Jurus Jitu Memaksimalkan Pendapatan Iklan

pendapatan iklan

“Jurus Jitu Memaksimalkan Pendapatan Iklan” adalah judul sharing dari ProPS yang diadakan di Kunena Eatery Yogyakarta, kerjasama antara ProPS dengan Komunitas Emak-emak Blogger (KEB) dalam kegiatan KEBelajar. Karena KEB, otomatis pesertanya perempuan semua. Meskipun komunitas emak-emak, tapi yang masih single juga boleh gabung koq… Dari KEB dihadiri oleh Mak Sumarti Saelan (Ketua) dan Mak Indah Juli Sibarani. Sedangkan dari ProPS diwakili oleh Ilona Juwita selaku CEO.

memaksimalkan pendapatan iklan

Apa sih ProPS? ProPS adalah brand name dari PT Promedia Punggawa Satu yang berkantor di BSD City Tangerang. ProPS merupakan google channel partner yang difasilitasi oleh Google untuk membantu publisher (yang memiliki website) meningkatkan pendapatannya dari memasangkan iklan di websitenya. Karena ibaratnya ProPS adalah reseller Google, maka ProPS diberikan akses langsung untuk bisa menanyakan masalah yang biasanya terjadi ada di adSense seperti akun diblok, dan lain-lain. Terlepas dari itu, ProPS juga diberikan akun Ad Exchange untuk membantu publisher meningkatkan pendapatannya dari bekerja sama dengan ProPS. Nah yang ingin ditawarkan oleh ProPS ini adalah Google Ad Exchange (adX). AdX ini bisa disebut premiumnya dari AdSense.

Jadi intinya bahwa ProPS membantu menghubungkan blogger dengan Google Ad secara resmi (legal).

Dalam kesempatan kali ini Ilona Juwita dari ProPS menyampaikan 4 (empat) hal penting kepada para peserta KEBelajar sehubungan dengan memaksimalkan pendapatan iklan, yaitu:

  1. Monetisasi ala blogger
  2. Masalah utama terkait monetisasi iklan
  3. Optimalisasi platform monetisasi
  4. Peluang besar ke depan

Yukkk.. kita kupas satu per satu..

1. Monetisasi ala Blogger

Sudah banyak blogger yang memanfaatkan blognya untuk mendulang rupiah hingga dollar. Saya sih saat ini masih mendulang rupiah recehan karena belum banyak cash yang saya dapatkan dari ngeblog. Tapi saya yakin kalo saya tekuni, sedikit-sedikit akan jadi bukit juga.. Aamiin…

Nah, dalam kesempatan ini Ilona Juwita menyampaikan bahwa monetisasi blog yang biasa dilakukan oleh para blogger antara lain:

  1. Content marketing (article production, video production, sponsored post, underwritten post)
  2. Social influencer (endorser lewat social media post, speaker, consultant, trainer)
  3. Affiliate link (menempatkan link affiliasi produk pada blog dimana komisi didapatkan setelah terjadi pembelian)
  4. Iklan (ad placement)
  5. Berjualan produk digital (ebook, online course, image, video, dan lain-lain)
  6. Membership (forum, online community)
  7. Email marketing

Saya pribadi baru melakukan poin 1 dan 2. Sebenarnya saya punya peluang besar untuk poin 3 bahkan sudah punya beberapa akun affiliate, tapi belum saya jalankan. Sayang yaa.. (Iya sihhh..).

Dari ke-7 cara monetisasi blog itu, ProPS hanya fokus pada poin 4 yaitu monetisasi blog melalui iklan (ad placement). Penempatan iklan di blog bagi temen-temen yang sudah punya akun AdSense pasti bukan hal yang aneh. Sayangnya saya pribadi belum pernah mensetting AdSense… huhuhu… padahal banyak teman yang menyarankan. Hiks…

Dalam hal periklanan di blog, cara paling umum dilakukan oleh blogger untuk menghasilkan pendapatan adalah:

  1. Advertising banners, yaitu pengiklan membayar blogger atas banner yang ditampilkan.
  2. Affiliate sales, yaitu sebagian dari hasil penjualan produk yang direkomendasikan dibayarkan ke blogger.
  3. CPM advertising, yaitu pengiklan membayar blogger setiap kali iklan dilihat oleh pengunjung blog.
  4. Pay per click, yaitu pengiklan membayar blogger setiap kali pengunjung mengklik iklan yang dipasang.

“The top earning blogs in the world are generating million of dollars every month. However, blogging is not just about million dollar blogs…actually the majority of blogs on the internet don’t make more than $2.000 per year.” – bloggingbasics101.com

2. Masalah utama terkait monetisasi iklan

Namanya juga usaha ya, seringkali ada hambatan-hambatan dan rintangan yang dialami sehingga pemasangan iklan tidak memberikan hasil sebagaimana yang diinginkan. Nah, menurut Ilona Juwita dari ProPS, masalah utama yang timbul terkait dengan monetisasi iklan antara lain adalah:

1. Website performance
Biasanya masalah muncul karena:
a. small volume of traffic (trafik blog yang kecil)
b. page latency (jeda waktu dalam membuka suatu halaman)
c. quality vs non quality traffic (trafik yang masuk tidak berkualitas)

2. UI/UX layout desain website
Biasanya masalah masalah muncul:
a. ad format & size optimal
b. viewability rendah (kurang responsif)
c. mobile first view.

3. Optimalisasi platform
a. Memaksimalkan AdSense
b. Memanfaatkan AdExchange (Ad Manager)

Suatu halaman web performancenya bisa tidak bagus karena page latency. Apa sih page latency? Sederhananya, page latency adalah jeda waktu ketika membuka halaman web. Page latency terjadi karena terlalu banyak plug in yang aktif. Lalu gimana cara mengatasinya?

Menurut Ilona Juwita dari ProPS, cara menghindari page latency antara lain adalah dengan cara sebagai berikut:

  1. Cari plugin yang banyak menghabiskan storage. Pertahankan plugin yang memang benar diperlukan walaupun storagenya besar.
  2. Cari alternatif plugin yang lebih ringan. Jika ada alternatif lain untuk plugin yang diperlukan, bisa dipertimbangkan memasang plugin yang lebih ringan.
  3. Nonaktifkan setting WordPress yang tidak digunakan.
  4. Hindari penggunaan 2 plugin dengan fungsi yang sama. Jika 1 plugin bisa mengakomodir beberapa kebutuhan, maka prioritaskan pemanfaatan plugin tersebut.
  5. Matikan fitur plugin yang tidak digunakan. Setiap plugin menawarkan banyak fitur, pastikan untuk menonaktifkan fitur yang tidak digunakan.

Selain page latency, masalah lain yang membuat web performance tidak bagus adalah viewability rendah. Jaman sekarang orang-orang mengakses web kebanyakan melalui handphone (mobile site), bukan desktop, maka pikirkan untuk membuat web yang memiliki layout responsif (website layout responsive).

Penting bannget yaaa untuk selalu berpikir Mobile First ketika membuat web.

Caranya:

  • Pilih template yang “Mobile Look”.
  • Tidak menaruh ads di widget kanan, terlebih jika di bawah artikel ada berbagai macam widget ataupun feed lain.
  • Manfaatkan Ad Manager untuk mengatur iklan yang ditampilkan di versi mobile.

Widget Kanan pada versi desktop, pada versi mobile site akan terdorong jauh di bagian bawah.

Web yang mobile first, berimplikasi pada Active View. Karena dengan mobile traffic yang dominan, serta volume request yang lebih besar, akan berpengaruh besar pada keseluruhan active view.

Sampai disini udah makin paham saya kenapa suatu web atau blog ada yang cepat sekali membuka halaman namun ada juga yang butuh jeda waktu yang lumayan.

3. Optimalisasi platform monetisasi

Ada dua platform monetisasi iklan Google yang kita kenal, yaitu:

1. Google AdSense
– “Pay Per Click” (CPC) dimana advertiser membayar atas setiap klik yang terjadi pada iklannya.
– Contextual ad network.

2. Google Ad Manager
– “Pay per Impression” (CPM) dimana advertiser membayar atas setiap iklannya yang terlihat.
– Demand driven marketplace.

Google Ad Manager ini sekarang dikenal dengan nama Google AdExchange (Google AdX).

Cara optimalisasi:

  1. Pastikan source of traffic hanya dan hanya dari sumber yang berkualitas.
  2. Pastikan penempatan iklan berada di area dengan keterlihatan yang tinggi dan potensi click yang tinggi.
  3. Pastikan setiap slot dapat menampilkan berbagai pilihan size.
  4. Google menawarkan berbagai tipe iklan, coba dan pelajari untuk tahu keseluruhan potensi revenue.

4. Peluang besar ke depan

Melalui internet, pengunjung website bisa datang dari mana saja, termasuk mereka yang menggunakan bahasa berbeda, seberapa besar konten yang kita hasilkan bisa menarik perhatian mereka lebih dalam?

Target ke depan adalah:
– Meningkatkan international traffic.

Monetisasi via global platform yang mampu mendatangkan demand untuk targeting global audience.

Meningkatkan RPM:
– Traffic rendah namun pembelian mahal.

Cara membuat konten yang menarik untuk global audience:

  1. Tentukan Target Audience: Penduduk negara berbahasa Inggris? Penduduk negara dengan bahasa lain?
  2. Produksi konten yang “evergreen”.
  3. Konten boleh saja bertopik lokal, namun dibawakan secara relevan untuk global audience.
  4. Pastikan tidak menggunakan konteks yang menyangkut budaya tertentu, sehingga akan susah dipahami secara umum.
  5. Hati-hati dalam penggunaan kata-kata referensi (jarak, berat, pecahan uang, hari libur), karena setiap negara memiliki istilah berbeda.
  6. Ketika menggunakan image, pastikan yang dipahami secara universal.
  7. SEO. Manfaatkan keywords yang populer di negara tersebut untuk kemudian ditempatkan di konten yang relevan.
  8. Gunakan jasa translator dan berikan akreditasi.

Demikian oleh-oleh KEBelajar bersama ProPS tentang langkah jitu memaksimalkan pendapatan iklan. Maaf kalo masih ada kekurangan disana-sini karena saya juga masih sambil mempelajarinya.

Buat Anda yang pengin menjajal Google AdX, bisa menghubungi Tim ProPS:

PT. Promedia Punggawa Satu
Email: info@props.id | Telp: (021) 50560143
Website: http://props.id/
Facebook: www.facebook.com/ProPSid
Twitter: www.facebook.com/ProPS_id
LinkedIn: www.linked.in/company/props-indonesia