Berprofesi sebagai ibu bekerja full-time, ibu rumah tangga (1 suami + 2 anak laki-laki), dan freelance blogger. Baginya blog adalah media menulis untuk bahagia (work-life balance). Blog ini juga terbuka untuk penawaran kerjasama. Pemilik blog bisa dihubungi melalui email atau WhatsApp. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini.
Win, wah sama aja kasusnya kayak iparku. Pokoknya pertama JANGAN PANIK. Langsung hubungi HP org yang disebut oelh oknum tersebut, kalo dia ngaku jadi suami kiat ya tlp suami kita, setelah itu telepon keluarga terdekat. Kasus iaprku lebih parah beritanya. Istrinya kecelakaan di Tol, sebelumnya istrinya di hub. sama oknum tsbt di ancam jgn nyalakan HP dan terima tlp di HP lagi ada pelacakan gembong narkoba dia ngaku dari kepolisian, dengan polosnya si istri iparku mematikan HP nya, kontan lah pas suaminya dapet kabar dari oknum tersebut kalau istrinya sudah sekarat panik bercampur sedih kami sekeluarga waktu itu sudah tangis2an , pas delala nya suamiku langsung bil coba tlp istrimu, pas di tlp gak aktiflah Hpnya wong dimatikan sama dia setelah mendapatkan tlp perintah dari oknum tsb. untungnya kakaknya itrinya iparku tlp ke kantor istrinya waaaaa alhamdulilah di bilangin sama operator lagi sholat dzuhur, cepet banget mereka geraknya. kita semua udah ngumpulin duit 50juta wajtu itu . alhamdulilah belum sempat ketransfer ( katanya si oknum karena istrinya sekarat jadi membutuhakan alat bantu untuk memperpanjang nyawanya / pernafasannya )
Alhamdulilah pelajaran untuk kita semua, jaman makin kacau, penganguran semakim menjadi, org pun menghalal kan segala cara untuk mendapatkan uang dengan cepat, hanya bermodalkan pulsa telepon saja mereka sudah bisa beraksi.
Syukur lah win kamu masih cukup berfikir dgn sadar, tidak terbawa dgn rasa panik.
memang penipuan menggunakan fasilitas komunikasi semakin marak dan upaya dari aparat untuk melakukan penyelidikan sepertinya kurang optimal. lalu apa gunanya registrasi sim card?